In Life

In Life

Chapter 01 - Prinsip Hidup

Jika bertanya padaku, hal yang paling tak kumengerti didunia ini, maka aku akan menjawab.

..."Hubungan Sosial Antar Mahluk Hidup yang Bernama Manusia"...

Sebuah hubungan yang hanya berupa kepalsuan, dengan kata lain, sebuah hubungan buatan, semu, tiruan, yang hanya berisikan banyak unsur kebohongan didalmnya. Meskipun begitu, kebanyakan orang tetap saja melakukan hal tersebut. Kenapa semua orang begitu bodoh?

Jadi, pengertian paling sederhana yang dapat kukatakan tentang hubungan sosial adalah, sebuah hubungan yang berisi dua atau lebih manusia didalamnya, dimana setiap manusia dalam hubungan itu pasti memiliki sebuah filter untuk menyembunyikan sifat asli mereka dan cendrung berusaha terlihat baik dengan menunjukkan muka menggunakan topeng penuh dusta.

Mereka semua melakukan hal itu bukanlah tanpa alasan, semuanya diakibatkan oleh norma-norma sosial yang mengharuskan seseorang berbohong didepan orang lain. Karena, jika mereka tidak menuruti hal itu, akan ada sebuah konsekwensi yang menimpa sang pelaku, yaitu dibuang dari lingkungan sekitarnya, dibenci, dan dijauhi akibat dari perbuatan yang berusaha jujur dan menjadi dirinya sendiri.

Disaat kau benci terhadap sesuatu kau mengatakan benci, dan disaat kau suka terhadap sesuatu kau mengatakan suka, tapi apa yang didapatkan dari seseorang yang berani mengatakan hal itu?

Orang tersebut akan dianggap seorang yang kasar karena mengatakan kenyataan dan pendapatnya yang sebenarnya tentang suatu hal.

Kebanyakan orang tidak bisa menerima bahwa kebenaran itu memang terkadang sangat menyakitkan, tapi orang yang dapat menerima rasa sakit itu akan merasakan sesuatu yang dinamakan ketulusan. Itulah menurutku.

Dan aku, Tsukihara Watari adalah satu dari sedikitnya manusia yang telah menerima hal tersebut. Potret dari seorang yang sudah lelah bersandiwara dan menunjukkan kepura-puraan didepan orang lain.

Itu semua berkat pengalaman dimasa lalu yang mengajariku apa yang disebut dengan sebuah kenyataan.

Ketika seseorang bersikap baik ke manusia lain, bukan berarti orang tersebut suka ke mereka. Orang itu hanya bersikap baik atas dasar kemanusiaan, dan hanya ingin dipuji oleh orang lain saja. Aku benar-benar merasa muak pada setiap orang yang melakukan hal tersebut.

Selain itu, ada juga orang yang suka bermain teman-temanan. Mereka berbicara, berkumpul bersama dan bersenang-senang dalam kelompok yang mereka buat.

Tapi, itu hanyalah sampul dari sebuah buku yang berisi kemunafikan seseorang. Dibelakang temannya, mereka akan saling membicarakan kejelekan satu sama lain.

Kesimpulan yang dapat kutarik, orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial adalah seorang penjahat, dan seorang penyendiri yang dibuang oleh lingkungan sekitarnya adalah orang-orang yang sudah tau apa yang disebut dengan "Kenyataan".

Oleh

Tsukihara Watari, kelas 2F.

Dengan alis mata dan dahi yang mengkerut Ibu Hiratsuko,

seorang guru bahasa Jepang sekaligus selaku wali kelasku membacakan dengan lantang dan keras tulisan dari selembar kertas yang kuberikan padanya.

Saat mendengarnya membacakan tulisanku dikertas, entah kenapa aku merasa bahwa tulisan itu lebih mirip seperti kumpulan kalimat pembuka pada prolog sebuah novel dari pada sebuah tugas esai.

Selesai membaca, Ibu Hiratsuko menempelkan tangannnya kedahinya, lalu menghela napas panjang.

"Katakan, Tsukihara. Kau ingat tugas apa yang kuberikan padamu… kan?"

"Tentu saja… tulis esai tentang cerminan kehidupan bersosialisasi anak SMA sekarang ini." ucapku dengan penuh percaya diri.

"Lalu kenapa kau menulis hal yang menghina seperti ini? apa ini? kenapa bisa jadi seperti ini?" tanya bu Hiratsuko sambil membalik, memperlihatkan kembali isi kertas esai itu padaku.

Namun saat itu, pikiranku sedang teralihkan oleh sebuah konsol game keluaran terbaru berwana silver yang berada diatas meja bu Hiratsuko.

Dia seorang guru, tapi malah membawa konsol game kesekolah? Ahh... aku tidak boleh berpikir begitu, mungkin itu konsol game yang ia sita dari seorang murid.

Aku melamungkan hal itu dalam kepalaku, hingga sebuah gulungan kertas menghantam kepalaku.

"Perhatikan kalau ibu sedang bicara!"

"I-iya."

"Tsukihara, bisa kau jelaskan esai murahan apa ini?"

Sebuah tatapan tajam mengarah kepadaku. Sebuah tatapan geram yang mampu memberikan kesan mematikan, hingga tanpa sadar membuatku berbicara dengan sendirinya.

"Eng... bagaimana mengatakannya, bukankah esai itu sudah benar, itulah yang sebenarnya terjadi dimasa sekarang ini," jawabku dengan susah payah sambil melihat kearah lain.

Aku bisa saja gugup hanya karena berbicara dengan orang lain, tapi aku akan lebih gugup jika lawan bicaraku adalah seorang perempuan yang lebih tua dariku.

"Jadi kau mau bilang bahwa saat ini pertemanan adalah sesuatu yang jahat?"

"Bukan ingin bilang, tapi secara logis memang itulah yang terjadi saat ini."

"Bocah, jangan bersikap sok pintar."

"Bocah...? Ya, kalau dibandingkan dengan usia ibu yang sekarang, mungkin memang aku masih bo...."

"Whuusss"

Suara dari sebuah pukulan bu Hiratsuko yang untungnya, menerjang samping kepalaku.

"Apa kau pernah diajari agar tidak berbicara tentang usia pada seorang gadis?" ucap bu Hiratsuko dengan aura kelam yang menyelimuti sekitar tubuhnya.

Aura itu membuat tubuhku merinding sesaat, lalu kuputuskan untuk membuang nafas dalam.

"Maaf... akan kuulangi esainya...."

Namun, bukannya mendengar, bu Hiratsuko malah terlihat sedang berfikir, dan setiap kali dia menampakan ekspresi wajah itu, ia pasti sedang merencanakan sesuatu yang akan merepotkanku.

"Ikut aku Tsukihara." ucap bu Hiratsuko lalu berjalan keluar dari ruang guru.

Itu dia! permintaan sepihak bu Hiratsuko yang tidak dapat ditolak oleh siapapun, ia tidak memberitahu sedikitpun tentang dimana dan apa yang akan kulakukan ditempat yang sedang ia tuju. Dan langsung berjalan keluar dari ruangan, seolah menegaskan bahwa ia tidak ingin menerima penolakan.

Karena tidak punya pilihan lain, akupun berjalan mengikutinya dari belakang.

Bu Hirasuko menyusuri lorong-lorong sekolah kemudian menaiki tangga, lalu berjalan kembali menyusuri lorong ruangan, sampai tibalah kami didepan sebuah pintu ruang kelas yang terlihat aneh.

Dari luar terlihat, tidak ada tulisan apapun diplat pintu ruang tersebut yang biasanya menjadi penanda suatu kelas.

"Sreett"

Saat aku masih sibuk menatap plat pintu yang kosong, bu Hiratsuko menggeser pintu itu hingga terbuka, kemudian langsung saja berjalan masuk kedalam ruangan, melihat hal itu, akupun masuk, mengikutinya dari belakang.

Yang terlihat setelah itu adalah, sebuah ruang kelas yang sudah tak terpakai, dengan papan tulis hitam kosong tergantung dipaling depan dinding kelas, kemudian meja dan kursi yang bertumpuk dibagian paling belakang kelas tersebut.

Ditengah-tengah ruang kelas itu, telihat seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah ini, yaitu kaos putih yang dipadukan jas hitam yang menutupinya, rok merah putih bergaris, ditambah stoking kaki hitam panjang menutupi kakinya.

Ia sedang duduk disebuah kursi, sibuk membaca sebuah buku kecil yang dipegang dengan salah satu tangannya, dedaunan pink pohon sakura yang di ikuti tiupan angin masuk melalui jendela, membuat rambut hitam panjangnya bergerak terurai dengan lembut, mata biru kehitamannya perlahan terlihat saat ia berbalik melihat kearah bu Hiratsuko dan aku.

Terpopuler

Comments

Nurul Chikalara Ely

Nurul Chikalara Ely

Like hadir

2021-03-09

0

Nana

Nana

Mampir ka

2021-03-04

0

nina niawati

nina niawati

keren kk

2021-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!