Keesokan harinya diruang kelas 2F aku tengah duduk dikursiku sambil memperhatikan gerak-gerik ke tiga tersangka…
Namun, fokusku teralihkan saat sebuah suara yang aku cukup kenal, terdengar tak jauh dari tempaku.
"Untuk sekarang, Tsukki tidak perlu melakukan apapun ya?" ucap Yui yang terlihat sedang berdiri didepanku.
"Kalau begitu,aku sangat terbantu… tapi, apa yang akan kau lakukan?"
Yui duduk di kursi yang berada didepan mejaku.
"Aku akan tanya pada teman perempuanku, soalnya mereka paling tau kalau masalah hubungan murid-murid dikelas ini, saat kami bicara soal musuh kami. mereka akan mulai semangat dan membicarakan segalanya!" ucap Yui dengan senyum penuh bangga.
"Wuuah… girls talk seram…" ucapku dengan suara serak sambil memalingkan wajahku.
"Pokoknya serahkan saja padaku! jadi tenang saja!" ucap Yui terlihat sedikit kesal dengan kedua tangan yang terlipat.
"Ya… kalau aku yang pergi menanyai orang-orang, mereka hanya akan berbailik bertanya… siapa kau? dan kata-kata lainnya semacam itu… jadi kuserahkan saja padamu."
"Ha, ya…" Yui terlihat senang kembali.
…
"Maaf menunggu," ucap riang Yui sambil berlari mendekat ketempat Hideko dan 1 teman perempuan lainnya.
"Hm?"
"Wah… ini… Ryuenchi, Eiji, dan Suna belakangan ini bersikap aneh kan…?
Oi… langsung masuk keintinya, setidaknya kenapa kau tak basa-basi dulu…
"Yui, aku tidak mengira kau orang yang seperti itu," ucap perempuan berkacamata dekat Hideko.
"Ha?"
"Yui… perbuatan itu tidak terlalu bagus tau, kau tidak boleh bicara begitu tentang temanmu," ucap Hideko dengan tangan didagu dan wajah yang memperhatikan Yui dari dekat.
"Ah tidak, bu-bukan. Maksudku bukan begitu…!"
Yui terlihat panik dan mulai menyilang-nyilankan tangannya.
lalu mulai menaruh tangannya dibelakang dan mengatakan.
"…Itu, aku hanya penasaran, hanya itu saja."
"Eh… apa? kau suka salah satu dari mereka?
Hideko terus menggoda Yui dengan mendekatkan wajahnya sambil terus menyengol-nyenggol bahu Yui.
"Sama sekali tidak…!" bantah keras Yui.
"…Mungkin kalau orang yang kusuka itu ada, tapi dia… Ha!?"
Yui terkejut dan berhenti berbicara, dia menatap kearah Hideko dan gadis bermata empat yang terlihat sedang tersenyum.
"Ada orang yang kau suka? ayo beritahu kami… ayo… ayo…"
Hideko terus saja menyenggol-nyenggol bahu Yui sambil mengatakan itu.
"Sudah kubilang jangan ganti topiknya! aku hanya penasaran dengan hubungan mereka bertiga!" ucap kesal Yui.
"Yui… justru kau yang tidak boleh merubah topiknya, ayo katakan siapa orang yang kau suka… ayo… ayo…"
Gadis bermata empat terus saja berjalan kearah Yui, membuat Yui mundur hingga berhenti dimeja di belakangnya.
"Eh… Akiko, aku juga akan membantumu, ayo buat Yui bicara," ucap Hideko.
Dan begitulah, dengan wajah yang menunduk, Yui berakhir diruang klub…
"Maaf, aku tidak dapat apa-apa…" ucap lemas Yui.
"Ya… dari awal caramu sudah salah, selanjutnya biar aku yang lakukan," ucapku.
"Kau?" ucap Hiyuki dengan wajah tak yakin.
"Tsukki, kau mau bertanya pada orang lain?" tanya Yui dengan wajah tak beda jauh dengan Hiyuki.
"Tentu saja tidak, bukan bertanya, tapi melihat," ucapku bangga.
Hiyuki dan Yui hanya terlihat kebingungan saat aku mengatakan itu.
…
Diruang kelas 2F, untuk yang kedua kalinya…
Suara setiap murid dikelas berdengung cukup keras ditelingaku, mereka seperti biasa, berada dalam kelompok-kelompok kecil mereka dan membicarakan sesuatu tentang masa muda dan sebagainya.
"Baiklah, salah satu dari 116 kemampunku, Pengamatan Manusia, akan kupakai untuk hari ini.
Dalam percakapan manusia, bahasa hanyalah 30%… 70% sisanya dibuat dengan pergerakan mata dan gerak tubuh, jadi… meski aku penyendiri yang jarang ikut percakapan, dapat melakukan 70% yang bisa dianggap komunikasi…
…Ha?"
Sebuah tangan melambail didepan tanganku, membuat pandangaku teralihkan ke pemilik tangan tersebut.
"Pagi," kinata melompat kedepan mejaku dan mengatakan itu dengan senyum diwajahnya
"Tolong buatkan sarapan untukku selamanya…"
"He? apa maksudnya?"
"…Ah maaf, aku hanya sedang setengah tidur… ada perlu apa?"
"Kau sudah memutuskan kelompok untuk karya wisata?"
"Kalau kau?"
Sambir memegang bibir bawahnya Kinata mengatakan, "A-aku? aku sudah memutuskannya…"
Ya tentu saja, Kinata ada diklub tenis, dia pasti punya kenalan di kelas ini karena klubnya. Sedangkan untuk klubku…"
"Kalau dipikir-pikir… sebenarnya tidak perlu kupikirkan… aku ini tidak punya teman pria…" ucapku.
"A-anu… Tsukihara-kun, tapi aku ini pria…" ucap Kinata sambil menunjuk wajahnya.
Aku memperhatikan Kinata untuk sesaat dan berpikir…
"Aku heran apa kami berdua bisa dianggap teman.
Teman itu contohnya…
"Takahashi-kun, kau mau kemana untuk kegiata karya wisata?" tanya Eiji.
"kalau aku… aku ingin ke salah satu media atau perusahaan multinasional." jawab Takahashi.
"Keren! Takahashi masa depanmu sudah terlihat jelas! tapi kita juga sedang puber, jadi kau juga harus sedikit bersenag-senang…" ucap Ryuen.
"Mulai saat ini kita harus serius kan?" balas Suna menepuk pundan Ryuen.
"Wih… tapi, jangan lupakan masa-masa kecil juga kan?"
…
Kurang lebih, teman memiliki percakapan seperti itu, menikmati masa muda mereka, mungkin itulah yang disebut persahabatan.
Tidak mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu.
…
Tiba-tiba, Takahashi datang menghapiriku dan Kinata.
"Apa!?" ucapku sedikit terganggu.
"Bukan apa-apa, aku hanya penasaran apa kau sudah tau sesuatu," jawab Takahashi.
"Tidak, sama sekali tidak…"
Ucapku lalu melirik kearah tempat ke tiga teman Takahashi yang telah menjadi tersangka, dan…
"…Ah?"
"Ada apa?" tanya Takahashi.
Aku tersenyum dan mengatakan.
"Misteri sudah kupecahkan."
…
Di ruang klub relawan…
"Sreet"
"Jadi, apa kau sudah tau sesuatu?" tanya Hiyuki dengan tangan terlipat.
"Aku tidak tau pelakunya, tapi… aku tau satu hal, kurasa penyebabnya ada dikelompok Takahashi," jawabku.
"Ha? kau baru tau itu sekarang?" tanya Yui sedikit kesal.
"Apa maksudnya?" tambah Takahashi.
"Aku salah mengatakannya, maaf… maksudku mereka melakukan pesan berantai itu demi Takahashi.
"Kurasa bukan untuk hal itu," bantah Takahashi.
"Takahashi? apa kau pernah melihat tingkah mereka bertiga saat kau tidak ada?" tanyaku.
"Tidak, belum."
"Saat hanya bertiga, mereka sama sekali tak bersahabat. Singkatnya, Takahashi adalah teman mereka, sedangkan yang lainnya hanya teman dari temannya.
Ketiga orang yang berada dihadapanku terkejut mendengar itu.
"Ah, kalau itu aku sangat mengerti, terasa sangat canggung kalau orang yang selalu ramai sedang tidak ada kan? kau pasti kebingungan dan pura-pura bermain ponsel," jelas Yui.
"Mari kita anggap kau benar, tapi itu hanya memperkuat bukti bahwa pelakunya ada diantara mereka…
…kurasa masalah tidak akan selesai jika pelakunya tidak ditemukan," ucap Hiyuki dengan tangan yang masih terlipat.
Sambil berbicara, aku berjalan menuju jendala.
"Takahashi, kau bisa selesaikan ini jika kau mau. Kau tidak perlu mencari pelakunya, dan masalah ini tidak akan bertambah buruk… kau bahkan juga bisa membuat mereka saling dekat.
Aku menengadahkan kepalaku, tersenyum berbalik kearah Takahashi, Yui, dan Hiyuki.
"Apa kau mau tau caranya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yeni Eka
Like
2021-02-04
0
Eva Santi Lubis
Hadir Lagi di cerita kamu thor mari saling mendukung Terimakasih
aku udah kasih boomlike juga ya
2021-02-02
0
oniya
semangat thor
2021-01-27
0