Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku

Keesokan harinya diruang kelas 2F aku tengah duduk dikursiku sambil memperhatikan gerak-gerik ke tiga tersangka…

Namun, fokusku teralihkan saat sebuah suara yang aku cukup kenal, terdengar tak jauh dari tempaku.

"Untuk sekarang, Tsukki tidak perlu melakukan apapun ya?" ucap Yui yang terlihat sedang berdiri didepanku.

"Kalau begitu,aku sangat terbantu… tapi, apa yang akan kau lakukan?"

Yui duduk di kursi yang berada didepan mejaku.

"Aku akan tanya pada teman perempuanku, soalnya mereka paling tau kalau masalah hubungan murid-murid dikelas ini, saat kami bicara soal musuh kami. mereka akan mulai semangat dan membicarakan segalanya!" ucap Yui dengan senyum penuh bangga.

"Wuuah… girls talk seram…" ucapku dengan suara serak sambil memalingkan wajahku.

"Pokoknya serahkan saja padaku! jadi tenang saja!" ucap Yui terlihat sedikit kesal dengan kedua tangan yang terlipat.

"Ya… kalau aku yang pergi menanyai orang-orang, mereka hanya akan berbailik bertanya… siapa kau? dan kata-kata lainnya semacam itu… jadi kuserahkan saja padamu."

"Ha, ya…" Yui terlihat senang kembali.

"Maaf menunggu," ucap riang Yui sambil berlari mendekat ketempat Hideko dan 1 teman perempuan lainnya.

"Hm?"

"Wah… ini… Ryuenchi, Eiji, dan Suna belakangan ini bersikap aneh kan…?

Oi… langsung masuk keintinya, setidaknya kenapa kau tak basa-basi dulu…

"Yui, aku tidak mengira kau orang yang seperti itu," ucap perempuan berkacamata dekat Hideko.

"Ha?"

"Yui… perbuatan itu tidak terlalu bagus tau, kau tidak boleh bicara begitu tentang temanmu," ucap Hideko dengan tangan didagu dan wajah yang memperhatikan Yui dari dekat.

"Ah tidak, bu-bukan. Maksudku bukan begitu…!"

Yui terlihat panik dan mulai menyilang-nyilankan tangannya.

lalu mulai menaruh tangannya dibelakang dan mengatakan.

"…Itu, aku hanya penasaran, hanya itu saja."

"Eh… apa? kau suka salah satu dari mereka?

Hideko terus menggoda Yui dengan mendekatkan wajahnya sambil terus menyengol-nyenggol bahu Yui.

"Sama sekali tidak…!" bantah keras Yui.

"…Mungkin kalau orang yang kusuka itu ada, tapi dia… Ha!?"

Yui terkejut dan berhenti berbicara, dia menatap kearah Hideko dan gadis bermata empat yang terlihat sedang tersenyum.

"Ada orang yang kau suka? ayo beritahu kami… ayo… ayo…"

Hideko terus saja menyenggol-nyenggol bahu Yui sambil mengatakan itu.

"Sudah kubilang jangan ganti topiknya! aku hanya penasaran dengan hubungan mereka bertiga!" ucap kesal Yui.

"Yui… justru kau yang tidak boleh merubah topiknya, ayo katakan siapa orang yang kau suka… ayo… ayo…"

Gadis bermata empat terus saja berjalan kearah Yui, membuat Yui mundur hingga berhenti dimeja di belakangnya.

"Eh… Akiko, aku juga akan membantumu, ayo buat Yui bicara," ucap Hideko.

Dan begitulah, dengan wajah yang menunduk, Yui berakhir diruang klub…

"Maaf, aku tidak dapat apa-apa…" ucap lemas Yui.

"Ya… dari awal caramu sudah salah, selanjutnya biar aku yang lakukan," ucapku.

"Kau?" ucap Hiyuki dengan wajah tak yakin.

"Tsukki, kau mau bertanya pada orang lain?" tanya Yui dengan wajah tak beda jauh dengan Hiyuki.

"Tentu saja tidak, bukan bertanya, tapi melihat," ucapku bangga.

Hiyuki dan Yui hanya terlihat kebingungan saat aku mengatakan itu.

Diruang kelas 2F, untuk yang kedua kalinya…

Suara setiap murid dikelas berdengung cukup keras ditelingaku, mereka seperti biasa, berada dalam kelompok-kelompok kecil mereka dan membicarakan sesuatu tentang masa muda dan sebagainya.

"Baiklah, salah satu dari 116 kemampunku, Pengamatan Manusia, akan kupakai untuk hari ini.

Dalam percakapan manusia, bahasa hanyalah 30%… 70% sisanya dibuat dengan pergerakan mata dan gerak tubuh, jadi… meski aku penyendiri yang jarang ikut percakapan, dapat melakukan 70% yang bisa dianggap komunikasi…

…Ha?"

Sebuah tangan melambail didepan tanganku, membuat pandangaku teralihkan ke pemilik tangan tersebut.

"Pagi," kinata melompat kedepan mejaku dan mengatakan itu dengan senyum diwajahnya

"Tolong buatkan sarapan untukku selamanya…"

"He? apa maksudnya?"

"…Ah maaf, aku hanya sedang setengah tidur… ada perlu apa?"

"Kau sudah memutuskan kelompok untuk karya wisata?"

"Kalau kau?"

Sambir memegang bibir bawahnya Kinata mengatakan, "A-aku? aku sudah memutuskannya…"

Ya tentu saja, Kinata ada diklub tenis, dia pasti punya kenalan di kelas ini karena klubnya. Sedangkan untuk klubku…"

"Kalau dipikir-pikir… sebenarnya tidak perlu kupikirkan… aku ini tidak punya teman pria…" ucapku.

"A-anu… Tsukihara-kun, tapi aku ini pria…" ucap Kinata sambil menunjuk wajahnya.

Aku memperhatikan Kinata untuk sesaat dan berpikir…

"Aku heran apa kami berdua bisa dianggap teman.

Teman itu contohnya…

"Takahashi-kun, kau mau kemana untuk kegiata karya wisata?" tanya Eiji.

"kalau aku… aku ingin ke salah satu media atau perusahaan multinasional." jawab Takahashi.

"Keren! Takahashi masa depanmu sudah terlihat jelas! tapi kita juga sedang puber, jadi kau juga harus sedikit bersenag-senang…" ucap Ryuen.

"Mulai saat ini kita harus serius kan?" balas Suna menepuk pundan Ryuen.

"Wih… tapi, jangan lupakan masa-masa kecil juga kan?"

Kurang lebih, teman memiliki percakapan seperti itu, menikmati masa muda mereka, mungkin itulah yang disebut persahabatan.

Tidak mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu.

Tiba-tiba, Takahashi datang menghapiriku dan Kinata.

"Apa!?" ucapku sedikit terganggu.

"Bukan apa-apa, aku hanya penasaran apa kau sudah tau sesuatu," jawab Takahashi.

"Tidak, sama sekali tidak…"

Ucapku lalu melirik kearah tempat ke tiga teman Takahashi yang telah menjadi tersangka, dan…

"…Ah?"

"Ada apa?" tanya Takahashi.

Aku tersenyum dan mengatakan.

"Misteri sudah kupecahkan."

Di ruang klub relawan…

"Sreet"

"Jadi, apa kau sudah tau sesuatu?" tanya Hiyuki dengan tangan terlipat.

"Aku tidak tau pelakunya, tapi… aku tau satu hal, kurasa penyebabnya ada dikelompok Takahashi," jawabku.

"Ha? kau baru tau itu sekarang?" tanya Yui sedikit kesal.

"Apa maksudnya?" tambah Takahashi.

"Aku salah mengatakannya, maaf… maksudku mereka melakukan pesan berantai itu demi Takahashi.

"Kurasa bukan untuk hal itu," bantah Takahashi.

"Takahashi? apa kau pernah melihat tingkah mereka bertiga saat kau tidak ada?" tanyaku.

"Tidak, belum."

"Saat hanya bertiga, mereka sama sekali tak bersahabat. Singkatnya, Takahashi adalah teman mereka, sedangkan yang lainnya hanya teman dari temannya.

Ketiga orang yang berada dihadapanku terkejut mendengar itu.

"Ah, kalau itu aku sangat mengerti, terasa sangat canggung kalau orang yang selalu ramai sedang tidak ada kan? kau pasti kebingungan dan pura-pura bermain ponsel," jelas Yui.

"Mari kita anggap kau benar, tapi itu hanya memperkuat bukti bahwa pelakunya ada diantara mereka…

…kurasa masalah tidak akan selesai jika pelakunya tidak ditemukan," ucap Hiyuki dengan tangan yang masih terlipat.

Sambil berbicara, aku berjalan menuju jendala.

"Takahashi, kau bisa selesaikan ini jika kau mau. Kau tidak perlu mencari pelakunya, dan masalah ini tidak akan bertambah buruk… kau bahkan juga bisa membuat mereka saling dekat.

Aku menengadahkan kepalaku, tersenyum berbalik kearah Takahashi, Yui, dan Hiyuki.

"Apa kau mau tau caranya?"

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Like

2021-02-04

0

Eva Santi Lubis

Eva Santi Lubis

Hadir Lagi di cerita kamu thor mari saling mendukung Terimakasih

aku udah kasih boomlike juga ya

2021-02-02

0

oniya

oniya

semangat thor

2021-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!