Chapter 10 - Kinata Otsuka

"Haam."

Saat ini, aku tengah makan siang ditempat makan faforitku, dengan posisi duduk santai dibelakang sekolah aku memakan roti lapis besar yang dibuat oleh adik kesayanganku, tempat ini adalah tempat kendaraan murid-murid diparkir, biasanya dijam seperti ini tidak akan ada siswa yang datang, meskipun ada, paling satu atau dua orang.

Karena sekolah ini dekat dengan pantai, dipagi hari angin laut akan berhembus, dan saat jam istirahat, arah angin berubah, menikmati hembusan angin saat makan siang, itu adalah suasana yang paling kusuka saat makan ditempat ini.

"Eh!? ternyata ada Tsukki…" ucap suara yang kukenal.

Dengan cepat aku berbalik dan melihat Hiroime Yui, sedang berdiri dibelakangku.

"…Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yui.

"Aku selalu makan siang disini."

"He… kenapa tidak makan dikelas saja?"

Tebak saja sendiri!

"Lagipula kenapa kau disini?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Dengan nada suara yang terdengar senang Yui mengatakan.

"Itu… sebenarnya aku kalah taruhan dengan Hiyukin, jadi yang kalah dihukum," ucapnya sambil berjalan lalu duduk disampimgku.

"Jangan bilang hukumannya bicara denganku!"

"Bu-bukan, bukan…!," ucap Yui sambil mengakat kedua tangannya.

"…Yang kalah harus beli jus, itu saja!"

Begitu Syukurlah… aku baru saja mau bunuh diri.

"Awalnya Hiyukin bilang… "Aku bisa beli sendiri, aku tidak bisa mengerti apanya yang seru dengan menghukum orang yang kalah." (Menirukan nada bicara Hiyuki yang dingin).

"Ya dia orangnya memang begitu."

"Tapi, saat aku mengejeknya dia langsung setuju."

"Memang begitulah dia."

"Aku sering bermain permainan ini dengan temanku tapi, ini pertama kalinya aku bersenang-senang."

"Teman? Ha! kelompok popularitas itu."

"Hei Tsukki! apa kau tidak menyukai mereka?"

"Pada awalnya aku memang tidak suka yang namanya berkelompok, jadi apa yang membuatmu berfikir aku bisa menyukai kelompok popularitas itu…?"

"…Tapi! aku suka konflik yang terjadi dalam kelompok, karena aku tak pandai bicara dengan orang lain dalam satu kelompok, jadi aku tidak perlu masuk dalam konflik itu," ucapku bersemangat.

"Tapi, kenapa kau bisa sangat biasa berbicara dengan Hiyukin, kadang aku tak bisa mengikuti pembicaraan kalian."

"Hiyuki itu pengecualian! dia tidak terelakan."

"Apa maksudnya?"

"Artinya dia tidak dapat dihindari, maaf ya… aku memakai kata-kata sulit yang tidak bisa diterima otakmu."

"Ah! tidak seperti itu! bukan berarti aku tidak mengerti kata itu! aku tidak bodoh!"

Yui mengatakan itu sambil memukul-mukul pundakku. Dan saat ia berhenti.

"Aku ini juga lulus ujian masuk SMA Chiba, tau!"

Setelah ia mengatakan itu, ia memukul dengan keras batang leherku, gadis ini benar-benar!

Tunggu dulu, asal kalian tau, SMA Chiba adalah SMA yang standar nilai untuk masuknya dapat dikatakan tinggi, jadi pelajar yang berada disini sudah pasti pintar-pintar, kecuali gadis yang berada disampingku ini.

Pukulan itu sampai membuatku batuk berulang kali.

"Tsukki, bicara soal ujian masuk… apa kau ingat saat upacara pembukaan?"

"Tidak, saat itu aku kecelakaan."

"Ke-kecelakaan, apa itu…"

"Eh!"

Seorang tiba-tiba datang menghentikan kata-kata Yui. ia terlihat memakai seragam olahraga hijau sekolah ini sambil terus mengelap keringat dengan handuk ditangan kanannya dan raket tenis lapangan ditangan yang satunya.

"Ah, Nata-chan, Yos" ucap Yui berdiri sambil melambai kepada orang yang dipanggilnya Nata-chan.

"Yos… Sedang apa kalian disini," tanya orang yang dipanggil Nata-chan.

"Bu-bukan apa-apa…!" ucap gagap Yui dengan wajah yang tersenyum terpaksa.

"…Nata-chan sudah selesai latihan?"

"Ya."

"Kau berlatih di klub saat istirahat, dan kau juga main tenis saat olahraga kan? pasti berat ya."

"Ti…dak, aku bermain tenis karena aku menyukainya. Oh ya, Tsukihara-kun… kau jago bermain tenis kan?"

Aku terkejut! Kenapa anak ini bisa tau namaku…

"Apa iya!?" tanya Yui.

"Ya, cara bermain Tsukihara-kun sangat hebat!"

Ucapannya membuatku memegang tengkuk kepalaku

"Jangan mengatakan itu, aku jadi malu… ha…ha…ha…ha," ucapku tertawa datar.

"Yui, siapa dia?" lanjutku bertanya pada Yui.

"Apa!? Tsukki! dia kau dan aku itu satu kelas! kenapa kau tidak tau!" jawab kesal Yui.

"Ahahaha…aku teman sekelasmu, Kinata Otsuka," ucapnya sambil memiringkan kepalanya hingga membuat pipinya tersandar disalah satu tangannnya.

"Aku… tidak biasa bicara dengan cewek," ucapku.

Sebenarnya aku juga tak bisa berbicara dengan pria.

"Tapi, aku ini pria," ucap malu-malu Kinata.

Ha! tunggu dulu, jika kau mengatakannya dengan malu-malu begitu, kau akan terlihat seperti seorang gadis dan itu akan membuat orang lain salah paham… itulah yang ingin kukatakan, tapi entah kenapa aku menjadi suka dengan ekspresinya itu… Tunggu Tsukihara! sadarlah… cepat sadar.

Jam olahraga, dilapangan tenis lapangan…

kata-katanya jadi hancur.

Aku tengah bersiap memukul bola kedinding didepanku, tapi itu semua terhenti saat seseorang memegang pundakku.

Dengan cepat aku berbalik, namun yang kudapatkan adalah sebuah jari telunjuk yang sudah menempel dipipiku.

"Hahaha… Kena!" ucap Kinata sambil tersenyum memeluk raketnya.

He? apa-apaan perasaan ini? jika dia bukan cowok, pasti sudah langsung kutembak dan langsung ditolak olehnya. apa iya langsung ditolak?

"Ada apa?" ucapku tenang.

"Begini… pasangan olahragaku hari ini absen, jadi… jika tak keberatan, apa kau mau main denganku?" ucap Kinata.

Kinata bisa kau berhenti menatapku seperti itu, itu terlalu imut, dan berhenti tersipu malu!.

"Ah, tentu, aku juga sebenarnya sedang tidak punya pasangan."

Setelah beberapa set permainan aku memutuskan untuk duduk di kursi yang berada disamping lapangan.

"Hah!" ucapku kelelahan lalu menjatuhkan badanku kekursi.

"Sudah kuduga, kau benar-benar hebat Tsukihara-kun," ucap Kinata sambil duduk disampingku.

Terlalu dekat!

"Anu… sebenarnya, bisa aku minta tolong padamu?" tanya Kinata.

"Mi-minta tolong?" ucapku berusaha untuk tenang.

"Kau mungkin sudah tau soal Klub Tenis kan? kami sangat lemah, anggota kami juga sedikit, setelah murid kelas 3 lulus, kami akan lebih lemah."

"Ho…"

"Jadi… kalau Tsukihara-kun tidak keberatan, kau mau bergabung dengan Klub Tenis?"

"Ha!?"

Setelah itu, didalam ruang klub relawan…

"Itu mustahil!" ucap Hiyuki.

"Mustahil itu… kau ini…"

"Kubilang mustahil, ya mustahil."

"Ya… aku mungkin bisa jadi penyelamat klub tenis…"

Aku berniat keluar dari klub relawan, dengan alasan bergabung dengan klub tenis dan perlahan menghilang dari sini, tapi…

"Apa kau pikir kau bisa berguna untuk tim tenis? tidak mungkin mereka mau menerima mahluk sepertimu, tapi kau mungkin bisa menjadi musuh baru yang membuat mereka bersatu melawanmu. Dan pada akhirnya, yang mereka lakukan hanya berusaha untuk menyingkirkanmu, dengan begitu mereka tidak akan berkembang, jadi kusarankan kau untuk tidak bergabung. Sumber : Aku."

Hiyuki, bukankah perkataanmu itu sangat kejam. Ya… tapi karena aku sudah terbiasa dihina, aku hanya merasakan sedikit rasa sakit.

Terpopuler

Comments

Aldekha Depe

Aldekha Depe

yuhuuu depe kembali membawa semangat

2021-02-01

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Like lagi

2021-01-29

0

IG : Chocollacious

IG : Chocollacious

10 like kak

2021-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!