Chapter 02 - Haruno Hiyuki.

Menyadari kedatangan kami, gadis itu berbalik.

"Hiratsuko sensei, aku yakin sudah memberitahu anda untuk mengetuk dulu sebelum masuk," ucap gadis itu.

"Meskipun aku mengetuknya, palingan kau tidak akan menjawabnya, jadi aku langsung masuk saja," jelas bu Hiratsuko sambil berjalan mendekat ketempat gadis itu.

"Itu karena ibu selalu masuk sebelum aku menjawabnya," balas gadis itu.

"Lalu, siapa laki-laki yang terlihat kebingungan dibelakang ibu itu?"

Setelah memperhatikan lebih jelas, ternyata aku tau siapa gadis ini, jurusan budaya internasional, kelas 2A, sebuah kelas yang hampirrrr! 80% siswanya adalah perempuan. Fasilitas kelasnya juga sangat bagus dan lengkap, hingga mendapat julukan sebagai kelas mewah, semua pelajar yang ada didalam kelas itu adalah orang-orang jenius, dan diantara orang-orang jenius itu, terdapat seorang wanita yang paling mencolok, dialah gadis yang memiliki julukan Ice Queen, Haruno Hiyuki, hampir semua murid disekolah ini mengenal sosoknya.

Tentu saja aku hanya tau wajah dan julukannya saja, ini pertama kali kami bertemu dan sudah pasti ia tak mengenaliku.

"Dia ingin bergabung," ucap bu Hiratsuko tiba-tiba.

Mungkin karena sedang dihadapkan dengan seorang gadis yang paling populer dan terkenal disekolah, membuatku sedikit gugup, dan tanpa sadar, aku langsung saja memperkenalkan diri dengan sopan.

"Eng… Namaku Tsukihara Watari dari kelas 2F. Eng… hei tunggu dulu, apa maksud ibu dengan kata bergabung, siapa juga yang ingin bergabung dengan klub ini, dari awal… memangnya ini klub apa?"

Bu Hiratsuko berbalik menatap kearahku lalu mulai berbicara, "Ini adalah hukuman untuk tugasmu yang jelek dan juga karena telah menyakiti perasaan ibu.

Ibu tidak ingin mendengar keluhan apapun…"

Hoi!? Guru macam apa yang menghukum muridnya atas dasar alasan sakit hati hanya karena aku membahas tentang umurnya. Itulah yang ingin kukatakan, tapi bu Hiratsuko benar-benar tak memberiku kesempatan berbicara.

"…Jadi begitulah Hiyuki, dia memiliki hati sebusuk matanya, dan itu membuatnya sedih dan kesepian, karena itu, aku ingin dia bergabung dengan klub ini demi menolongnya, itu adalah permintaan ibu.

"Dengan senang hati kutolak tawaran ibu, ditatap oleh mata pria itu membuatku merasa dalam bahaya." ucap Haruno Hiyuki sambil berbalik menutupi badannya.

Maaf saja kalau mataku terlihat busuk, ya… aku juga sering mendengar orang lain mengatakan itu, jadi bisa dibilang aku sudah kebal terhadap omongan orang-orang yang menghina fisikku. Memang seperti inilah mataku dari lahir, daripada mengeluhkan hal itu, lebih baik aku menerimanya dengan lapang dada.

"Jangan khawatir, meski dia terlihat seperti itu, dia orang yang dapat dipercaya, dia tidak akan melakukan hal bodoh yang dapat membuatnya ditangkap, anggap saja ia sebagai lalat kecil yang pengecut," jelas bu Hiratsuko.

"Bisakah ibu bilang kalau aku dapat membedakan hal yang benar dan salah saja"

"Hmm… lalat pengecut kah? jadi begitu…" ucap Hiyuki dengan salah satu tangan yang berada di dagunya.

Pendapatku benar-benar diabaikan oleh dua perempuan cantik ini.

"Ya… karena ini adalah permintaan dari Hiratsuko sensei, maka aku akan tidak enak jika menolaknya…." jawab Hiyuki dengan nada yang masih tidak terima.

Apa-apaan wajah sombongmu itu, kalau tidak ingin menerimaku langsung tolak saja, dari awal aku memang tidak ingin masuk ke klub ini, jadi cepatlah ambil keputusanmu dan tolak permintaan Hiratsuko sensei, Ice Queen…

"…Aku terima permintaan ibu,"

…berakhir sudah.

"Kalau begitu, kuserahkan anak ini padamu Hiyuki," ucap Hiratsuko sensei lalu berjalan keluar dari ruangan.

Suara kicauan burung serta suara jarum jam yang berdetak menemani kami berdua dalam ruangan kelas yang tiba-tiba menjadi sunyi ketika bu Hiratsuko keluar dari ruangan.

…Oi, oi, yang benar saja! apa-apaan situasi ini? seoalah mengingatkanku sebuah kenangan kelam yang ingin kulupakan sewaktu masih duduk dibangku SMP,

Didalam klise banyangan ingatan hitam dan putih, terlihat diriku yang masih SMP sedang menunduk sambil mengatakan perasaanku kepada seorang gadis, tak butuh waktu lama gadis itu pun menjawab…

"Bisakah kita menjadi teman saja?" ucapnya.

kata Teman entah kenapa berulang kali terngiang-ngiang dikepalaku…

…Teman? kami bahkan tidak saling bicara sejak saat itu.

Dan berkat hal itu, aku tidak akan melakulan hal yang sama lagi untuk kali ini, seorang gadis hanya tertarik pada pria yang tampan, mereka mendekati teman pria itu lalu membuangnya saat sudah tak butuh, dengan kata lain mereka adalah musuhku. Satu-satunya cara agar aku bisa keluar dari situasi canggung ini adalah menjadi orang yang dibenci. Oke, sudah kuputuskan, aku akan menakuti Haruno Hiyuki.

Aku berbalik menatap tajam kearahnya, "Gerrrrrr" aku menggeram.

Dia langsung balas berbalik menatap tajam kearahku, diluar dugaaan tatapan dinginnya ternyata sangatlah berbahaya, aku langsung dibuat menatap kearah lain dan diam membeku tak bisa melakukan apa-apa. Ternyata julukannya sebagai Ice Queen bukanlah isapan jempol belaka.

"Kenapa kau tidak pergi mengambil sebuah kursi dan duduk saja!" ucap dingin sang Ice Queen Hiyuki.

"Eh… iy… maaf," balasku kalap, sambil melirik kiri dan kanan mencari sebuah kursi yang pas menurutku.

Setelah mendapat sebuah kursi, aku menaruhnya disisi kanan dari Hiyuki dengan jarak diantara kami sekitar tiga meter.

"Ada apa!?" tanya Hiyuki tanpa berbalik sedikitpun.

Ia kelihatannya terganggu karena aku terus saja mencuri pandang darinya.

"Yah… sebenarnya bukan hal yang penting, tapi… aku hanya sedikit bingung, sebenarnya klub apa yang sedang kumasuki ini?"

Aku bertanya sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Sebuah helaan nafas lelah keluar dari mulut Hiyuki, setelah itu, ia bebalik menatap kearahku, "Kenapa kau tidak mencoba menebaknya."

Aku melipat kedua tanganku didepan dada lalu dengan cepat menebaknya.

"Klub Sastra?"

"Heh… alasannya?"

"Karena klub itu tidak perlu peralatan khusus seperti yang ada diruangan ini, yang kau lakukan disini hanya duduk dan membaca buku," ucapku berusaha terlihat pintar.

"Salah," jawab Hiyuki dengan nada dan wajah yang merendahkanku.

"Kalau begitu klub apa!?" ucapku kesal sambil memalingkan wajahku menyingkir dari tatapannya.

"Inti dari klub ini adalah yang kita lakukan sekarang."

"Hmm…!" aku berpikir dengan sangat keras.

"…Percuma, aku menyerah, cepat katakan saja."

"Tsukihara-kun, sudah berapa lama sejak terakhir kali kau berbicara dengan seorang gadis?"

"Hah!?"

kalau tak salah… seingatku, 2 tahun lalu, saat bulan mei…

"Ah hari ini benar-benar panas ya…"

"Hm… seperti dikulkas saja," jawabku.

"Eh… i-iya.

Ternyata yang diajaknya berbicara adalah perempuan yang duduk dibelakang bangkuku. Sesampainya dirumah, aku langsung masuk dalam kamarku dan berteriak dengan keras didalam selimut. Kenangan itu benar-benar membuatku merasa malu sampai sekarang.

"Mereka yang memberi sesuatu terhadap kekurangan orang lain disebut dengan relawan, mereka memberi bantuan pada orang yang membutuhkan, dan itulah yang klub ini lakukan, selamat datang di Klub Relawan, aku akan memenuhi tugas yang diberikan dengan memperbaiki semua masalahmu. Bersyukurlah."

Hiyuki berjalan kearahku dengan kedua tangannya yang terlipat didepan dadanya, dan sekarang, dengan matanya yang menutup sombong, ia sudah berada tak jauh disamping kursi tempatku dudukku. (1,5 meter).

Terpopuler

Comments

Kazuma

Kazuma

lah ini persis OREGAIRU

2023-08-28

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

like

2021-02-16

0

nina niawati

nina niawati

aku suka banget cara nulis nya thor

2021-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!