"Sreet"
Aku membuka pintu ruang klub seperti biasa, berjalan masuk lalu menutupnya kembali.
Sambutan dari tatapan mata Hiyuki mengikuti langkahku yang sedang berjalan menuju tempat duduk sambil memegang buku kecilnya.
Ruangan klub kami sedikit berubah, sekarang terdapat 3 kursi dan sebuah meja panjang didepannya, kursiku dan kursi Hiyuki berjarak cukup jauh secara horisontal, dengan kursi Yui didekat Hiyuki.
Aku berjalan menuju kursiku, menaruh tasku dilantai dekat kursi…
"Kau tidak bertemu denganya?" tanya Hiyuki menghentikan gerakanku.
"Siapa?" ucapku yang masih membungkuk belum melepaskan tasku.
"Sreet"
"Ha! disini!" ucap kesal Yui setelah ia membuka pintu sambil menunjukku dengan jari telunjuknya.
"Ke-kenapa?" tanyaku kebingungan.
Yui lalu berjalan mendekat kearahku disertai oleh ucapan Hiyuki.
"Kau selalu terlambat datang diruang klub, jadi kami mencarimu… maksudnya Hiroime-san."
"Kau tidak perlu menjelaskan dibagian akhir itu, tanpa kau jelaskan aku sudah tau!"
Setelah mendengar ucapan Hiyuki, Yui melipat tangannya dan mulai menggerutu.
"Asal tau saja! aku berkeliling mananyai semua orang tentangmu! tapi semuanya bilang… "Tsukihara?" "Siapa itu?" bukankah itu rasanya agak aneh!?" ucap kesal Yui mendekatkan wajahnya kepadaku.
"Y-ya maaf…" ucapku sambil menjauhkan wajahku.
"Ya… se-sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkannya…" Yui berbalik mengalihkan pandangannya dariku.
"…I-itu… jadi…" ia mulai memainkan jari telunjuknya didepan dadanya.
"…Beritau nomor ponselmu…!" ucapnya sediki berbalik kearahku.
"…Ba-bayangkan…! berkeliling mencarimu itu rasanya aneh dan juga memalukan! aku tidak mau orang lain membicarakan hal-hal aneh tentang kita, jadi…" ucap Yui tak benarni menatap mataku sambil terus memainkan jari-jari tangannya.
"Sebenarnya itu bukan masalah tapi…" ucapku selagi mengeluarkan ponselku.
Aku langsung memberikan poselku kepada Yui, lalu segera duduk dengan santai sambil menggunakan tanganku sebagai sandaran.
"Kuketik sendiri?" tanya Yui.
"Ya."
"Aku terkejut, kenapa kau bisa sesantai itu memberikan ponselmu pada orang lain."
"Isi ponselku hanya pesan dari adikku dan juga pesan sms berhadiah dari nomor-nomor asing."
"Wuaah, kau dapat hadiah…"
"Berisik… cepat selesaikan."
Setelah itu Yui mengeluarkan ponselnya yang penuh dengan kilatan benda-benda kecil yang membuat mataku silau.
"Oi…! bisa kau melakukannya ditempat lain?" ucapku.
"Kenapa?" ucap Yui tanpa melihatku, ia mengetik dengan cepat diponsel kelap-kelipnya dan juga ponselku.
"Kau cepat juga…" ucapku terkejut.
"Biasa saja, mungkin jarimu saja yang tidak terbiasa karena tidak punya teman SMS." ucap Yui sambil terus memainkan kedua ponsel yang ada ditangannya.
"Enak saja! aku juga sering SMS-an dengan gadis saat masih SMP."
"Pakk!"
Yui mejatuhkan ponselku.
"Bohong…" suara Yui seakan bergema terus menerus didalam ruangan klub.
"Oi… jika ingin menjatuhkan barang, kenapa bukan punyamu saja!"
"Yah… aku hanya tidak percaya Tsukki bisa punya teman SMS gadis." ucap Yui lalu memungut ponsel ku yang jatuh.
"Jangan meremehkanku! aku ini ya… orang yang cukup hebat, dengar baik-baik… saat SMP, waktu kelas diacak dan semua orang saling bertukar nomor telpon, yang kulakukan hanya mengeluarkan ponselku lalu melihat-lihat sekitar…
sampai seorang gadis menatapku, aku hanya tersenyum kecil dan dia langsung memberikan nomor ponselnya."
Untuk beberapa alasan yang tak kuketahui, Hiyuki terlihat sedang terseyum kecil ketika mendengar ceritaku lalu mengatakan.
"Kebaikan itu terkadang kejam ya."
"Apa maksud dari ucapanmu itu!" ucapku.
"Lalu… gadis itu seperti apa?" tanya Yui penasaran.
"Coba kuingat… dia gadis yang sehat, saat aku sms jam 7 malam, ia membalasnya keesokan paginya. SMS-nya berisi, "Maaf aku tertidur, sampai ketemu dikelas" dia juga gadis
pendiam dan pemalu, sampai saat dikelas, ia tak berani berbicara denganku," ucapku dengan bangga.
Yui memalingkan wajahnya dan memegang mulutnya.
"Itu artinya…" ia seolah menahan air matanya untuk keluar.
"…Dia mengabaikan SMS darimu dengan pura-pura tidur…?" lanjut Hiyuki.
"…Tsukihara-kun, jangan alihkan matamu dari kenyataan, tapi hadapi kenyataan itu."
Kau mengatakan sesuatu Hiyuki-san, aku tidak mendengar apa-apa, dan juga, ada apa dengan wajah yang terlihat gembira itu.
Aku tau seberapa polosnya aku waktu SMP, gadis itu hanya memberikan nomor ponselnya karena rasa iba, dan membalas SMS-ku karena ia merasa kasihan padaku.
Aku menyadari hal itu setelah dua minggu kemudian, ia sudah tak membalas setiap SMS yang kukirimkan padanya. Jadi kuputuskan untuk tak meng-SMS-nya lagi.
Suatu hari aku mendengar percakapannya dengan temannya.
"Si Tsukihara itu, ia terus saja mengirim SMS padaku."
"Eh, pasti dia menyukaimu, Haori."
"Hentikan, itu menjijikan."
Fakta bahwa aku benar-benar menyukainya membuatku serasa ingin mati saat itu juga.
Sekarang aku merasa kasihan pada diriku dulu yang berusaha keras mengirim spam emoticon dalam setiap SMS-ku. Aku pikir memakai lambang cinta itu menjijikan, jadi aku memakai bintang-bintang dan smiley-smiley serta lambang musik.
Membayankannya saja membuatku merinding, seandainya aku bisa membunuh Tsukihara saat SMP, aku akan langsung membunuhnya.
…
"Aku tau segala hal tentang keyataan, saking banyaknya aku bisa membuat Tsukipediaku sendiri kapanpun aku mau." ucapku lalu berdiri mengambil ponselku dari tangan Yui.
"Oi… oi… apa-apaan nama kontak ini, membuat trauma SMP-ku teringat kembali," pikirku saat melihat nama kontak Yui diponselku yang dipenuhi dengan emoticon bintang.
Tiba-tiba Yui mengeluarkan helaaan napas berat saat melihat ponselnya, dan dengan cepat Hiyuki merespon helaan napas itu.
"Ada apa?"
"Ah? tidak, bukan apa-apa, tapi… aku baru saja dapat pesan aneh diponselku dan berpikiri apa ini!" ucap Yui.
"Tsukihara-kun kalau kau tidak ingin dihukim dilapangan, sebaiknya kau hentikan pesan kotor itu sekarang!"
"Jadi menurutmu itu pesan kotor… dan yang lebih parah, kau pikir aku yang mengirimnya!? mana buktinya? bukti?"
"Kata-katamu barusan sudah cukup sebagai bukti…"
"Eng!"
"…Tersangka selalu mengulang kalimatnya. kau tau?" ucap Hiyuki dengan penuh rasa bangga.
Yui menaruh ponselnya dan berjalan menuju tempat Hiyuki yang sedang duduk.
"Yah… kurasa Tsukki bukan pelakunaya."
"Buktinya?"
"Hm? sebenarnya ini masalah kelasku, jadi kurasa Tsukki tidak ada hubungannya."
"Woi… bukankah aku juga sekelas denganmu," gumamku.
"Begitu, jadi pelakunya bukan Tsukihara-kun." ucap Hiyuki.
"Jadi dia terima alasan itu sebagai bukti?" pikirku.
"Ya… hal ini sering terjadi, jadi aku tidak begitu khawatir." balas Yui.
"Tuk… tuk…"
"Sreet"
"Ah… sebenarnya aku punya permohonan," ucap langsung Takahashi setelah menggeser pintu ruang klub.
Ia berjalan masuk mendekat kearahku…
"Ini klub relawan kan?" tanyanya lalu tersenyum padaku.
"Ya…"
Aku dengan cepat langsung membalas senyumnya…
Tunggu! kenapa aku melakukannya, apa aku tanpa sadar telah menganggap sosok Takahashi lebih tinggi dariku. Sial! kenapa bisa jadi seperti ini.
Setelah itu, Takahashi kemudian berjalan ketengah lalu menaruh tasnya kelantai kemudian memegang tengkuk kepalanya lalu mengatakan.
"Bu Hiratsuko bilang aku harus datang kesini kalau ada masalah, tapi… yah… aku sulit sekali minta izin klubku…"
"Aku tidak peduli, kau datang kesini karena ada permohonan bukan?" Takahashi Daishi-kun," potong dingin Hiyuki.
"Ah… soal itu…"
Takahashi mengeluarkan ponselnya… lalu memperlihatkan isi pesan didalam ponsenya itu.
"Ah, pesan itu," ucap Yui setelah melihat layar ponsel Takahashi.
Yui segera mengeluarkan kembali ponselnya, lalu mencocokkannya dengan ponsel hayato kemudian memperlihatkan keduanya kepada Hiyuki.
Setelah itu…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yeni Eka
Semangat
2021-01-30
0
oniya
semangat terus thor
2021-01-27
0
Ralan
Semangat
2021-01-06
0