Chapter 14 - Takahashi

"Sreet"

Aku membuka pintu ruang klub seperti biasa, berjalan masuk lalu menutupnya kembali.

Sambutan dari tatapan mata Hiyuki mengikuti langkahku yang sedang berjalan menuju tempat duduk sambil memegang buku kecilnya.

Ruangan klub kami sedikit berubah, sekarang terdapat 3 kursi dan sebuah meja panjang didepannya, kursiku dan kursi Hiyuki berjarak cukup jauh secara horisontal, dengan kursi Yui didekat Hiyuki.

Aku berjalan menuju kursiku, menaruh tasku dilantai dekat kursi…

"Kau tidak bertemu denganya?" tanya Hiyuki menghentikan gerakanku.

"Siapa?" ucapku yang masih membungkuk belum melepaskan tasku.

"Sreet"

"Ha! disini!" ucap kesal Yui setelah ia membuka pintu sambil menunjukku dengan jari telunjuknya.

"Ke-kenapa?" tanyaku kebingungan.

Yui lalu berjalan mendekat kearahku disertai oleh ucapan Hiyuki.

"Kau selalu terlambat datang diruang klub, jadi kami mencarimu… maksudnya Hiroime-san."

"Kau tidak perlu menjelaskan dibagian akhir itu, tanpa kau jelaskan aku sudah tau!"

Setelah mendengar ucapan Hiyuki, Yui melipat tangannya dan mulai menggerutu.

"Asal tau saja! aku berkeliling mananyai semua orang tentangmu! tapi semuanya bilang… "Tsukihara?" "Siapa itu?" bukankah itu rasanya agak aneh!?" ucap kesal Yui mendekatkan wajahnya kepadaku.

"Y-ya maaf…" ucapku sambil menjauhkan wajahku.

"Ya… se-sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkannya…" Yui berbalik mengalihkan pandangannya dariku.

"…I-itu… jadi…" ia mulai memainkan jari telunjuknya didepan dadanya.

"…Beritau nomor ponselmu…!" ucapnya sediki berbalik kearahku.

"…Ba-bayangkan…! berkeliling mencarimu itu rasanya aneh dan juga memalukan! aku tidak mau orang lain membicarakan hal-hal aneh tentang kita, jadi…" ucap Yui tak benarni menatap mataku sambil terus memainkan jari-jari tangannya.

"Sebenarnya itu bukan masalah tapi…" ucapku selagi mengeluarkan ponselku.

Aku langsung memberikan poselku kepada Yui, lalu segera duduk dengan santai sambil menggunakan tanganku sebagai sandaran.

"Kuketik sendiri?" tanya Yui.

"Ya."

"Aku terkejut, kenapa kau bisa sesantai itu memberikan ponselmu pada orang lain."

"Isi ponselku hanya pesan dari adikku dan juga pesan sms berhadiah dari nomor-nomor asing."

"Wuaah, kau dapat hadiah…"

"Berisik… cepat selesaikan."

Setelah itu Yui mengeluarkan ponselnya yang penuh dengan kilatan benda-benda kecil yang membuat mataku silau.

"Oi…! bisa kau melakukannya ditempat lain?" ucapku.

"Kenapa?" ucap Yui tanpa melihatku, ia mengetik dengan cepat diponsel kelap-kelipnya dan juga ponselku.

"Kau cepat juga…" ucapku terkejut.

"Biasa saja, mungkin jarimu saja yang tidak terbiasa karena tidak punya teman SMS." ucap Yui sambil terus memainkan kedua ponsel yang ada ditangannya.

"Enak saja! aku juga sering SMS-an dengan gadis saat masih SMP."

"Pakk!"

Yui mejatuhkan ponselku.

"Bohong…" suara Yui seakan bergema terus menerus didalam ruangan klub.

"Oi… jika ingin menjatuhkan barang, kenapa bukan punyamu saja!"

"Yah… aku hanya tidak percaya Tsukki bisa punya teman SMS gadis." ucap Yui lalu memungut ponsel ku yang jatuh.

"Jangan meremehkanku! aku ini ya… orang yang cukup hebat, dengar baik-baik… saat SMP, waktu kelas diacak dan semua orang saling bertukar nomor telpon, yang kulakukan hanya mengeluarkan ponselku lalu melihat-lihat sekitar…

sampai seorang gadis menatapku, aku hanya tersenyum kecil dan dia langsung memberikan nomor ponselnya."

Untuk beberapa alasan yang tak kuketahui, Hiyuki terlihat sedang terseyum kecil ketika mendengar ceritaku lalu mengatakan.

"Kebaikan itu terkadang kejam ya."

"Apa maksud dari ucapanmu itu!" ucapku.

"Lalu… gadis itu seperti apa?" tanya Yui penasaran.

"Coba kuingat… dia gadis yang sehat, saat aku sms jam 7 malam, ia membalasnya keesokan paginya. SMS-nya berisi, "Maaf aku tertidur, sampai ketemu dikelas" dia juga gadis

pendiam dan pemalu, sampai saat dikelas, ia tak berani berbicara denganku," ucapku dengan bangga.

Yui memalingkan wajahnya dan memegang mulutnya.

"Itu artinya…" ia seolah menahan air matanya untuk keluar.

"…Dia mengabaikan SMS darimu dengan pura-pura tidur…?" lanjut Hiyuki.

"…Tsukihara-kun, jangan alihkan matamu dari kenyataan, tapi hadapi kenyataan itu."

Kau mengatakan sesuatu Hiyuki-san, aku tidak mendengar apa-apa, dan juga, ada apa dengan wajah yang terlihat gembira itu.

Aku tau seberapa polosnya aku waktu SMP, gadis itu hanya memberikan nomor ponselnya karena rasa iba, dan membalas SMS-ku karena ia merasa kasihan padaku.

Aku menyadari hal itu setelah dua minggu kemudian, ia sudah tak membalas setiap SMS yang kukirimkan padanya. Jadi kuputuskan untuk tak meng-SMS-nya lagi.

Suatu hari aku mendengar percakapannya dengan temannya.

"Si Tsukihara itu, ia terus saja mengirim SMS padaku."

"Eh, pasti dia menyukaimu, Haori."

"Hentikan, itu menjijikan."

Fakta bahwa aku benar-benar menyukainya membuatku serasa ingin mati saat itu juga.

Sekarang aku merasa kasihan pada diriku dulu yang berusaha keras mengirim spam emoticon dalam setiap SMS-ku. Aku pikir memakai lambang cinta itu menjijikan, jadi aku memakai bintang-bintang dan smiley-smiley serta lambang musik.

Membayankannya saja membuatku merinding, seandainya aku bisa membunuh Tsukihara saat SMP, aku akan langsung membunuhnya.

"Aku tau segala hal tentang keyataan, saking banyaknya aku bisa membuat Tsukipediaku sendiri kapanpun aku mau." ucapku lalu berdiri mengambil ponselku dari tangan Yui.

"Oi… oi… apa-apaan nama kontak ini, membuat trauma SMP-ku teringat kembali," pikirku saat melihat nama kontak Yui diponselku yang dipenuhi dengan emoticon bintang.

Tiba-tiba Yui mengeluarkan helaaan napas berat saat melihat ponselnya, dan dengan cepat Hiyuki merespon helaan napas itu.

"Ada apa?"

"Ah? tidak, bukan apa-apa, tapi… aku baru saja dapat pesan aneh diponselku dan berpikiri apa ini!" ucap Yui.

"Tsukihara-kun kalau kau tidak ingin dihukim dilapangan, sebaiknya kau hentikan pesan kotor itu sekarang!"

"Jadi menurutmu itu pesan kotor… dan yang lebih parah, kau pikir aku yang mengirimnya!? mana buktinya? bukti?"

"Kata-katamu barusan sudah cukup sebagai bukti…"

"Eng!"

"…Tersangka selalu mengulang kalimatnya. kau tau?" ucap Hiyuki dengan penuh rasa bangga.

Yui menaruh ponselnya dan berjalan menuju tempat Hiyuki yang sedang duduk.

"Yah… kurasa Tsukki bukan pelakunaya."

"Buktinya?"

"Hm? sebenarnya ini masalah kelasku, jadi kurasa Tsukki tidak ada hubungannya."

"Woi… bukankah aku juga sekelas denganmu," gumamku.

"Begitu, jadi pelakunya bukan Tsukihara-kun." ucap Hiyuki.

"Jadi dia terima alasan itu sebagai bukti?" pikirku.

"Ya… hal ini sering terjadi, jadi aku tidak begitu khawatir." balas Yui.

"Tuk… tuk…"

"Sreet"

"Ah… sebenarnya aku punya permohonan," ucap langsung Takahashi setelah menggeser pintu ruang klub.

Ia berjalan masuk mendekat kearahku…

"Ini klub relawan kan?" tanyanya lalu tersenyum padaku.

"Ya…"

Aku dengan cepat langsung membalas senyumnya…

Tunggu! kenapa aku melakukannya, apa aku tanpa sadar telah menganggap sosok Takahashi lebih tinggi dariku. Sial! kenapa bisa jadi seperti ini.

Setelah itu, Takahashi kemudian berjalan ketengah lalu menaruh tasnya kelantai kemudian memegang tengkuk kepalanya lalu mengatakan.

"Bu Hiratsuko bilang aku harus datang kesini kalau ada masalah, tapi… yah… aku sulit sekali minta izin klubku…"

"Aku tidak peduli, kau datang kesini karena ada permohonan bukan?" Takahashi Daishi-kun," potong dingin Hiyuki.

"Ah… soal itu…"

Takahashi mengeluarkan ponselnya… lalu memperlihatkan isi pesan didalam ponsenya itu.

"Ah, pesan itu," ucap Yui setelah melihat layar ponsel Takahashi.

Yui segera mengeluarkan kembali ponselnya, lalu mencocokkannya dengan ponsel hayato kemudian memperlihatkan keduanya kepada Hiyuki.

Setelah itu…

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Semangat

2021-01-30

0

oniya

oniya

semangat terus thor

2021-01-27

0

Ralan

Ralan

Semangat

2021-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!