Dengan semua orang yang telah memakai baju olahraga, pertandingan pun dimulai…
Aku tidak pandai mejelaskan jalannya pertandingan, jadi singkat cerita, poin kami cukup tertinggal, dengan kemampuan Takahashi di bidang olahraga yang hebat dan ternyata Hideko adalah orang yang masuk tim tenis tingkat daerah saat SMP…
Aku dan Yui benar-benar bukan tandingan mereka, situasi yang paling buruk, kaki Yui terkilir saat masih ditengah pertandingan, ia melompat, berusaha menggapai bola, namun ia tak berhasil memukulnya, dan saat ia mendarat, kakinya kehilangan keseimbangan, lalu berakhir dengan rasa sakit kaki terkilir yang dirasakan olehnya.
"Ittehh!" ucap kesakitan Yui.
"Sudahlah, kau cukup berdiri dilapangan saja, sisanya biar aku urus," ucapku lalu berjalan masuk kelapangan kembali.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya khawatir Yui.
Aku berbalik tersenyum kearah Yui.
"Kalau sedang terpuruk, kemampuanku akan meningkat dengan derastis, dan jika aku sudah serius! aku bisa menjilat sepatu mereka dengan mudah," ucapku penuh rasa bangga.
"Itu namanya bukan serius," ucap Yui menunduk khawatir.
"Tunggu sebentar ya."
Setelah mengatakan itu, Yui berjalan pincang keluar dari lapangan.
"Yui, ada apa?" teriak Hideko.
"Berkelahi? meninggalkanmu?" tambah merendahkan Hideko berbalik menatapku.
"Jangan bodoh, sampai saat ini aku tak pernah berkelahi dengan siapapun, dari awal, aku tidak punya teman untuk diajak berkelahi."
Mendengar itu, Hideko dan Takahashi hanya membuang nafas pendek dengan wajah tersenyum terpaksa.
Pelajaran lain dariku, sikap rendah diri, bisa membuat orang yang merendahkanmu jadi terdiam.
…
Tak lama setelah itu, aku melepaskan raketku, membuatnya terjatuh ditanah dekat tempatku berdiri.
Semua orang menatapku.
Ya… kurasa waktunya untuk berlutut. Saat menyerah aku membuang rasa bangga yang kumiliki, itulah harga diriku! waktunya untuk serius!
Tapi, niatku terhenti saat Hiyuki datang, ia memakai baju olahraga sambil membawa kotak obat dengan Yui berjalan dibelakangnya.
"Keributan apa ini?" tanya Hiyuki sambil berjalan memasuki lapangan.
"Kenapa kau pakai baju itu?" tanyaku pada Hiyuki.
"Entah! tanya pada Hiroime, dia yang menyuruhku untuk memakainya."
"Aku tidak mau kalah begitu saja, jadi aku meminta Hiyukin untuk membantuku!" jawab Yui.
"Kenapa harus aku!?"
"Datte! hanya Hiyukin satu-satunya teman yang bisa kumintai tolong!"
"Te-teman?"
"Ya! teman!"
Hiyuki terlihat mengabaikan kata-kata Yui, lalu menyodorkan kotak obat yang dibawanya pada Kinata yang sekarang ini bertugas sebagai wasit.
"Periksa lukamu nanti, aku tidak bisa menemukan guru UKS, dan kita juga tidak punya banyak waktu untuk mencarinya, jadi hanya ini yang bisa kulakukan," jelas Hiyuki.
"Arigataou," balas Kinata.
"Sudah kuduga, kau memang baik sekali, Hiyukin!" ucap gembira Yui.
"Meski begitu, tetap saja ada pria yang memanggilku dengan sebutan Ice Queen… tapi, aku sebenarnya tidak peduli yang dipikirkan orang lain tentangku…" ucap Hiyuki dengan tangan terlipat didepan dada.
"Jadi… aku juga tidak peduli jika Hiroime-san menganggapku teman," lanjut Hiyuki dengan suara kecil.
"Hiyukin!" Yui langsung memeluk Hiyuki dengan wajah yang terlihat sangat senang.
"Bisa kau lepaskan aku? aku tercekik."
Saat mereka sedang sibuk berpelukan, aku mengambil kembali raketku yang berada ditanah.
"Haruno-san, kan? maaf, tapi aku tidak akan menahan diri," ucap Hideko berjalan mendekat ketempat Hiyuki.
"Aku yang akan menahan diri untukmu jadi tenang saja, akan kuhancurkan harga diri murahanmu itu.
Sepertinya temank…
…salah satu anggotaku telah dilecehkan olehmu, kuharap kau sudah siap, meski terlihat begini, aku sebenarnya orang yang cukup pendendam," balas Hiyuki.
Bahaya, wanita ini benar-benar berbahaya.
Dan tanpa kusadari, jumlah siswa yang menonton semakin banyak, mungkin inlah yang terjadi jika dua orang populer sedang bertanding.
…
Pertandingan pun dimulai…
Kemampuan Hiyuki ternyata lebih hebat dari dugaanku, ia berhasil memukul setiap bola tipuan yang dilontarkan oleh Hideko, kecepatan berlarinya juga hebat.
"Kau ini… bagaimana caramu memukul bola tipuan itu?" tanyaku pada Hiyuki.
"Habisnya, dia memiliki ekspresi yang sama dengan teman sekelas yang ingin menjahiliku saat SMP dulu, aku bisa melihatnya dari manusia rendahan seperti dia.
Wanita ini benar-benar berbahaya, Hiyuki bukan lagi Ice Queen, tapi ia sudah berevolusi menjadi Eternal Ice Queen.
…
"Hahahaha… pasukanku luar biasa kan? ratakan meraka," ucap Zen dari luar lapangan.
"Hiyukin… kau Hebat," tambah Yui.
Kemudian ia membuat semua orang terkejut dengan Jumping Service-nya, bola yang dipukulnya melesat dengan cepat masuk kearea lawan, terpantul, lalu terhenti saat bola itu menempel disela-sela pagar pembatas kawat lapangan.
"Kau itu benar-benar tanpa ampun ya, tetaplah begitu dan kita akan menang," ucapku.
"Aku akan melakukannya jika bisa, tapi itu mustahil…"
"Ha?"
"…aku tidak percaya diri dengan staminaku," ucap Hiyuki.
"Whusss…" suara bola masuk diarea kami.
"Diuce," ucap Kinata sebagai wasit.
"Aku dengar itu, kelihatannya kau sudah mencapai batasmu!" ucap merendahkan Hideko.
"Ya… kedua tim bermain bagus, ayo kita anggap seri saja, ya?" ucap Takahashi.
"Apa maksudmu Takahashi!? kita harus selesaikan pertandingan ini untuk selamanya," balas kesal Hideko.
"Pria ini akan menyelesaikannya! jadi tenang saja…" balas Hiyuki sambil menunjukku dengan raketnya.
Aku hanya berbalik, melihat kebingungan kearah Hiyuki.
"…Aku mungkin kejam dan kasar! tapi, aku tidak pernah berbohong dengan kata-kataku," lanjut Hiyuki dengan wajah serius.
Ucapannya membuat semua penonton bersorak.
Membuatku tidak punya pilihan lain selain menjawab harapan yang telah diberikan padaku.
Haahh… aku bersiap ditempat service dan mulai berpikir sambil memantul-mantulkan bola.
"Waktu istirahat sebentar lagi selesai, biasanya aku akan makan siang ditempat terbaikku.
"Hmp…" aku tersenyum dan langsung memukul bola.
Bolanya melambung dengan pelan keatas
"Yosh…" ucap Hideko melihat kearah Takahashi yang berlari menuju bola.
Hideko, kau tidak tau… kebiasaan angin laut yang berhembus diarea ini…
…Bolanya langsung berubah arah dengan Takahashi yang terus mengejarnya.
Takahasi, kau tidak tau… angin ini berhembus lebih dari satu kali…
…karena aku selalu menghabiskan waktu disekitar sini, hanya akulah yang dapat membuat pukulan ini.
Maju Pukulan Ajaibku!
Bolanya berubah arah untuk kedua kalinya dan berhasil masuk! karena tak bisa dicapai oleh Takahashi.
"Match point," ucap Kinata.
Semua orang terkejut, tak tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Kenapa bolanya bisa berbelok dua kali begitu?" mungkin itulah yang dipikirkan setiap penonton saat ini.
"Oh iya, aku pernah mendengarnya! sebuah tehnik hembusan angin yang dikendalikan! itulah yang dinamakan, sang pengendali angin, Eulen Sylphide!!" teriak bersemangat Zen.
"Tidak mungkin ada yang seperti itu!" ucap tak percaya Hideko.
"Kau berhasil ya, itu benar-benar pukulan ajaib," ucap Takahashi sambil memberikan bolanya padaku.
"Itu hanya kebetulan," ucapku menerima bola dari Takahashi, lalu berjalan kembali kesudut lapangan untuk menyervis.
Aku adalah orang yang mengatasi setiap masalahku sendirian, saat kalian saling bertengkar atau bercanda dengan kelompok kalian, sudah tak terhitung seberapa banyak masalah yang sudah kuhadapi sendirian hingga saat ini… sekarang, lihatlah siapa yang terbaik!
Setelah itu aku melempar bola keatas, lalu dengan raketku, aku memukul bola itu menuju area lawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Adel
suka deh...
☺☺
2021-03-20
0
Eva Santi Lubis
Hadir Lagi di cerita kamu thor mari saling mendukung Terimakasih
2021-02-02
0
Ade Yayuk
aq hadir..
jejak like
2021-01-31
0