Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri

Dengan semua orang yang telah memakai baju olahraga, pertandingan pun dimulai…

Aku tidak pandai mejelaskan jalannya pertandingan, jadi singkat cerita, poin kami cukup tertinggal, dengan kemampuan Takahashi di bidang olahraga yang hebat dan ternyata Hideko adalah orang yang masuk tim tenis tingkat daerah saat SMP…

Aku dan Yui benar-benar bukan tandingan mereka, situasi yang paling buruk, kaki Yui terkilir saat masih ditengah pertandingan, ia melompat, berusaha menggapai bola, namun ia tak berhasil memukulnya, dan saat ia mendarat, kakinya kehilangan keseimbangan, lalu berakhir dengan rasa sakit kaki terkilir yang dirasakan olehnya.

"Ittehh!" ucap kesakitan Yui.

"Sudahlah, kau cukup berdiri dilapangan saja, sisanya biar aku urus," ucapku lalu berjalan masuk kelapangan kembali.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya khawatir Yui.

Aku berbalik tersenyum kearah Yui.

"Kalau sedang terpuruk, kemampuanku akan meningkat dengan derastis, dan jika aku sudah serius! aku bisa menjilat sepatu mereka dengan mudah," ucapku penuh rasa bangga.

"Itu namanya bukan serius," ucap Yui menunduk khawatir.

"Tunggu sebentar ya."

Setelah mengatakan itu, Yui berjalan pincang keluar dari lapangan.

"Yui, ada apa?" teriak Hideko.

"Berkelahi? meninggalkanmu?" tambah merendahkan Hideko berbalik menatapku.

"Jangan bodoh, sampai saat ini aku tak pernah berkelahi dengan siapapun, dari awal, aku tidak punya teman untuk diajak berkelahi."

Mendengar itu, Hideko dan Takahashi hanya membuang nafas pendek dengan wajah tersenyum terpaksa.

Pelajaran lain dariku, sikap rendah diri, bisa membuat orang yang merendahkanmu jadi terdiam.

Tak lama setelah itu, aku melepaskan raketku, membuatnya terjatuh ditanah dekat tempatku berdiri.

Semua orang menatapku.

Ya… kurasa waktunya untuk berlutut. Saat menyerah aku membuang rasa bangga yang kumiliki, itulah harga diriku! waktunya untuk serius!

Tapi, niatku terhenti saat Hiyuki datang, ia memakai baju olahraga sambil membawa kotak obat dengan Yui berjalan dibelakangnya.

"Keributan apa ini?" tanya Hiyuki sambil berjalan memasuki lapangan.

"Kenapa kau pakai baju itu?" tanyaku pada Hiyuki.

"Entah! tanya pada Hiroime, dia yang menyuruhku untuk memakainya."

"Aku tidak mau kalah begitu saja, jadi aku meminta Hiyukin untuk membantuku!" jawab Yui.

"Kenapa harus aku!?"

"Datte! hanya Hiyukin satu-satunya teman yang bisa kumintai tolong!"

"Te-teman?"

"Ya! teman!"

Hiyuki terlihat mengabaikan kata-kata Yui, lalu menyodorkan kotak obat yang dibawanya pada Kinata yang sekarang ini bertugas sebagai wasit.

"Periksa lukamu nanti, aku tidak bisa menemukan guru UKS, dan kita juga tidak punya banyak waktu untuk mencarinya, jadi hanya ini yang bisa kulakukan," jelas Hiyuki.

"Arigataou," balas Kinata.

"Sudah kuduga, kau memang baik sekali, Hiyukin!" ucap gembira Yui.

"Meski begitu, tetap saja ada pria yang memanggilku dengan sebutan Ice Queen… tapi, aku sebenarnya tidak peduli yang dipikirkan orang lain tentangku…" ucap Hiyuki dengan tangan terlipat didepan dada.

"Jadi… aku juga tidak peduli jika Hiroime-san menganggapku teman," lanjut Hiyuki dengan suara kecil.

"Hiyukin!" Yui langsung memeluk Hiyuki dengan wajah yang terlihat sangat senang.

"Bisa kau lepaskan aku? aku tercekik."

Saat mereka sedang sibuk berpelukan, aku mengambil kembali raketku yang berada ditanah.

"Haruno-san, kan? maaf, tapi aku tidak akan menahan diri," ucap Hideko berjalan mendekat ketempat Hiyuki.

"Aku yang akan menahan diri untukmu jadi tenang saja, akan kuhancurkan harga diri murahanmu itu.

Sepertinya temank…

…salah satu anggotaku telah dilecehkan olehmu, kuharap kau sudah siap, meski terlihat begini, aku sebenarnya orang yang cukup pendendam," balas Hiyuki.

Bahaya, wanita ini benar-benar berbahaya.

Dan tanpa kusadari, jumlah siswa yang menonton semakin banyak, mungkin inlah yang terjadi jika dua orang populer sedang bertanding.

Pertandingan pun dimulai…

Kemampuan Hiyuki ternyata lebih hebat dari dugaanku, ia berhasil memukul setiap bola tipuan yang dilontarkan oleh Hideko, kecepatan berlarinya juga hebat.

"Kau ini… bagaimana caramu memukul bola tipuan itu?" tanyaku pada Hiyuki.

"Habisnya, dia memiliki ekspresi yang sama dengan teman sekelas yang ingin menjahiliku saat SMP dulu, aku bisa melihatnya dari manusia rendahan seperti dia.

Wanita ini benar-benar berbahaya, Hiyuki bukan lagi Ice Queen, tapi ia sudah berevolusi menjadi Eternal Ice Queen.

"Hahahaha… pasukanku luar biasa kan? ratakan meraka," ucap Zen dari luar lapangan.

"Hiyukin… kau Hebat," tambah Yui.

Kemudian ia membuat semua orang terkejut dengan Jumping Service-nya, bola yang dipukulnya melesat dengan cepat masuk kearea lawan, terpantul, lalu terhenti saat bola itu menempel disela-sela pagar pembatas kawat lapangan.

"Kau itu benar-benar tanpa ampun ya, tetaplah begitu dan kita akan menang," ucapku.

"Aku akan melakukannya jika bisa, tapi itu mustahil…"

"Ha?"

"…aku tidak percaya diri dengan staminaku," ucap Hiyuki.

"Whusss…" suara bola masuk diarea kami.

"Diuce," ucap Kinata sebagai wasit.

"Aku dengar itu, kelihatannya kau sudah mencapai batasmu!" ucap merendahkan Hideko.

"Ya… kedua tim bermain bagus, ayo kita anggap seri saja, ya?" ucap Takahashi.

"Apa maksudmu Takahashi!? kita harus selesaikan pertandingan ini untuk selamanya," balas kesal Hideko.

"Pria ini akan menyelesaikannya! jadi tenang saja…" balas Hiyuki sambil menunjukku dengan raketnya.

Aku hanya berbalik, melihat kebingungan kearah Hiyuki.

"…Aku mungkin kejam dan kasar! tapi, aku tidak pernah berbohong dengan kata-kataku," lanjut Hiyuki dengan wajah serius.

Ucapannya membuat semua penonton bersorak.

Membuatku tidak punya pilihan lain selain menjawab harapan yang telah diberikan padaku.

Haahh… aku bersiap ditempat service dan mulai berpikir sambil memantul-mantulkan bola.

"Waktu istirahat sebentar lagi selesai, biasanya aku akan makan siang ditempat terbaikku.

"Hmp…" aku tersenyum dan langsung memukul bola.

Bolanya melambung dengan pelan keatas

"Yosh…" ucap Hideko melihat kearah Takahashi yang berlari menuju bola.

Hideko, kau tidak tau… kebiasaan angin laut yang berhembus diarea ini…

…Bolanya langsung berubah arah dengan Takahashi yang terus mengejarnya.

Takahasi, kau tidak tau… angin ini berhembus lebih dari satu kali…

…karena aku selalu menghabiskan waktu disekitar sini, hanya akulah yang dapat membuat pukulan ini.

Maju Pukulan Ajaibku!

Bolanya berubah arah untuk kedua kalinya dan berhasil masuk! karena tak bisa dicapai oleh Takahashi.

"Match point," ucap Kinata.

Semua orang terkejut, tak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa bolanya bisa berbelok dua kali begitu?" mungkin itulah yang dipikirkan setiap penonton saat ini.

"Oh iya, aku pernah mendengarnya! sebuah tehnik hembusan angin yang dikendalikan! itulah yang dinamakan, sang pengendali angin, Eulen Sylphide!!" teriak bersemangat Zen.

"Tidak mungkin ada yang seperti itu!" ucap tak percaya Hideko.

"Kau berhasil ya, itu benar-benar pukulan ajaib," ucap Takahashi sambil memberikan bolanya padaku.

"Itu hanya kebetulan," ucapku menerima bola dari Takahashi, lalu berjalan kembali kesudut lapangan untuk menyervis.

Aku adalah orang yang mengatasi setiap masalahku sendirian, saat kalian saling bertengkar atau bercanda dengan kelompok kalian, sudah tak terhitung seberapa banyak masalah yang sudah kuhadapi sendirian hingga saat ini… sekarang, lihatlah siapa yang terbaik!

Setelah itu aku melempar bola keatas, lalu dengan raketku, aku memukul bola itu menuju area lawan.

Terpopuler

Comments

Adel

Adel

suka deh...

☺☺

2021-03-20

0

Eva Santi Lubis

Eva Santi Lubis

Hadir Lagi di cerita kamu thor mari saling mendukung Terimakasih

2021-02-02

0

Ade Yayuk

Ade Yayuk

aq hadir..
jejak like

2021-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!