Chapter 18 - Ka-kun

Saat ini… aku, adikku dan pria yang datang bersamanya tengah duduk berhadapan dengan Kinata, Yui dan Hiyuki.

"Ya… Halo, aku Namichi Wataru, terima kasih telah selalu membantu kakakku."

"Salam kenal, aku teman sekelasnya, Kinata Otsuka."

"Wah, kak dia imut sekali ya!?" ucap Namichi sambil menarik-narik lengan bajuku.

"Ha? iya, tapi dia itu seorang pria," ucapku menggerutu.

"Haha, kakak ini selalu bercanda…" namun tak ada yang

tertawa,

"…Ha!? apa benar?" bisik Namichi kepadaku.

Aku hanya membalasnya dengan sebuah anggukan kecil.

"I-iya aku ini seorang pria," jawab Kinata tersipu malu.

"Salam kenal, aku teman sekelasnya Tsukki, Hiroime Yui." lanjut Yui.

"Ah… halo, salam kena…"

Entah apa alasannya, Namichi terlihat sangat memperhatikan wajah Yui.

"Kurasa sekarang giliranku, salam kenal… aku Haruno Hiyuki. Aku bukan teman sekelasnya Tsukihara-kun, bukan temannya juga, sayangnya aku kenalannya… kurasa?"

"Ada apa dengan pertanyaan menjebak itu? ucapku.

"Anu… aku Shirohaki Kuroishi. Aku satu tempat les dengan Tsukihara-san, sama seperti kalian, kakakku juga murid kelas 2 di SMA Chiba. Namanya Shirohaki Shiro," ucap pria yang datang bersama Namichi.

"Si tukang telambat!" batinku.

"Ah, Shirohaki-san kan? dia orang yang agak menyeramkan," ucap Yui.

"Bukankah dia temanmu?" tanyaku.

"Ya… aku kadang bicara padanya, tapi…

…Tsukki! jangan tanya hal seperti itu pada seorang perempuan! itu sangat sulit untuk di jawab!"

"Tapi aku belum pernah melihat Shirohaki-san bersikap ramah pada siapapun," jelas Kinata.

"Dan juga, belakangan ini kakaknya Kuroishi jadi seperti preman, dia selalu pulang larut malam.

Jadi dia minta pendapatku supaya kakaknya berubah jadi seperti biasanya," jelas Namichi.

"Sejak kapan hal itu mulai terjadi?" tanya Hiyuki.

"Belakangan ini, bahkan sejak masuk SMA Chiba…

…Padahal saat masih SMP dia sangat rajim dan baik," jawab Kuroishi.

"Dengan kata lain, dia langsung berubah setelah sekelas dengan Tsukihara-kun kan?" tanya Hiyuki.

"Kenapa kesannya aku yang jadi penyebabnya? memangnya aku ini virus apa?"

"Aku tidak bilang begitu, tidakkah kau merasa bahwa reaksimu yang terlalu berlebihan, Tsukikuman-kun?"

"Kau mengatakannya! barusan kau menyebutku kuman!"

"Lidahku hanya terpeleset."

"Tch!"

"Dia selalu pulang larut malam kan? memangnya selarut apa…?" tanya Yui.

"…Aku juga pulang agak larut malam, jadi kurasa itu hal yang cukup biasa untuk seorang gadis SMA."

"Ya… dia pulang sekitar jam 5…"

"Bukankah itu sudah pagi?" ucapku.

"Apa orang tuamu tidak menasihatinya?" tanya Kinata.

"Mereka berdua sibuk bekerja, kami juga punya dua adik lagi, jadi mereka tidak begitu rewel tentang kakak," jawab Kuroishi.

"Masalah keluarga, ya…?

"Ha!?"

"…Semua orang pasti memilikinya…"

"He…"

"…Baiklah," ucap Hiyuki.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanyaku menggerutu.

"Kuroishi-kun adalah adik Shirohaki Shiro-san, murid dari sekolah kita, dan juga, dia minta tolong soal Shirohaki Shiro-san sendiri, kurasa ini sudah menyangkut kegiatan Klub Relawan, itulah yang kupikirkan," jawab Hiyuki.

Sebuah jari telunjuk memukul-mukul bahuku, aku berbalik kearah pemilik telunjuk tersebut, terlihat adikku yang sedang tersenyum, membuatku tak dapat mengatakan kata tidak.

Program rehabilitasi Shirohaki Shiro dimulai keesokan harinya…

Setelah sekolah, aku pergi ke ruangan klub dimana Hiyuki sedang menunggu dengan angkuh. “Kalau begitu, ayo kita mulai.”

Yui dan aku mengangguk mendengar kata-katanya. Dan untuk beberapa alasan, Kinata juga berada disana.

"Kinata, kau tidak perlu memaksa dirimu untuk datang kemari.” Maksudku, jika kau ada disini, maka kau akan merasakan aura intimidasi yang sangat kuat dari Hiyuki."

Tapi Totsuka menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku juga mendengar apa yang terjadi. Ditambah, aku tertarik, apa yang Tsukihara dan yang lain akan lakukan."

"Be-begitu ya. Kalau begitu… terserah kau saja."

"Karena Shirohaki Shiro-san juga sering telambat, Hiratsuko sensei mungkin saat ini sudah menahannya di ruang guru dan sedang memberinya ceramah panjang lebar selagi kita berbicara," jelasku.

"Aku sudah memikirkannya, dan aku yakin bahwa Shirohaki Shiro-san, sebaiknya menyelesaikan masalahnya dengan tangannya sendiri," ujar Hiyuki.

"Ya… hal itu sudah pasti, kurasa…"

Aku sedang tidak berniat beradu argumen dengan Hiyuki saat ini, jadi kuputuskan mengiyakan apapun yang ia ucapkan

"Jadi, apa sebenarnya yang akan kita lakukan?" tanyaku.

"Apa kau pernah mendengar tentang terapi hewan?"

"Tidak, tidak sama sekali."

Hiyuki membuang nafas panjang

"Biar kujelaskan… sederhananya terapi hewan, adalah sejenis terapi spiritual yang termasuk membelai-belai hewan untuk mengurangi level stres seseorang dan mengeluarkan kepribadian positif orang tersebut."

Saat Hiyuki menjelaskan inti-intinya, aku dapat mendengar Yui sedang terkekeh. Tapi menurutku, itu bukanlah cara yang buruk untuk menyelesaikan masalahnya.

Dari apa yang dikatakan Kuroishi, Shirohaki dulunya seorang gadis yang kaku dan berhati baik. Ini mungkin adalah pemicu untuk mengeluarkan sisi baik hatinya.

Tapi ada satu masalah.

"Siapa yang akan menyediakan hewannya?" tanyaku.

"Tentang itu… tidak adakah disini yang memelihara seekor kucing?" tanya Hiyuki.

Kinata menggelengkan kepalanya dengan murung sebagai jawabannya.

"Aku ada seekor anjing, apa itu boleh?" tanya Yui.

"Harus kucing! lebih banyak orang yang menyukai kucing!," tegas Hiyuki.

"Aku tidak benar-benar mengerti perbedaannya…" gumamku.

"…Serius? apa kau punya penjelasan ilmiah tentang argumen yang baru saja kau lontarkan?"

"Tidak ada yang terlalu spesifik…" Hiyuki dengan cekatan menghindari tatapanku.

"…Yang penting, jangan anjing."

"Apakah itu berarti kau tidak suka anjing?" tanyaku.

"Aku yakin, tidak pernah mengatakan sesuatu semacam itu. Tolong jangan buru-buru menarik kesimpulan," kata Hiyuki tersinggung.

"Tidak mungkin, Hiyukin. Kau benci anjing? Bagaimana bisa?! Bukankah kau menyukai hewan imut!?" ucap Yui yang sudah terlanjur mengambil kesimpulan.

"…kau merasa seperti itu, hanya karena kau menyukai anjing, Hiroime-san." Nada suara Hiyuki ttiba-tiba menjadi datar.

Apa Hiyuki ada sejenis trauma yang menyangkut anjing atau semacamnya? Apakah dia pernah digigit anjing sebelumnya? jika dia tidak menyukainya, kurasa sebaiknya aku jangan memaksanya.

Untuk sekarang, aku hanya merasa gembira bahwa aku mengetahui salah satu titik lemah Hiyuki.

"Kami memelihara seekor kucing…" kataku. "…Apa tidak apa-apa memakai kucing kami?"

"Ya."

Setelah mengantungi persetujuan Hiyuki, aku menelepon Namichi. Aku bisa mendengar sejenis musik aneh sebagai latarnya.

Ada apa dengan musik murahan itu? Mengapa ponsel gadis ini menyanyi?

"Yaaaaaa, ini Namichi!"

"Oh, Namichi. Kau berada di rumah sekarang ini?"

"Yep, Aku di rumah. Kenapa?"

"Ini soal kucing kita. Maaf, tapi bisakah kamu membawanya ke sekolah kami?"

"Huh? Kenapa? Ka-kun berat, jadi aku tidak mau."

Ka-kun adalah nama kucing kami. Dia dulunya dipanggil Kamakura, tapi karena nama itu terlalu susah disebut jadi suatu hari namanya disingkat menjadi Ka-kun.

"Hiyuki yang berkata untuk membawanya."

"Aku akan segera kesana." Panggilannya tiba-tiba diputus dengan suara beep.

Huh? Mengapa tingkahnya berubah segera setelah aku menyebut Hiyuki? tapi ketika aku yang menyuruhnya…

Aku menutup ponselku, merasa puas dia akan datang. SMA kami cukup terkenal di area ini, jadi dia mungkin tidak akan tersesat saat datang kemari.

"Dia bilang dia akan segera kemari…" ucapku memberitau Hiyuki.

"…Apa kita sebaiknya menunggu diluar?"

Kami menunggu di luar gerbang sekolah selama dua puluh menit, sampai Namichi muncul dengan keranjang di tangannya.

"Maafkan aku telah memanggilmu datang kemari," ucap lembut Hiyuki.

"Tidak, tidak, aku senang melakukannya untukmu Hiyuki-san," jawab Namichi sambil tersenyum selagi dia membuka tutup keranjangnya.

Ka-kun tergeletak di dalamnya. Dia terang-terangan menatap padaku dengan tampang seperti.

"Huh? Apa kau lihat-lihat, sampah?"

"Aww, dia begitu imut!" kata Kinata saat dia mengusap kucingnya. Ka-kun memelintir badannya seakan berkata,

"Hei, hei, tenang! Tunggu sebentar! Jangan perutku! Jangan usap disana!" Dia benar-benar sudah dalam kendali Kinata.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan dengannya?" tanyaku pada Hiyuki.

Aku memegang Ka-kun pada bagian tengkuk lehernya setelah kinata menyerahkannya padaku.

"Kita akan meletakkannya di dalam sebuah kotak kardus dan meninggalkannya di depan Shirohaki Shiro-san, aku yakin dia akan memungutnya jika hatinya tersentuh." Jelas Hiyuki.

Apa kau pikir seorang preman seperti Shirohaki akan berbuat seperti itu?

Tapi… sebenarnya, aku tidak begitu mengenal Shirohaki, jadi tidak ada jaminan bahwa cara tidak langsung seperti ini akan berhasil.

"Kalau begitu sekarang, aku akan mencari beberapa kardus."

Aku memberi isyarat untuk menyerahkan kucingku pada Yui yang berada persis di sampingku. Tapi dia melangkah mundur satu langkah dengan ketakutan.

"Yui?"

Sekali lagi aku mencobanya memberikan Ka-kun. namun ia tetap menghindar.

"Apa-apaan kau…"

"Oh. Eng, uh, tidak ada apa-apa!" kata Yui selagi dia menjulurkan tangannya dengan gugup.

Ka-kun mengamati tangan Yui dan membuat suara meong. Sambil tersentak, Yui menjauhkan tangannya.

"Apa jangan-jangan… kau tak cocok dengan kucing?"

"H-huh?! T-Tentu saja aku cocok dengan kucing! Malah, aku cinta mereka! M-Maksudku, kesini, kucing kecil. Meong meong." ucap Yui dengan suara bergetar saat ia menirukan suara kucing.

"Namichi, Aku akan menyerahkannya padamu." ucapku menyerahkan Ka-kun kepada Namichi.

Setelah itu aku berjalan memjauh, berkeliling, mencari sebuah kardus untuk Ka-kun.

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Semangat up

2021-02-04

0

Lian

Lian

T

2021-01-03

0

Lian

Lian

A

2021-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!