Chapter 04 - Hiroime Yui

Aku memegang tengkuk kepalaku, "Hiyuki-san, jika kau mau… aku bisa jadi tema-"

"Maaf, tapi kelihatannya itu mustahil, "

"He!? padahal aku belum selesai mengatakannya."

"Tuk… tuk…"

Pintu ruangan klub tiba-tiba terdengsr berbunyi dari luar.

"Silahkan," ucap Hiyuki.

"Sreeeet"

Pintu bergeser, "Pe-permisi," suara seorang gadis yang berada dibalik pintu terdengar, lalu ia melangkah masuk.

Sreeeet, ia menutup kembali pintu ruangan.

Perlahan terlihat, seorang siswi yang memiliki rambut pink sepanjang bahu yang mencolok, dapat terlihat sebuah tonjolan rambut yang terikat bulat di salah satu sisi kepalanya, (Apa itu gaya rambut model bakso?). ujung rambutnya agak masuk kedalam kearah leher dan poni sampingnya tergantung rapi menutupi dahinya.

"Hiratsuko sensei meyuruhku datang kesini, tapi…"

Dia melihatku saat pertama kali masuk, dan aku pun membalas menatapnya.

"Eh? ke-kenapa Tsukki ada disini!?" ucapnya terkejut sambil menunjukku dengan jari telunjukknya.

"Ya…? aku anggota klub ini…"

Tsukki? apa yang dia maksud aku? lagipula, siapa gadis ini?

Tanpa kusadari Hiyuki sudah mengambil kursi untuknya dan menaruhnya didekat kursinya sendiri.

"Dari kelas 2F, Hiroime Yui-san, kan? untuk sekarang, silahkan duduk dulu," ucap Hiyuki.

Gadis yang bernama Hiroime Yui mengukuti apa yang dikatan Hiyuki dan langsung saja duduk dikursi yang sudah disiapkan untuknya.

"Kau mengenalku?" ucap Yui.

"Kurasa dia tahu semua orang yang ada disekolah ini?" ucapku memotong pembicaraan mereka.

"Tidak juga… contohnya aku tidak tahu tentangmu," balas Hiyuki.

"Benar juga."

"Jangan khawatir, jika kau sedang resah, aku bisa pura-pura kau tidak ada disini. Asal tahu saja, aku ini orangnya cukup rendah hati."

"Apa kau sedang mencoba menghiburku?"

"Ini hanyalah sebuah tindakan yang disebut dengan sarkasme."

Kami memaksa Hiroime Yui untuk mendengarkan perdebatan kami, ia berbalik kearah kiri dan kanan setiap kali aku dan Hiyuki mulai berbicara.

"Entah kenapa, rasanya klub ini terlihat menyenangkan," ucap Hiroime Yui.

Aku hanya bisa memasang ekspresi terkejut saat mendengarnya mengatakan itu.

"Dan juga Tsukki! kau ternyata orang yang banyak bicara ya?"

"Ha?"

"Ah tidak, bagaimana ya… disini kau sangat berbeda daripada saat di kelas." ucapnya dengan tangan yang terus saja bergoyang menyilang berulang kali. "Bagaimana ya… kau di kelas terkadang agak menjijikkan."

"Ha? dasar wanita sialan!" gumamku sambil berbalik menatap arah lain.

"Tsukki kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak ada… lupakan saja… dan juga, jangan memanggilku Tsukki! wanita aneh nomor dua."

"Jadi apa tujuanmu datang kesini, wanita aneh nomor dua?" tanyaku.

"Sebenarnya… aku ingin membuat kue."

"Ha? kue?"

"Sepertinya dia ingin seseorang mencoba kue buatannya, tapi karena kurang percaya diri, dia meminta bantuan pada kita," tebak Hiyuki.

"Bukankah hal itu, lebih baik kau meminta tolong pada temanmu saja," ucapku.

"I-itu… itu, aku tidak mau orang lain mengetahui aku melakukan ini, dan juga teman-temanku tidak bisa diajak serius, jadi…" ucap Hiroime Yui dengan wajah yang sedikit memerah.

"Begitu?" ucapku.

"Lagipula aku dengar dari Hiratsuko sensei, bahwa klub ini mengabulkan permintaan murid, kan?"

"Lebih tepatnya, klub relawan hanya membantu orang lain, kami tidak memberi ikan pada orang kelaparan, tapi lebih ke mengajari orang cara menangkap ikan," ucap Hiyuki sambil melipat kedua tangannya.

Entah aku harus bilang apa untuk wajahnya, dia terlihat sombong atau dingin, aku tidak bisa memilih antara keduanya.

"Entah kenapa kata-katamu kedengarannya hebat Hiyuki-san." ucap Hiroime Yui.

Setelah itu Haruno Hiyuki dan Hiroime Yui pergi mengganti pakaian sekolah yang mereka kenakan dan mengambil bahan-bahan untuk membuat kue, sementara aku hanya menunggu disebuah ruangan kelas yang memiliki dapur didalamnya.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berdua datang. Mereka berdua memakai baju putih polos dengan eprom panjang menutupi baju dan rok mereka.

Lalu merekapun sampai didepan dapur dan menaruh setiap bahannya disana.

"Hiroime-san?" tanya Hiyuki.

"Ada apa?"

"Ini terbalik, apa kau tahu cara memakai eprom?" ucap Hiyuki sambil membenarkan eprom milik Yui.

"Maaf, terima kasih," ucap Yui.

"Jadi, apa yang harus kulakukan?" tanyaku.

"Kau bisa mencicipi dan memberi pendapat," ucap Hiyuki dengan nada sombong seperti biasanya.

Aku dapat tugas yang paling menguntungkan.

Lalu setelah beberapa saat kuenya pun jadi.

"Kenapa kau bisa membuat banyak kesalahan berturut-turut," ucap Hiyuki sambil memegang kepalanya saat melihat kue gosong yang baru saja dibuat oleh Yui.

Aku mengambil sepotong kue yang dibuat oleh Yui, lalu memperhatikan kue itu dengan lebih seksama.

"Ini lebih bisa disebut arang daripada kue, dan! kurasa makanan ini juga beracun," ucapku.

Dengan ekspresi kesal Yui mengambil kue yang dibutnya, "Ini tidak beracun!" ia memperhatikan kue itu dengan seksama, "Mungkin ini memang beracun…" ucapnya.

"Tshukiraka-kun, apa kau takut mati?" tanya Hiyuki.

"Tentu saja, siapa yang ingin mati!" ucapku kesal.

"Baiklah, ayo pikirkan cara untuk membuatnya menjadi lebih baik," ucap Hiyuki dengan tangan didagunya.

"Jangan biarkan Yui memasak lagi," ucapku.

"Hal itu tidak menyelesaikan apapun!" bantah Yui.

"Mungkin aku memang tidak cocok untuk memasak…

…bakat? kalau itu kurasa aku tak punya," ucap Yui tak percaya diri.

"Cara untuk menyelesaikan masalah adalah berusaha, Hiroime-san, barusan kau bilang tidak memiliki bakat, kan?

"Ah… iy…"

"Tolong ubah pikiranmu itu, mereka yang belum berusaha keras, tidak pantas menyebut diri mereka tidak berbakat. Banyak orang gagal karena mereka tidak memahami usaha yang diperlukan untuk menjadi sukses." ucap Hiyuki sambil menandang tepung.

"Ta-tapi, belakangan ini orang-orang juga tidak suka memasak. Mungkin aku hanya memang tidak cocok memasak, hehe…"

Hiyuki menaruh tandangan yang dipegangnya dengan kasar, lalu menatap tajam kearah Yui.

"Bisa kau berhenti mengikuti orang lain? itu sangat menjengkelkan… apa kau tidak malu, menyalahkan kebodohanmu ataupun kegagalanmu kepada orang lain?"

ucap dingin Hiyuki.

Mendengar kata-kata itu Yui sampai menunduk, dari yang terlihat dimataku, dia pasti sedang merasa sakit hati karena Hiyuki mengatakan hal yang cukup kasar.

"Ke-keren," ucap Yui.

"Ha!!"

Sontak kata-katanya membuatku dan Hiyuki sangat terkejut dan langsung menatap kearahnya.

"Kau bicara tanpa menutupi apapun, kurasa itu keren!" ucap Yui.

Kata-katanya yang diluar dugaan itu sampai membuat sang Ice Queen Hiyuki melangkah mundur dan memperlihatkan senyum terpaksa…

Aku kagum padamu Yui.

"A-apa kau mendengar ucapanku? kurasa tadi aku sudah bicara cukup kasar," ucap Hiyuki.

"Memang benar Hiyuki-san bicara cukup kasar, tapi aku tau, itu dari hatimu, karena aku memang selalu mengikuti gaya orang lain…"

Yui memasang wajah serius.

"…Maaf, selanjutnya aku akan berusaha!" ucapnya yakin.

Untuk mengapresiasi keberaniannya aku pun berdiri dari tempat dudukku dan mengatakan.

"Ajari dia cara membuat kue yang benar."

Untuk sesaat, aku merasa bahwa kata-kataku itu terdengar cukup keren.

Hiyuki membuang napas panjang, "Akan kutunjukkan caranya, jadi lihatlah."

"Ha… Hemm!."

Hiroime Yui terlihat sangat senang saat mengatakan itu.

Terpopuler

Comments

Cahaya mata

Cahaya mata

Aku kembali 😍

2021-01-29

0

Adel

Adel

jejak like...

2021-01-28

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Hadir ka semangat

2021-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!