Aku memegang tengkuk kepalaku, "Hiyuki-san, jika kau mau… aku bisa jadi tema-"
"Maaf, tapi kelihatannya itu mustahil, "
"He!? padahal aku belum selesai mengatakannya."
"Tuk… tuk…"
Pintu ruangan klub tiba-tiba terdengsr berbunyi dari luar.
"Silahkan," ucap Hiyuki.
"Sreeeet"
Pintu bergeser, "Pe-permisi," suara seorang gadis yang berada dibalik pintu terdengar, lalu ia melangkah masuk.
Sreeeet, ia menutup kembali pintu ruangan.
Perlahan terlihat, seorang siswi yang memiliki rambut pink sepanjang bahu yang mencolok, dapat terlihat sebuah tonjolan rambut yang terikat bulat di salah satu sisi kepalanya, (Apa itu gaya rambut model bakso?). ujung rambutnya agak masuk kedalam kearah leher dan poni sampingnya tergantung rapi menutupi dahinya.
"Hiratsuko sensei meyuruhku datang kesini, tapi…"
Dia melihatku saat pertama kali masuk, dan aku pun membalas menatapnya.
"Eh? ke-kenapa Tsukki ada disini!?" ucapnya terkejut sambil menunjukku dengan jari telunjukknya.
"Ya…? aku anggota klub ini…"
Tsukki? apa yang dia maksud aku? lagipula, siapa gadis ini?
Tanpa kusadari Hiyuki sudah mengambil kursi untuknya dan menaruhnya didekat kursinya sendiri.
"Dari kelas 2F, Hiroime Yui-san, kan? untuk sekarang, silahkan duduk dulu," ucap Hiyuki.
Gadis yang bernama Hiroime Yui mengukuti apa yang dikatan Hiyuki dan langsung saja duduk dikursi yang sudah disiapkan untuknya.
"Kau mengenalku?" ucap Yui.
"Kurasa dia tahu semua orang yang ada disekolah ini?" ucapku memotong pembicaraan mereka.
"Tidak juga… contohnya aku tidak tahu tentangmu," balas Hiyuki.
"Benar juga."
"Jangan khawatir, jika kau sedang resah, aku bisa pura-pura kau tidak ada disini. Asal tahu saja, aku ini orangnya cukup rendah hati."
"Apa kau sedang mencoba menghiburku?"
"Ini hanyalah sebuah tindakan yang disebut dengan sarkasme."
Kami memaksa Hiroime Yui untuk mendengarkan perdebatan kami, ia berbalik kearah kiri dan kanan setiap kali aku dan Hiyuki mulai berbicara.
"Entah kenapa, rasanya klub ini terlihat menyenangkan," ucap Hiroime Yui.
Aku hanya bisa memasang ekspresi terkejut saat mendengarnya mengatakan itu.
"Dan juga Tsukki! kau ternyata orang yang banyak bicara ya?"
"Ha?"
"Ah tidak, bagaimana ya… disini kau sangat berbeda daripada saat di kelas." ucapnya dengan tangan yang terus saja bergoyang menyilang berulang kali. "Bagaimana ya… kau di kelas terkadang agak menjijikkan."
"Ha? dasar wanita sialan!" gumamku sambil berbalik menatap arah lain.
"Tsukki kau mengatakan sesuatu?"
"Tidak ada… lupakan saja… dan juga, jangan memanggilku Tsukki! wanita aneh nomor dua."
…
"Jadi apa tujuanmu datang kesini, wanita aneh nomor dua?" tanyaku.
"Sebenarnya… aku ingin membuat kue."
"Ha? kue?"
"Sepertinya dia ingin seseorang mencoba kue buatannya, tapi karena kurang percaya diri, dia meminta bantuan pada kita," tebak Hiyuki.
"Bukankah hal itu, lebih baik kau meminta tolong pada temanmu saja," ucapku.
"I-itu… itu, aku tidak mau orang lain mengetahui aku melakukan ini, dan juga teman-temanku tidak bisa diajak serius, jadi…" ucap Hiroime Yui dengan wajah yang sedikit memerah.
"Begitu?" ucapku.
"Lagipula aku dengar dari Hiratsuko sensei, bahwa klub ini mengabulkan permintaan murid, kan?"
"Lebih tepatnya, klub relawan hanya membantu orang lain, kami tidak memberi ikan pada orang kelaparan, tapi lebih ke mengajari orang cara menangkap ikan," ucap Hiyuki sambil melipat kedua tangannya.
Entah aku harus bilang apa untuk wajahnya, dia terlihat sombong atau dingin, aku tidak bisa memilih antara keduanya.
"Entah kenapa kata-katamu kedengarannya hebat Hiyuki-san." ucap Hiroime Yui.
Setelah itu Haruno Hiyuki dan Hiroime Yui pergi mengganti pakaian sekolah yang mereka kenakan dan mengambil bahan-bahan untuk membuat kue, sementara aku hanya menunggu disebuah ruangan kelas yang memiliki dapur didalamnya.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berdua datang. Mereka berdua memakai baju putih polos dengan eprom panjang menutupi baju dan rok mereka.
Lalu merekapun sampai didepan dapur dan menaruh setiap bahannya disana.
"Hiroime-san?" tanya Hiyuki.
"Ada apa?"
"Ini terbalik, apa kau tahu cara memakai eprom?" ucap Hiyuki sambil membenarkan eprom milik Yui.
"Maaf, terima kasih," ucap Yui.
"Jadi, apa yang harus kulakukan?" tanyaku.
"Kau bisa mencicipi dan memberi pendapat," ucap Hiyuki dengan nada sombong seperti biasanya.
Aku dapat tugas yang paling menguntungkan.
…
Lalu setelah beberapa saat kuenya pun jadi.
"Kenapa kau bisa membuat banyak kesalahan berturut-turut," ucap Hiyuki sambil memegang kepalanya saat melihat kue gosong yang baru saja dibuat oleh Yui.
Aku mengambil sepotong kue yang dibuat oleh Yui, lalu memperhatikan kue itu dengan lebih seksama.
"Ini lebih bisa disebut arang daripada kue, dan! kurasa makanan ini juga beracun," ucapku.
Dengan ekspresi kesal Yui mengambil kue yang dibutnya, "Ini tidak beracun!" ia memperhatikan kue itu dengan seksama, "Mungkin ini memang beracun…" ucapnya.
"Tshukiraka-kun, apa kau takut mati?" tanya Hiyuki.
"Tentu saja, siapa yang ingin mati!" ucapku kesal.
…
"Baiklah, ayo pikirkan cara untuk membuatnya menjadi lebih baik," ucap Hiyuki dengan tangan didagunya.
"Jangan biarkan Yui memasak lagi," ucapku.
"Hal itu tidak menyelesaikan apapun!" bantah Yui.
"Mungkin aku memang tidak cocok untuk memasak…
…bakat? kalau itu kurasa aku tak punya," ucap Yui tak percaya diri.
"Cara untuk menyelesaikan masalah adalah berusaha, Hiroime-san, barusan kau bilang tidak memiliki bakat, kan?
"Ah… iy…"
"Tolong ubah pikiranmu itu, mereka yang belum berusaha keras, tidak pantas menyebut diri mereka tidak berbakat. Banyak orang gagal karena mereka tidak memahami usaha yang diperlukan untuk menjadi sukses." ucap Hiyuki sambil menandang tepung.
"Ta-tapi, belakangan ini orang-orang juga tidak suka memasak. Mungkin aku hanya memang tidak cocok memasak, hehe…"
Hiyuki menaruh tandangan yang dipegangnya dengan kasar, lalu menatap tajam kearah Yui.
"Bisa kau berhenti mengikuti orang lain? itu sangat menjengkelkan… apa kau tidak malu, menyalahkan kebodohanmu ataupun kegagalanmu kepada orang lain?"
ucap dingin Hiyuki.
Mendengar kata-kata itu Yui sampai menunduk, dari yang terlihat dimataku, dia pasti sedang merasa sakit hati karena Hiyuki mengatakan hal yang cukup kasar.
"Ke-keren," ucap Yui.
"Ha!!"
Sontak kata-katanya membuatku dan Hiyuki sangat terkejut dan langsung menatap kearahnya.
"Kau bicara tanpa menutupi apapun, kurasa itu keren!" ucap Yui.
Kata-katanya yang diluar dugaan itu sampai membuat sang Ice Queen Hiyuki melangkah mundur dan memperlihatkan senyum terpaksa…
Aku kagum padamu Yui.
"A-apa kau mendengar ucapanku? kurasa tadi aku sudah bicara cukup kasar," ucap Hiyuki.
"Memang benar Hiyuki-san bicara cukup kasar, tapi aku tau, itu dari hatimu, karena aku memang selalu mengikuti gaya orang lain…"
Yui memasang wajah serius.
"…Maaf, selanjutnya aku akan berusaha!" ucapnya yakin.
Untuk mengapresiasi keberaniannya aku pun berdiri dari tempat dudukku dan mengatakan.
"Ajari dia cara membuat kue yang benar."
Untuk sesaat, aku merasa bahwa kata-kataku itu terdengar cukup keren.
Hiyuki membuang napas panjang, "Akan kutunjukkan caranya, jadi lihatlah."
"Ha… Hemm!."
Hiroime Yui terlihat sangat senang saat mengatakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Cahaya mata
Aku kembali 😍
2021-01-29
0
Adel
jejak like...
2021-01-28
0
Yeni Eka
Hadir ka semangat
2021-01-25
0