"…He? sumber?" tanyaku.
"Aku pernah sekolah diluar negeri, dan aku kembali saat SMP, semua gadis disekolah ingin menyingkirkanku, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mencoba melampauiku. Si Bodoh Itu…"
Hiyuki, suaramu sudah membuat merinding dari awal, jadi… tidak perlu merubahnya menjadi lebih dingin lagi.
"Bisa aku melakukannya demi Kinata saja?" ucapku.
Hiyuki menutup buku kecilnya dengan keras.
"Asal kau tau, aku tidak pernah mengira kau tipe orang yang peduli."
"Ah… maksudku, ini pertama kalinya ada yang minta tolong padaku, jadi… kau tau kan, aku harus menolongnya…"
"Mendengar dan menolong orang lain tidak selalu hal yang benar."
"Kalau begitu, jika itu kau! apa yang akan kau lakukan?"
"Hmm… benar juga… akan kusuruh mereka berlari sampai mati, mengayunkan raket sampai mati, dan bertanding sampai mati… mungkin?"
Kenapa wanita ini bisa tersenyemum melihatku saat mengatakan itu, meskipun kau bercanda, bukankah itu sudah berlebihan… wanita ini benar-benar berbahaya.
"Sreet"
"Ya halo! hari ini kita kedatangan tamu!"
"Tsukihara?"
Yap… kedua orang yang berada dipintu ruang klub adalah Hiroime Yui dan Kinata Otsuka.
"Kinata?" ucapku terkejut.
"Eh? kenapa Tsukihara-kun ada disini?" tanya Kinata.
"Aku anggota klub ini, kalau kau kenapa datang kesini?"
"Ya… aku juga anggota klub ini kan? jadi aku ingin bantu-bantu, lalu Nata-chan terlihat butuh bantuan, jadi aku bawa dia kesini," jelas Yui.
"Hiroime-san." ucap Hiyuki.
"Hiyukin, kau tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya menjalankan tugas sebagai anggota," ucap percaya diri Yui.
"Hiroime-san, sebenarnya kau bukan anggota klub."
"Bukan!!?" ucap terkejut Yui.
Ternyata dia bukan anggota, kukira ini cerita dimana dia tiba-tiba jadi anggota klub.
"Ya, aku tidak pernah menerima surat permintaan atau persetujuan, jadi kau bukan anggota," jelas Hiyuki.
"Akan kutulis sekarang! akan kutulis sebanyak yang kau mau," ucap Yui yang terdengar ingin menangis.
Dan begitulah… masalah pertama yang kami selesaikan adalah surat pendaftaran Hiroime Yui.
Setelah surat Yui selesai dibuatnya dan diterima menjadi anggota klub…
"Baiklah… kami terima permintaanmu, kami hanya perlu membantumu berlatih kan?" tanya Hiyuki pada Kinata.
"Hai!… Jika aku jadi lebih hebat, semua anggota klub akan ikut berlatih keras, kurasa…" jawab Kinata.
"Jadi, bagaimana?" ucapku datar.
"Barusan sudah kubilang kan? apa kau lupa?" ucap Hiyuki dengan senyum bahagia.
"Oi, jangan bilang kau serius…"
Yui dan Kinata yang tak mengerti hanya menatap kami berdua dengan wajah kebingungan.
Lalu, dilapangan tenis lapangan…
Bagi yang tau cara penulisan yang lebih bagus bisa kalian memberi tau dikolom komentar.
…
Hiyuki benar-benar melakukan apa yang dikatakannya tadi, ia membuat Kinata dan juga Yui sebagai contoh, Push-up, berlari, dan latihan-latihan keras lainnya hingga membuat mereka berdua hampir saja meninggal.
Lalu saat pertandingan…
"Blasty Sandrock!" ucap Zen memukul bola tenis dengan keras.
Ia menawarkan diri untuk ikut membantu Kinata latihan saat tak sengaja melihat kami dilapangan.
Dan dengan begitu, beberapa hari terlewati, dan latihan tenis kami memasuki tahap kedua.
…
"Nata-chan kau tidak papa!?" ucap khawatir Yui saat melihat kinata yang lututnya lecet akibat melompat untuk meraih bola.
"Aku tidak papa, ayo lanjutkan," ucap Kinata.
"Kau masih ingin berlatih?" tanya Hiyuki.
"Karena kalian disini membantuku, jadi aku ingin berlatih lebih keras lagi."
"Begitu! Baiklah Hiroime-san, sisanya kuserahkan padamu, ya," ucap Hiyuki lalu berjalan menjauh dari lapangan.
…
"Rasanya, aku tidak berkembang sama sekali, mungkin karena itu dia sudah lelah membantuku," ucap Kinata.
"Kurasa tidak, Hiyukin tidak akan mengabaikan orang yang minta tolong padanya," ucap Yui.
"Benar juga, bahkan keahlian memasakmu tidak membuatnya lelah," tambahku.
"Hmm! apa maksudnya itu!!?" ucap kesal Yui.
…
"Ah… tenis kah… hei, boleh kami main disini juga?"
Itu dia… dari kemarin aku merasa aneh karena masalah dari cerita ini tidak kunjung datang…
Yang mengatakan tadi adalah Hideko dengan kelompok popularitas dibelakangnya.
"Hideko-san, kami sedang tidak bermain…" ucap Kinata.
"Eh!? apa! aku tidak mendengarmu!" ucap Hideko.
"Ah… kalau Kinata, dia diizinkan memakai tempat ini, kalau yang lain tidak bisa." ucapku
"Ha? bukankah kau ikut memakainya kan!?" balas Hideko.
"Tidak, aku hanya membantu dia berlatih, seperti pelatih sewaan, atau pembantu."
"Ha? aku tidak mengerti apa yang kau katakan!? tapi kedengarannya menjijikan jadi berhentilah berbicara."
"Sudah… sudah. Tidak perlu mengejek, lebih seru kalau kita semua main." ucap Takahashi.
Semua!?
"Siapa yang kau maksud semua!?" ucapku mulai kesal.
"Ha?" mereka berdua metap kearahku dengan wajah kebingungan.
"Saat kau merengek pada ibumu, dan ibumu mengatakan semuanya satu-satu! itukah semua!? aku tidak punya teman, jadi aku tidak pernah memikirkan itu."
"Ah… maaf aku tidak mengerti maksudmu tapi kelihatannya aku mengatakan sesuatu yang buruk. Maaf, aku tidak bermaksud begitu, jadi… sekali lagi maaf ya, kalau ada yang bisa kami bantu katakan saja," ucap Takahashi sambil berjalan mendekat.
"Takahashi, terima kasih atas perhatianmu, aku tau kau ini pria yang baik, kau bintang dari tim sepak bola, dan wajahmu juga ganteng, aku yakin kau cukup terkenal dikalangan para gadis…"
"A-apa maksudmu?" tanya Takahashi.
"Kau bisa mendapat apapun yang kau mau, sebaliknya aku tidak… dan sekarang kau mau merebut lapangan tenis ini dariku? tidakkah kau pikir itu memalukan?" ucapku santai.
"Tepat sekali…!" ucap Zen tiba-tiba.
"…Takahashi! atau apalah! yang kau lakukan itu tidak lebih adalah kejahatan hak manusia!"
"Ini 10 kali lebih suaram saat mereka berdua bekerja sama," ucap lemas Yui.
"Tingg!!"
Suara nyaring dari bola tenis menyentuh tiang net lapangan, dan bola itu dipukul oleh Hideko.
"Hei, Takahashi… rasanya aku ingin main tenis," ucap Hideko.
"Emm… begini saja, karena kita orang luar, Tsukitani dan aku akan bertanding, yang menang boleh memakai tempat ini selama istirahat…" ucap Takahashi.
Hah!? siapa yang kau panggil Tsukitani? apa itu aku?
"A-anu…" ucap gugup Kinata.
"…Tentu saja yang menang akan berlatih dengan Kinata, bermain dengan lawan yang kuat akan membuatnya lebih hebat kan… jadi, bagaimana?" lanjut Takahashi.
Aku hanya menganggukkan kepalaku karena tidak terima dipanggil Tsukitani olehnya, cukup Yui saja yang mengubah namaku menjadi lebih buruk.
"Apa ini, kelihatannya sangat seru! kalau begitu, ayo kita main gamda campuran! ya ampun, aku pintar sekali!" ucap Hideko dengam bangga.
"Ini buruk! tidak akan ada gadis yang mau membantu seorang penyendiri, Watari-kun! bagaimana ini?" tanya Zen.
"Biar aku saja," ucap Yui.
"Ha?"
"Em… bagaimana mengatakannya ya… karena aku juga anggota klub relawan, jadi harus kulakukan, kan?" ucap Yui sambil memegang tengkuk kepalanya.
"Jangan bodoh! Hideko sedang melihatmu," ucapku.
"He? yang benar!?" ucap Yui terlihat sedikit ketakutan.
"Yui, kau bilang ingin membantunya, itu bererti kau main-main denganku, apa kau yakin?" tanya Hideko.
"Bu-bukan begitu, tapi… klub ini sangat penting bagiku jadi…"
Dan begitulah, singkatnya, pertandingan telah ditentukan dengan Yui yang menjadi pasanganku untuk bermain tenis melawan Takahashi dan Hideko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yeni Eka
Hadir ka
2021-01-30
0
YonhiarCY (Hiatus)
like like like😀
2021-01-26
0
oniya
aku suka thor
2021-01-24
0