Chapter 07 - Tekad Yui

Aku berdiri dari kursiku dan menatap tajam kearah Hideko.

"Oi yang disana…!"

"Berisik!!"

Ucapannya langsung membuatku terdiam dan menatap kearah lain, kalian pasti berpikir bahwa aku ini sangat payah, tapi mau bagaimana lagi, saat Hideko mengatakan itu, terdapat bayangan ular besar muncul dibelakangnya, namun anehnya hanya aku yang menyadari hal tersebut.

"Glek."

Aku menelan ludahku sendiri kemudian langsung duduk terdiam.

"Dengar ya! akan kukatakan ini padamu Yui! tidakkah sikapmu yang plin-plan bisa membuat orang merasa kesal!?" ucap Hideko dengan suara berat.

"Maaf," ucap Yui dengan wajah tertunduk.

"Itu lagi? dari tadi yang kau lakukan hanya minta maaf!"

"Kau meminta maaf pada orang yang salah Hiroime-san…"

Semua orang dikelasku terkejut melihat kedatangan siswa paling terkenal disekolah, sang Ice Queen… Haruno Hiyuki.

"…Hiroime-san kau mengajakku tapi tidak pernah datang, kurasa itu adalah hal yang tidak sopan, setidaknya kau bisa kirim pesan kalau akan datang terlambat" lanjut Hiyuki dengan nada yang seperti biasa tak bisa kubedakan antara sombong atau dingin.

Yui bejalan cepat menuju arah Hiyuki yang berada tak jauh dari pintu masuk kelas.

"Ma-maaf ya, tapi, aku tidak tahu nomor ponselmu, jadi…"

"Benarkah? kalau begitu, aku tidak bisa menyalahkanmu soal ini, kali ini akan kumaafkan," ucap Hiyuki sambil menaruh tangan di dagunya.

Hideko tiba-tiba saja berdiri dari tempat duduknya.

"Tu-tunggu! kami belum selesai bicara!"

"Bicara? itu yang kau sebut pembicaraan? yang kulihat kau hanya memaksakan kemauanmu…"

"Ha!?"

"…Maaf ya, aku tidak menyadarinya… soalnya aku tidak terbiasa dengan sosialisasi didalam kelompokmu, jadi kukira tadi aku melihat kera yang menakuti orang lain. Kau bisa bermain menjadi ratu di kelompok kecilmu… tapi, jangan libatkan orang lain yang berada diluar kelompokmu. Kalau tidak, sifat aslimu akan keluar semudah hilangnya riasan wajahmu."

Hiyuki mengatakan itu dengan wajah tersenyum dan dengan nada bicara yang merendahkan! itu benar-benar adalah nada bicara yang merendahkan, 101% itu adalah nada yang merendahkan, aku yakin! tidak salah lagi.

"Ha!? apa yang kau katakan!? aku benar-benar tak mengerti!!" ucap Hideko dengan nada suara tinggi.

Dan saat itulah…

"Sudah… sudah… Haruno-san kurasa itu sudah cukup…"

"Hmp," Hiyuki hanya memalingkan wajahnya.

"…Hideko juga tenanglah."

"Hmp!" respon yang sama ditujukkan oleh Hideko.

Mungkin, karena respon kedua orang itu yang agak mirip, aku sempat berpikir, bahwa mereka berdua bisa menjadi teman yang akur suatu saat nanti. Itulah menurutku.

…Di sisi lain, seperti yang diharapkan dari seorang Takahashi, dia berhasil melerai perdebatan kecil itu.

"Aku pergi duluan," ucap Hiyuki.

"Aku juga… segera menyusul," ucap Yui dengan senyum diwajahnya.

Setelah mendengar itu, Hiyuki berjalan keluar… di ikuti oleh rombongan siswa dibelakangnya.

"Aku haus sekali…"

"Ah… aku juga…"

"Aku mau ketoilet dulu…"

"Ah, aku ada urusan…"

Itulah yang mereka katakan…

Dan tentu saja, aku juga harus keluar, menghindar dari situasi canggung ini, jika aku tetap tinggal dan suasana menjadi tegang karena keseriusan, aku bisa sesak napas dan segera mati karenanya!

"Tsukki, terima kasih… telah mencoba berdiri menolongku."

Itulah kalimat yang kudengar saat melewati Yui yang berada didekat pintu keluar.

"Sreet"

Dengan cepat aku menutup pintunya dari luar, dan saat berbalik, ternyata Hiyuki masih berada didekat sini, dan juga, entah kenapa ia terlihat sangat keren.

Hiyuki bersandar ditembok luar kelas dengan kedua tangannya yang terlipat didepan dadanya, benar-benar posisi yang keren.

Lalu, aku masih bisa mendengar suara dari dalam kelas.

"Maaf ya, aku jadi gugup jika tidak bisa mengikuti alur percakapan. Aku khawatir akan mengganggu suasana, ya… dari dulu aku selalu berpikir begitu… aku selalu ingin jadi ibu saat bermain rumah-rumahan, tapi… karena yang lain juga mau, makanya aku selalu jadi anjingnya." suara Yui.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!?" suara Hideko yang terdengar masih kesal.

"Sebenarnya aku juga tidak terlalu mengerti, hehehe… tapi, setelah bertemu dengan Tsukki dan Hiyukin, aku berpikir… mereka tau cara pemikiran masing-masing, padahal mereka selalu bertengkar, tapi mereka juga selalu terlihat menikmati pertengkaran itu, rasanya mereka sangat cocok…"

Tunggu Yui-san, kau mengatakan aku dan ratu es ini sangat cocok, apa kepalamu baik-baik saja.

"…Aku berpikir… memaksakan diri melakukan yang orang lain lakukan itu salah. Seperti Tsukki tetap jadi Tsukki, kan? jika dia tidak tidur saat istirahat, saat dia baca buku sambil tersenyum menjijikkan…"

Tunggu… Yui-san, kenapa menjadikan kejelekanku sebagai contoh argumenmu? dan juga! kenapa kau terlihat sangat bahagia begitu! Ice Queen…!!

"Kau juga tersenyum begitu saat dikelas? kukira hanya diruang klub saja. Itu memang sangat menjijikkan, jadi… lebih baik kau hentikan," ucap Hiyuki dengan senyum menghina.

"Harusnya kau bilang padaku dari awal," ucapku sambil memalingkan wajah untuk mengurangi sedikit rasa malu yang kurasakan saat ini.

"Tidak mau, aku tidak mau bicara denganmu saat kau menjijikkan."

Aku meresponnya dengan hanya semakin memalingkan wajahku dengan menambahkan suara kecil yang berbunyi…

"Hmp!"

"Anu… jadi begitulah… bukan berarti aku membenci Hideko. Jadi… kuharap kita tetap bisa jadi teman," suara Yui.

"Hmm… so! ya… terserahlah," suara Hideko.

"Gomen… arigatou," suara Yui.

"Ternyata… kau bisa mengatakannya."

Setelah mengatakan itu, Hiyuki berjalan menjauh dari kelas kami.

"Sreet"

"Ah!! kenapa Tsukki ada disini? kau mendengarnya!?" tanya terkejut Yui.

"De-dengar apa?" ucapku sambi mengalihkan pandanganku.

"Kau mendengarnya…!" ucap Yui sambil menunjukku dan

melompat-lompat meluapkan kekesalannya.

"…Kau mengintipku! menjijikan! stalker! eto… menjijikan! kau memang terlalu menjijikan…"

Seolah belum puas ia menambahkan setiap kata yang merendahkan itu dibelakang kalimatnya.

"Bisakah kau sopan sedikit!?" ucapku sedikit kesal.

"Ha! kenapa aku harus sopan padamu sekarang! menurutmu ini salah siapa!? bodoh! ble…!"

Yui mengatakan itu dan menjulurkan lidahnya diakhir kalimat. Setelah itu ia berlari menuju arah Hiyuki yang belum terlalu jauh.

"Kalau ditanya salah siapa? itu… salahnya Hiyuki kan?"

Kemudian, setelah jam pelajaran usai dan kegiatan klub dimulai… tepat setelah aku sampai tak jauh didepan pintu ruang klub, terlihat Haruno Hiyuki dan Hiroime Yui berdiri ketakutan melihat kearah ruang klub.

"Sedang apa kalian?" ucapku.

"Ha!!"

Di luar dugaan mereka berdua sampai terkejut karena tak menyadari kehadiranku…

"Bisa kah kau belajar tidak menakuti orang lain!?" ucap kesal Hiyuki.

"Ya maaf…" ucapku.

"…jadi, sedang apa kalian?"

Mereka berdua saling menatap lalu…

"Ada orang yang mencurigakan didalam…" ucap ketakutan Yui.

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Lanjut semangat

2021-01-28

0

Aldekha Depe

Aldekha Depe

yuhuuuu depe mampir

2021-01-24

0

YonhiarCY (Hiatus)

YonhiarCY (Hiatus)

aku merasa membaca anime disini😂 yang tadinya menonton anime beralih ke novel kakak jug nih😂

2021-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!