Chapter 08 - Zen

"Sreeet"

Aku menggeser pintu ruang klub lalu memasukkan setengah badanku kedalam ruangan, diikuti oleh Yui dan Hiyuki dibelakangku.

Dan betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang ada didalam ruangan. Kertas-kertas berterbangan menutupi sosoknya.

"Hahahaha…"

Sosok itu tertawa, dan perlahan terlihat, seorang lelaki berbadan gemuk. Tidak! daripada menyebutnya gemuk, lebih tepatnya berisi, memakai seragam sekolah ini dengan setelan jas abu-abu yang menutupinya, rambutnya berwarna putih dan terikat dibagian belakang serta memakai kacamata kotak diwajah bulatnya.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini…

…Aku sudah menunggumu, Tsukihara Watari!"

Ucap pria itu berbalik kearah kami bertiga dengan gaya layaknya ultramen yang sedang melakukan serangan terakhir pada monster yang dilawannya.

"Kenalanmu?" tanya Hiyuki.

"Aku tak tau dia, meski aku tau, aku tidak mau tau," ucapku sambil memalingkan wajah menghindar dari tatapan Hiyuki.

"Jangan bilang kau sudah lupa dengan wajah rekanmu? kau membuatku kecewa, Watari!"

Ucap pria itu, dengan nada layaknya pahlawan di film-film ataupun anime, dengan ia saat ini terlihat sedang memegang sesuatu ditangannya yang kosong.

"Dia barusan memanggilmu rekan?" ucap Yui sedikit membungkuk menatapku.

"Memang! wahai rekanku! kau pasti ingat saat-saat kejam dimana kita berlari bersama setiap hari!" ucap pria itu sambil menunjukku dengan telunjuk tangannya.

"Kami hanya berpasangan dijam olahraga," ucapku dengan tubuh dan pandangan yang menghadap kesamping.

"Hmp! hari-hari yang benar-benar keji! berpasangan dengan siapapun yang kau mau? hahahaha…

…aku tak pernah memandang orang lain dengan kebaikan!" ucapnya dengan gerakan yang tidak bisa lagi kujelaskan dengan kata-kata.

Aku hanya menghadapinya dengan helaan napas putus asa yang keluar dari mulutku.

"Apa yang kau inginkan, Zen?" ucapku lemas.

"Sudah kuduga Tsukki mengenalnya!" ucap Yui.

"Siapa?" tanya Hiyuki.

"Aku adalah Jendral Ahli pedang, Zen Yamamoto!" ucapnya dengan gerakan seolah sedang memegang sebuah pedang lalu memasukannya kesarung yang ada dipinggangnya.

"Kurasa temanmu punya urusan denganmu," ucap Hiyuki

"Dia bukan temanku!" bantahku.

"Benar, dia bukan temanku, aku tidak punya teman! serius, aku penyendiri," ucapnya setelah melihat wajah tak percaya dari kami bertiga.

Lalu ia melompat dan menunjukku dengan salah satu tangannya.

"Pertanyaan Watari! ini klub relawan, kan!?" tanya Zen.

"Ya, ini klub relawan," jawab cepat Hiyuki.

"Hahaha… sudah kuduga! lalu jika Hiratsuko sensei benar, Watari! kau wajib mengabulkan permohonanku, kan…?" tanya Zen.

"…Pasti karena bimbingan takdir yang telah mempertemukan kita kembali… tuan budak! bahkan setelah 100 tahun berlalu," lanjut Zen dengan tangan terlipat didepan dadanya.

"Klub relawan tidak mengabulkan permohonanmu, kami hanya membantumu," ucap Hiyuki, dengan suara dingin yang langsung membuat Zen terdiam.

"Begitu, Watari? berarti kau harus membantuku…!" ucap Zen mengalihkan pandangan dari Hiyuki kearahku.

"…Hmhm… kita pernah berada di jalan yang sama, ikut denganku! mari kita coba memerintah seluruh Jepang lagi!"

"Apa yang terjadi dengan tuan budaknya?" tanyaku datar.

"Ahem! ahem! hal yang sepele itu bukan masalah! kali ini, aku akan memaafkan…" suaranya langsung mencuit ketika melihat dirinya ditatap oleh mata Hiyuki.

Dengan wajah yang penuh keringat ia berbalik menatapku kembali.

"Kenapa hanya melihatku!?"

"Watari-kun, sebentar," ucap pelan Hiyuki sambil menarik pelan lengan bajuku.

"Apa itu Jendral Ahli pedang yang dia maksud?" tanya Hiyuki dengan berbisik didekat telingaku.

Jujur saja aku terkejut dengan apa yang dilakukan Hiyuki, hal itu sampai membuat wajahku sedikit berwarna merah, walaupun aku sudah berusaha menahannya tapi, coba bayangkan! kau seorang pria penyendiri yang tidak punya teman, tiba-tiba gadis paling populer disekolah berbisik didekat telingamu, aku sangat bersyukur karena aku tidak pingsan karenanya.

"Itulah yang disebut penyakit alay," ucapku dengan nada suara yang cukup keras.

"Penyakit alay?" tanya Hiyuki.

"Penyakit alay itu…"

…jadi intinya, itu bukan penyakit yang nyata," ucapku dengan tangan terlipat didepan dada.

"Aku tak mengerti!" ucap Yui.

"Jadi, mereka bertingkah berdasarkan karakter dalam khayalan mereka?" tebak Hiyuki dengan salah satu tangan didagunya.

"Singkatnya begitu," ucapku.

"Jadi, hanya karena kebetulan nama mereka mirip, dia mengkhayalkan dirinya menjadi seperti karakter itu."

"Kenapa kau jadi rekan di khayalan dia?" tanya Hiyuki.

"Dalam film, namaku mirip dengan dewa perang yang membantu karakter utama yang mirip dengan namanya."

"Yah, setidaknya kau harus bersyukur, masih ada yang lebih parah dari itu."

"Ada yang lebih parah dari itu?" tanya Hiyuki.

"Ada!" jawabku.

"Ini hanya untuk referensi, Contohnya seperti apa?" tanya kembali Hiyuki.

"Hmm… pada awalnya, dunia ini dikuasai oleh tujuh dewa, pertama, tiga dewa penciptaan, Kaisar Pertapa, Garan,

Dewi Perang, Messica, dan Pertahanan Hati, Heartia. lalu-

Hei! kau sangat pintar dalam memancing seseorang! aku jadi takut denganmu! aku hampir menceritakan keseluruhannya!" ucapku dengan cepat mundur sedikit menjauh dari Hiyuki.

"Aku tidak mengerti maksudmu," ucap Hiyuki.

"Dasar menjijikan," ucap merendahkan Yui.

"Ya… intinya. mungkin dimasa lalu aku juga begitu, tapi! sekarang tidak lagi!"

Aku tidak punya khayalan bodoh lagi, aku juga sudah tak memakai baju cosplay, aku tidak menyimpan catatan mantra atau laporan pemerintah lagi, tapi! aku masih menyimpan daftar orang yang harus dibunuh.

"Hiyukin, lari!" ucap Yui dengan suara kecil.

Yui berusaha menghentikan Hiyuki yang berjalan mendekat kearah Zen, tapi yang terlihat Zen lah yang harus diselamatkan.

"Kurasa aku sudah mengerti, permohonanmu adalah untuk menyembuhkan penyakit alaymu itu," ucap Hiyuki yang sudah berada didepan Zen.

"A-aku kesini untuk meminta kontrak denganmu Watari! jadi, kabulkan permohonanku…" ucap ketakutan Zen yang lagi-lagi menatapku.

"Yang bicara denganmu itu aku! saat seseorang bicara padamu, tolong lihat wajahnya!" ucap kesal Hiyuki.

Dengan terpaksa Zen berbalik kearah Hiyuki.

"Hahahaha… dari langit…"

"Bisa kau berhenti bicara seperti itu!?" potong dingin Hiyuki membuat Zen tertunduk lemas.

"Hebat! Hiyukin," puji Yui.

"Intinya, kau ingin kami menyembuhkan penyakit alaymu, kan?" tanya Hiyuki.

"Ah… ini sebenarnya bukan penyakit…"

"Hei, sudah cuku…"

Ucapanku terhenti saat tak sengaja menginjak kertas yang bertaburan dilantai ruang klub.

"Ini…?"

Setelah selesai memungut setiap kertas yang bertebaran aku menaruhmya diatas meja.

"Naskah untuk novel?" tanyaku.

"Benar sekali! itu adalah naskah novel ringan! aku ingin ikut kontes dalam pencarian penulis baru, tapi aku tidak punya teman yang bisa memberi pendapat, tolong baca!" pinta Zen.

"Rasanya dia baru saja mengatakan hal yang menyedihkan tanpa ragu," ucap merendahkan Hiyuki.

"Bukankah banyak situs dimana kau bisa menaruh naskahmu itu, minta saja komentar dari situ," jelasku.

"Kalau itu, tak bisa! mereka tidak memiliki belas kasihan, aku mungkin bisa mati karena kritikan pedas mereka. balas Zen.

"Dasar lemah…" kataku merendahkan.

"…Tapi… mungkin kritikan Haruno Hiyuki jauh lebih pedas dari yang disitus," lanjutku dingin.

Singkat cerita, kami bertiga memutuskan menerima permintaan Zen dan membawa pulang naskah novel tebal yang ditulis olehnya untuk dibaca dan memberikan kritakan keesokan harinya.

Lalu keesokan paginya disekolah…

Terpopuler

Comments

Adel

Adel

like...😄😄

2021-03-20

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Lanjut Like ka

2021-01-29

0

Atika Mustika

Atika Mustika

Hadir like thor

2021-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!