"…Bersyukurlah."
…Perempuan ini!
"Masalah!?" ucapku dengan suara berat sambil berdiri dari tempat dudukku.
"Aku ini ya, sebenarnya orang yang cukup pandai, aku peringkat 3 dalam tes keahlian bahasa Jepang, wajahku juga sebenarnya tidaklah terlalu buruk, aku tidak punya pacar maupun teman itu hanya karena tingkat standarku yang terlalu tinggi!"
"Mengatakan hal itu dengan sangat bangga, kau ini memang sesuatu yang luar biasa, orang aneh, dan juga… menjijikan."
"Berisik! aku disini bukan untuk diejek olehmu, gadis aneh."
"Dari yang kulihat, kau adalah orang yang selalu sendirian dan merasa kesepian karena sifat dan pandangan kehidupanmu yang terbalik, dan juga penampilanmu, kau harus tau pandangan orang yang melihatnya, dengan kata lain, orang yang berhak menilai apakah kau ganteng atau tidak hanyalah aku sekarang ini kan?"
"Engg!! itu kata-kata yang sangat konyol, tapi… entah kenapa aku merasa itu terdengar cukup masuk akal."
Hiyuki melemparkan rambutnya kebelakang dengan sombong lalu lanjut berbicara, "Baiklah itu adalah akhir dari simulasi percakapan kita."
"Hah!?"
"Jika kau sanggup bicara dengan seorang perempuan cantik sepertiku, harusnya kau tidak akan ada masalah ketika berbicara dengan orang lain. Bukankah aku sudah membantumu walaupun sedikit?" ucapnya dengan sebuah senyuman yang jelas-jelas sedang merendahkanku.
"Dengar baik-baik wanita aneh! bukan berarti aku tidak bisa berbicara dengan orang lain. Aku hanya tidak suka membicarakan hal-hal yang tidak berguna." balasku sambil menaruh kedua tanganku kepinggang.
"Kurasa kau akan kesulitan bersosialisasi jika kau tidak merubah sikapmu itu!"
"Sreeet"
"Hiyuki, aku masuk," ucap bu Hiratsuko yang tiba-tiba membuka pintu ruang klub.
"Ketuk dulu…."
"Maaf… maaf… sepertinya kau sedang kesulitan menghadapi Tsukihara."
"Itu karena dia tidak mau mengakui masalahnya."
"Bukan begitu!" ucapku tiba-tiba.
"Aku hanya tidak mau orang lain memaksaku berubah," lanjutku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.
"Itulah sikap yang dinamakan lari dari kenyataan," balas Hiyuki.
"Tapi merubah diri sendiri dan menjadi orang lain juga bisa disebut lari dari kenyataan bukan? yang kulakukan sekarang ini hanyalah berusaha menerima diriku apa adanya."
"Kalau begitu…
"…kalau begitu, masalah tidak akan terselesaikan bukan? dan hal itu tidak akan membantu siapapun." tiba-tiba tatapan dan suara Hiyuki berubah sedikit berat.
"Eng!"
Aku yang melihat tatapan dingin Hiyuki tanpa sadar mundur selangkah kebelakang.
"Kalian berdua, tenanglah…" Bu Hiratsuko menengahi perdebatan kami.
"Ehem… ehem," ia berdehem lau mengankat jari telunjuk kanannya sejajar dengan wajahnya.
"Kita akan putuskan siapa yang benar dan salah lewat sebuah tantangan."
"Hah!?" ucap terkejut aku dan Hiyuki.
"Maksud ibu adalah, sebagai anggota Klub Relawan, yang paling banyak berhasil menyelesaikan permintaan yang timbul adalah pemenang!!"
"Sensei, bukankah anda terlalu berlebihan?" tanyaku.
"Yang kalah harus melakukan apapun permintaan yang disuruh sang pemenang, bagaimana jika begitu?"
…Lagi-lagi dia mengabaikanku, dan juga! saat ibu bilang apapun, benar-benar APAPUN kan?
"Glek" aku menelan ludahku sendiri.
Dan terlihat dengan jelas reaksi ketakutan dari Hiyuki, ia sampai mundur agak jauh kebelakang.
"Aku menolak dengan tegas, aku merasa tidak aman kalau bertaruh dengan dia.
"Jangan salah paham, aku sama sekali tak pernah memikirkan hal-hal aneh tentang dirimu." ucapku membela diri.
"Bahkan Haruno Hiyuki juga ternyata memiliki hal yang ditakuti kah? kehilangan percaya diri? takut kalah?" ucap bu Hiratsuko sambil memegang dagunya.
"Baikalah kalau begitu, meski aku merasa bodoh karena telah mengikuti provokasi Hirutsuko sensei… aku terima tantangan itu." ucap Hiyuki dengan wajah yang serius.
"Kalau begitu sudah diputuskan!"
…Eng, lagi-lagi mereka berdua tidak menanyakan pendapatku.
…
"Teng…… teng… teng.. teng…… teng… teng.. teng… teng….…"
Suara bell tanda berakhirnya jam belajar dan dimulainya kegiatan klub disekolah kami. (Atau apalah bunyinya itu).
"Sreeet"
Aku menggeser pintu ruang klub lalu berjalan selangkah, masuk kedalam ruangan tersebut.…
"Sreeet"
…kemudian menutupnya lagi dari dalam.
Itu adalah hal yang penting untuk dijelaskan.
Setelah itu terlihat Haruno Hiyuki, yang sudah berada didalam ruangan tersebut, duduk didekat jendela sambil membaca buku. Aku perlahan berjalan, lalu kembali duduk dukursiku yang berjarak sekitar tiga meter disisi kanan Hiyuki.
"Selamat siang."
"Eh," aku benar-benar dikejutkan oleh sapaan sopan dari sang Ice Queen Hiyuki tersebut.
"Kukira kau tidak akan datang lagi keruangan klub ini…" ucap Hiyuki sambil membalik halaman buku yang dibacanya.
Sebenarnya aku juga tidak berniat datang kembali kesini, tapi bu Hiratsuko menungguku didepan kelas dan menyeret paksa aku kesini.
"…Jangan-jangan kau masokis?"
"Jalas bukan!"
"Kalau begitu stalker/penguntit?"
"Apa yang membuatmu berpikir aku sangat tertarik padamu?" ucapku berusaha membungkam sifat sombongnya itu.
"Apa aku salah?" ucapnya sambil mengalihkan pandangannya kearahku.
"Jelas salah lah, aku sudah mulai lelah dengan sifatmu yang terlalu percaya diri itu…" ucapku sambil menaruh tasku dilantai dekat kursiku duduk.
"…Kau itu, sebenarnya. juga tidak memiliki teman kan?"
Hiyuki mengalihkan pandangannya, berbalik menatap kearah luar jendela, "Ya… bisa kau jelaskan jenis hubungan apa yang bisa disebut sebagai tema…."
"Sudah cukup… sampai situ saja, itu adalah kata-kata dari seorang yang tak memiliki seorang teman, source : Aku. Kau tipe gadis yang disukai banyak orang tapi tidak memiliki satupun teman… kenapa bisa begitu?"
Hiyuki membuang nafas panjang, "Kau tidak akan pernah mengerti," ucapnya lalu berdiri dari kursinya dan berjalan mendekat kejendela.
"Sejak kecil aku ini selalu imut dan penyendiri…
"Tch"
"…Sampai semua laki-laki disekitarku selalu memiliki perasaan terhadapku.
"Kau menyebut dirimu penyendiri saat banyak pria yang suka padamu? apa kau sadar? kau baru saja membuat kesan yang aneh tentang pengertian seorang penyendiri."
"Jika memang benar aku disukai oleh banyak orang, kurasa itu mungkin adalah sesuatu yang bagus."
"Ha? apa maksudmu?"
"Saat SD, orang-orang menyembunyikan sepatuku sebanyak 60 kali, 50 diantaranya adalah murid perempuan. Karena hal itu, setiap hari aku selalu pulang terlambat karena harus mencari sepatuku yang disembunyikan terlebih dahulu, hahh…."
"Kedengarannya masa SD-mu lumayan sulit ya."
"Tentu saja sangat sulit, itu semua terjadi hanya karena aku terlalu imut, tapi… mau bagaimana lagi. Tidak ada yang sempurna, manusia itu rendah dan lemah, selalu mudah iri terhadap sesuatu yang dimiliki oleh orang lain yang tak dimiliki olehnya. Jadi sangat sulit bagi orang berbakat, cantik, dan imut sepertiku untuk hidup secara normal. Tidakkah itu terdengar aneh? Jadi, aku memutuskan ingin merubah hal itu, merubah dunia ini."
"Itu tujuan yang sangat besar untuk ukuran seorang siswi yang masih kelas 2 SMA."
"Itu lebih baik dari pada bayi lemah sepertimu, sifatmu yang santai dan cuek itu, aku sangat membencinya.
…
Hiyuki Haruno adalah contoh orang yang menderita karena diberkahi dengan berbagai macam hal, padahal dia bisa saja menyembunyikan kelebihannya dan hidup seperti biasa, namun… ia tak melakukan itu, dia menolak berbohong pada dirinya sendiri…
Dan disaat itu pula, aku mulai merasa bahwa aku dan perempuan ini memiliki sebuah kesamaan, tidak biasanya aku berfikir seperti ini, bahkan kesunyian diantara kami ini entah kenapa terasa nyaman untukku.
Rasanya jantungku ingin berdetak lebih cepat, dan berdetak lebih cepat lagi dari detik jarum sebuah jam.
Kalau begitu, mungkin… dia dan aku….
...----------------...
..."Mengubah diri sendiri...
...Sama halnya dengan melarikan diri...
...Kenapa kau...
...Tak mencoba menerima dirimu apa adanya."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
nina niawati
masa itu gue ngrasain
2021-02-01
0
My
keyen
2021-01-23
2
Anindyta
halo akak aku nyicil dulu yakk 🙊
2021-01-21
1