Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri

Haruno Hiyuki, seorang yang akan langsung mengatakan pendapatnya tentang suatu hal, tanpa memikirkan akan seperti apa nantinya pandangan orang lain terhadapnya.

Hiroime Yui, seorang yang mampu menerima kritikan pedas dari orang lain dengan cara yang sama sekali tak pernah kuduga.

Setidaknya itulah sikap yang mereka perlihatkan hari ini.

Aku mulai berfikir, mungkin…

Mereka berdua, sebentar lagi… akan menyadari kenyataan dunia ini, dan menjadi penyendiri sepertiku.

Tapi, masih terlalu cepat 100 tahun bagi mereka berdua untuk menjadi penyendiri berlevel tinggi seperti diriku…

Itulah yang kupikirkan…

Yui pun lanjut membuat kue keduanya dengan mengikuti cara Hiyuki membuat kue tersebut.

Lalu setelah proses pembuatan kue yang cukup panjang berakhir…

"Benar-benar berbeda…" ucap lemas Yui yang melihat kue yang dibuatnya benar-benar tidak mirip dengan kue buatan Hiyuki.

Dari pengamatanku… perbedaan yang paling mencolok dari kedua kue itu adalah dari segi warna….

"Bagaimana cara mengajarinya dengan benar," keluh Hiyuki yang sudah terbaring lemas dimeja dapur aluminium putih didepannya.

Aku mengambil potongan kue yang dibuat oleh Yui…

"Anusa'… Kenapa kalian sangat ingin membuat kue yang enak?" ucapku bertanya.

"Ha!" ucap Yui

"Apa maksudmu?" tambah Hiyuki.

Aku membesihkan tanganku dengan menepuk-nepuk keduanya lalu menaruh tanganku dipinggang…

"Beri aku waktu 10 menit, akan kutunjukkan pada kalian kue buatan sendiri yang sesungguhnya," ucapku dengan wajah dan nada membanggakan diriku.

…Sekarang giliranku untuk beraksi!

10 menit kemudian…

Mereka berdua secara bersamaan mencicipi kue yang sudah kujanjikan, ekspresi mereka berdua benar-banar sudah menjelaskan rasa dari kue itu.

"Jadi ini yang kau maksud dengan kue buatan sendiri yang sesungguhnya?" ucap Hiyuki.

"Rasanya tidak begitu enak!!" ucap Yui.

"Jadi begitu… maaf, kuenya aku buang saja," ucapku lalu mengambil piring tempat kue tersebut.

"Tu-tunggu! bukannya kau juga harus membuangnya, rasanya sebenarnya tidak terlalu buruk menurutku," ucap Yui sambil menghabiskan kue ditangannya dengan wajah yang tersenyum terpaksa.

Aku berbalik menatapnya.

"Ya… sebenarnya, ini kue yang barusan kau buat," ucapku.

"Ha?" ucap Yui.

"Apa maksudmu," ucap Hiyuki.

Dengan wajah bangga akupun menjelaskan…

"Cerita ini berasa dari temannya temanku…"

"…Ada gadis yang selalu ingin bicara padanya setiap ada kesempatan, Dia pasti menyukaiku!, kupi- eh bukan, dia pikir. Lalu, dia memberanikan diri untuk bertanya…

"A-apa ada seseorang yang kau suka? inisal depannya pun tak papa," ucapnya.

"Heh…!! eh… T," ucap gadis itu.

"T? maksudmu… aku?

"Eh? apa maksudmu? dasar menjijikkan, bisa kau hentikan!"

Dengan wajah penuh curiga Hiyuki tiba-tiba memotong,

"Tunggu! dari cerita itu, kurasa dia adalah…"

"Sudah kubilang! dia temannya temanku," ucapku segera memotong tebakannya.

"Jadi, apa hubungan ceritamu ceritamu itu dengan kue?"

Hiyuki memalingkan wajahnya seolah tak percaya dengan apa yang aku katakan.

Aku memegang tengkuk kepalaku lalu menjawab pertanyaan Hiyuki,

"Singkatnya, pria itu adalah mahluk yang sederhana, mereka sangat mudah salah sangka dengan perilaku seorang gadis padanya. Kurasa mereka akan sangat senang jika mendapat kue buatan tangan dari seorang gadis. Jadi tidak masalah kalau rasanya tidak enak."

"Tidak enak…?" ucap Yui dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

"…Berisik!!"

Yui melempar barang apapun yang ada didekat tangannya kearahku.

Sambil menghindari setiap barang yang dilemparnya akupun mengatakan…

"Ya… selama kau berusaha keras membuatnya, hati seorang pria akan tergerak… kurasa."

"Jadi begitu…" ucap Hiyuki.

Setelah mendengar perkataanku, Yui berhenti melempar barang-barang kearhku.…

"Apa kau juga begitu, Tsukki?"

"Hmm… ya. Tentu saja… tunggu dulu! bisa kau berhenti memanggilku Tsukki!"

Yui hanya membalas dengan sebuah senyum kecil diwajahnya.

"Jadi bagaimana, Hiroime-san?" tanya Hiyuki.

Yui berbalik kearah Hiyuki… "Eee… aku akan mencobanya lagi dengan caraku sendiri.… Terima kasih ya, Haruno-san.

Setelah mengatakan itu, Yui memasang senyum hangat kepada Hiyuki.

Seminggu kemudian, diruang klub relawan tedapat Aku dan Hiyuki yang sedang duduk…

"Apa itu sudah hal yang benar? Masalah Hiroime-san minggu lalu…"

"Kenapa, tiba-tiba…"

"Kupikir seseorang harus menerima tantangan jika ingin berkembang… yang pada akhirnya, itu akan membuat Hiroime-san jadi lebih baik."

"Usaha keras tidak akan mengkhianatimu, tapi bisa mengkhianati mimpimu."

"Eh?"

Hiyuki berbalik menatap kearahku seakan menuntut penjelasan.

"Maksudku… meskipun kau sudah berusaha keras, hal itu tidak akan bisa menjamin impianmu akan terwujud, kesuksesan atau impian seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja… bukankah itu sering terjadi…?"

"…Tapi, dengan berusaha keras, itu akan membuatmu merasa sedikit terhibur karena berpikir impianmu akan terwujud."

Hmm… sekarang aku benar-benar berpikir bahwa tadi aku terlihat keren saat mengatakan hal itu.

"Itu hanyalah kepuasan diri sendiri… kau sangat naif, dasar menjijikan," balas Hiyuki.

"Tuk… tuk…" bunyi suara ketukan dari luar pintu.

"Ya-halo!" ucap Yui langsung masuk keruangan.

"…ada apa?" tanya kecut Hiyuki.

"Eh? sepertinya aku merasa tidak diterima disini… Haruno-san, apa kau membenciku?"

"Bukannya aku membencimu, hanya…"

"Hanya…?"

"…aku hanya sulit untuk menghadapi tingkahmu."

"Kalau dalam artian gadis, hal itu sama saja dengan benci, kan!?" sahut kesal Yui.

"Jadi, ada urusan apa?" tanya Hiyuki mengabaikan kekesalan Yui.

"Ah… sebagai rasa terima kasihku hari itu, aku membuatkan kue untukmu," ucap gembira Yui.

Yui lalu berjalan menuju tempatnya yang biasa… didekat Hiyuki.

"Aku sebenarnya tidak terlalu nafsu makan…" ucap Hiyuki.

"Kalau terus dicoba, memasak ternyata sangat menyenangkan ya? lain kali mungkin aku coba buat bekal… …Atesa Hiyukin, ayo kita makan siang bersama di sini," ucap gembira Yui dengan suara keras.

"Tidak, aku lebih suka makan sendirian, jadi… Cotto. Dan jangan panggil aku Hiyaukin, itu menjijikan."

"Atesa Hiyukin, sepulang sekolah aku tidak ada urusan…

"Dengarkan aku-"

"…Jadi aku bisa bantu-bantu di klub ini, itu juga sebagai

"Hiroime-san?"

"…Rasa terima kasihku."

Melihat tingkah mereka berdua yang akrab, sangat tidak cocok dengan aku yang seorang penyendiri ini, dengan cepat kuputuskan berjalan keluar dari ruang klub meninggalkan mereka berdua didalam.

"Tsukki!"

"Hmm?" aku berbalik melihat kearah suara itu.

Terlihat Yui yang melempar sebungkus kue butanannya kepadaku…

Dan dengan susah payah, akhirnya aku berhasil menangkapnya.

"I-itu rasa terima kasihku padamu, lagipula Tsukki juga ikut membantu," ucap Yui terlihat malu-malu lalu berjalan masuk kembali keruang klub.

Saat aku sudah berada dihalaman sekolah, aku membuka bungkusan kue itu.

"Mengerikan sekali kue ini, oi…" ucapku setelah melihat kue yang berukuran cukup besar berbentuk hati yang berwarna hitam kecoklatan.

Meski begitu, kalau ini hanya rasa terima kasihnya, aku terima dan berterima kasih padanya.

"Happ… egg…! egg!!"

Ternyata rasa kue itu benar-benar buruk, seburuk penampilannya…

…Dan juga, dia tetap memanggilku Tsukki.

Terpopuler

Comments

꧁ᶜʰⁱᵗᵃⁿᵈᵃ»«ᴇʀᴜ꧂ʜɪᴀᴛᴜs

꧁ᶜʰⁱᵗᵃⁿᵈᵃ»«ᴇʀᴜ꧂ʜɪᴀᴛᴜs

Setelah gw analisis nih novel ceritanya hampir sama kayak anime oregairu, bener gak thor?

2021-02-03

1

Adel

Adel

like...

2021-02-03

0

nina niawati

nina niawati

iya lah pasti enak buatan sendiri

apalagi seblak buatan gue thoor

2021-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Prinsip Hidup
2 Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3 Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4 Chapter 04 - Hiroime Yui
5 Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6 Chapter 06 - Pengulangan
7 Chapter 07 - Tekad Yui
8 Chapter 08 - Zen
9 Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10 Chapter 10 - Kinata Otsuka
11 Chapter 11 - Pembuktian.
12 Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13 Chapter 13 - Meteor Strike
14 Chapter 14 - Takahashi
15 Chapter 15 - Fitnah Berantai
16 Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17 Chapter 17 - Persahabatan?
18 Chapter 18 - Ka-kun
19 Chapter 19 - Buang Waktu
20 Chapter 20 - Rencana B
21 Chapter 21 - Mugen Loop
22 Chapter 22 - Hari Terindah
23 Chapter 23 - Hotel Angel
24 Chapter 24 - Again
25 Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26 Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27 Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28 Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29 Chapter 29 - Kebenaran
30 Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31 Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32 Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33 Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34 Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35 Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36 Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37 Chapter 37 - Battle Royale
38 Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39 Chapter 39 - Big Mu
40 Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41 Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42 Chapter 42 - Selamat Tinggal
43 Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44 Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45 Chapter 45 -Tambahan
46 Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47 Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48 Chapter 48 - Minggu
49 Chapter 49 - Rencana Licik
50 Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51 Chapter 51 - Presents
52 Chapter 52 - Eprom
53 Chapter 53 - Sekarang
54 Chapter 54 - Deja Vu
55 Chapter 55 - Haruno Shisuka
56 Chapter 56 - Eksoskeleton
57 Chapter 57 - Pandangan
58 Chapter 58 - Alien
59 Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60 Chapter 60 - Paradoxal
61 Chapter 61 - UG
62 Chapter 62 - Daifugo Ganda
63 Chapter 63 - Penjelasan
64 Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65 Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66 Chapter 66 - Serius
67 Chapter 67 - Masih Berlanjut
68 Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69 Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70 Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71 Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72 Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73 Chapter 73 - Jangkrik
74 Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75 Chapter 75 - Jalan
76 Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77 Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78 Chapter 78 - Rencana Liburan
79 Chapter 79 - Pura-pura
80 Chapter 80 - Perasaan Buruk
81 Chapter 81 - Penipu
82 Chapter 82 - Pegunungan
83 Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84 Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85 Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86 Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87 Chapter 87 - Spesifik
88 Chapter 88 - Evolusi
89 Chapter 89 -Jalan Buntu
90 Chapter 90 - Terulang Kembali
91 Chapter 91 - Kambing Hitam
92 Chapter 92 - Kacang Polong
93 Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94 Chapter 94 - Angin Malam
95 Chapter 95 Api dan Es
96 Chapter 96 - Romcom
97 Chapter 97 - Inisial
98 Chapter 98 - Langit Malam
99 Chapter 99 - Email
100 Chapter 100 - Api Unggun
101 Chapter 101 - Sungai
102 Chapter 102 - Ancaman
103 Chapter 103 - Minyak dalam Api
104 Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105 Chapter 105 - Pertengkaran
106 Chapter 106 - Hantu
107 Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108 Chapter 108 - Zombie
109 Semua Orang
110 Kapan-kapan
111 Berakhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 01 - Prinsip Hidup
2
Chapter 02 - Haruno Hiyuki.
3
Chapter 03 - Tsukihara sang penyendiri VS Ice Queen Hiyuki Haruno.
4
Chapter 04 - Hiroime Yui
5
Chapter 05 - Rasa Asli Kue Buatan Sendiri
6
Chapter 06 - Pengulangan
7
Chapter 07 - Tekad Yui
8
Chapter 08 - Zen
9
Chaoter - 09 Pagi Hari di Sekolah Chiba.
10
Chapter 10 - Kinata Otsuka
11
Chapter 11 - Pembuktian.
12
Chapter 12 - Kekuatan Seorang Penyendiri
13
Chapter 13 - Meteor Strike
14
Chapter 14 - Takahashi
15
Chapter 15 - Fitnah Berantai
16
Chapter 16 - Satu dari 116 Kemampuanku
17
Chapter 17 - Persahabatan?
18
Chapter 18 - Ka-kun
19
Chapter 19 - Buang Waktu
20
Chapter 20 - Rencana B
21
Chapter 21 - Mugen Loop
22
Chapter 22 - Hari Terindah
23
Chapter 23 - Hotel Angel
24
Chapter 24 - Again
25
Chapter 25 - Jalan yang di pilih Shirohaki
26
Chapter 26 - Dan begitulah, semuanya adalah hal yang sia-sia.
27
Chapter 27 - Alasan di balik semuanya
28
Chapter 28 - Jalan terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah...
29
Chapter 29 - Kebenaran
30
Chapter 30 - Karya Wisata tempat Kerja
31
Chapter 31 - Tsukihara Watari kembali ke jalan awalnya
32
Chapter 32 - Pagi Hari Setelah Hari Itu
33
Chapter 33 - Tombol untuk Mengulang Kehidupan
34
Chapter 34 - Hiroime Yui terjebak dalam jurang kedua dunianya
35
Chapter 35 - Dia tidak lagi datang
36
Chapter 36 - Hiratsuko Sensei Mencetuskan Konflik Baru
37
Chapter 37 - Battle Royale
38
Chapter 38 - Kinata dan Aku Memang Pasangan yang Serasi
39
Chapter 39 - Big Mu
40
Chapter 40 - Sekali lagi, Zen merubah karirnya
41
Chapter 41 - Ia juga memiliki lukanya sendiri
42
Chapter 42 - Selamat Tinggal
43
Chapter 43 - Pagi Hari di keluarga Watari
44
Chapter 44 - Pameran Kucing dan Anjing Tokyo
45
Chapter 45 -Tambahan
46
Chapter 46 - Sudah kuduga dia benar-benar mencintai seekor kucing
47
Chapter 47 - Kesalah Pahaman
48
Chapter 48 - Minggu
49
Chapter 49 - Rencana Licik
50
Chapter 50 - Ada masalah apa dengan semua orang
51
Chapter 51 - Presents
52
Chapter 52 - Eprom
53
Chapter 53 - Sekarang
54
Chapter 54 - Deja Vu
55
Chapter 55 - Haruno Shisuka
56
Chapter 56 - Eksoskeleton
57
Chapter 57 - Pandangan
58
Chapter 58 - Alien
59
Chapter 59 - Zen Membuat Masalah Baru
60
Chapter 60 - Paradoxal
61
Chapter 61 - UG
62
Chapter 62 - Daifugo Ganda
63
Chapter 63 - Penjelasan
64
Chapter 64 - Psikologikal Taktik
65
Chapter 65 - Psikologikal Taktik 2
66
Chapter 66 - Serius
67
Chapter 67 - Masih Berlanjut
68
Chapter 68 - Impian Seorang Yang Selalu Gagal
69
Chapter 69 - Kehidupan Adalah Sebuah Permainan Keberuntungan.
70
Chapter 70 - Hal Paling Tidak Berguna
71
Chapter 71 - Dari Awal Semuanya Memang Sudah Salah
72
Chapter 72 - Garis Pemisah yang Bernama Kebenaran
73
Chapter 73 - Jangkrik
74
Chapter 74 - Berusahalah Sebisamu
75
Chapter 75 - Jalan
76
Chapter 76 - Beli Saja Seekor Kucing
77
Chapter 77 - Liburan itu Untuk Istirahat
78
Chapter 78 - Rencana Liburan
79
Chapter 79 - Pura-pura
80
Chapter 80 - Perasaan Buruk
81
Chapter 81 - Penipu
82
Chapter 82 - Pegunungan
83
Chapter 83 - Kebohongan dan Pengkhianatan
84
Chapter 84 - Sedia Payung Sebelum Hujan
85
Chapter 85 - Menghilang ke Balik Bayang-Bayang Pohon
86
Chapter 86 - Hidup yang Tidak Berguna
87
Chapter 87 - Spesifik
88
Chapter 88 - Evolusi
89
Chapter 89 -Jalan Buntu
90
Chapter 90 - Terulang Kembali
91
Chapter 91 - Kambing Hitam
92
Chapter 92 - Kacang Polong
93
Chapter 93 - Sesuatu yang Tak Bisa di Lakukan
94
Chapter 94 - Angin Malam
95
Chapter 95 Api dan Es
96
Chapter 96 - Romcom
97
Chapter 97 - Inisial
98
Chapter 98 - Langit Malam
99
Chapter 99 - Email
100
Chapter 100 - Api Unggun
101
Chapter 101 - Sungai
102
Chapter 102 - Ancaman
103
Chapter 103 - Minyak dalam Api
104
Chapter 104 - Peraturan di Kerajaan Anak-anak
105
Chapter 105 - Pertengkaran
106
Chapter 106 - Hantu
107
Chapter 107 - Waktu terus berjalan
108
Chapter 108 - Zombie
109
Semua Orang
110
Kapan-kapan
111
Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!