"Ryuen itu seorang preman, dia membantai siswa
SMA timur."
"Eiji itu tukang selingkuh, dia memang bajingan dari bajingan."
"Suna dengan sengaja melukai bintang pemain musuh agar bisa menang menang pertandingan."
"Pesan berantai ya?" tebak Hiyuki setelah membacakan isi pesan dari kedua ponsel yang diperlihatkan oleh Hiroime Yui.
"Sejak pesan itu tersebar, entah kenapa suasana dikelas menjadi suram, dan aku kesal karena pesan itu memfitnah temanku! tapi, aku tidak ingin mencari pelakunya… aku hanya ingin menyelesaikan masalah ini, jadi… bisa aku meminta bantuan kalian?" tanya Takahashi dengan sopan dan lembut dan wajah yang tersenyum.
Ini dia, Jurus spesial, "Zone Controler."
Biar kujelaskan…
"Zone Controler." adalah sifat yang hanya dimiliki oleh mereka yang menikmati hidup, itu adalah jurus yang dapat membuat pemiliknya mengatur suasana sekitarnya.
Karena mereka menikmati hidup, orang yang memiliki jurus spesial ini dapat memberi semangat bagi orang-orang yang sedih disekitarnya.
Itu karena mereka memiliki sesuatu yang disebut aura karisma, yang hanya bisa dimiliki orang-orang yang bersifat baik.
…
"Jadi kau ingin kami meluruskan masalah ini?" tanya Hiyuki.
"Ya, begitulah," jawab tersenyum Takahashi.
Hiyuki berdiri dari kursinya.
"Kalau begitu, kita harus mencari pelakunya."
"Ya, mohon bantu… eh… apa? kenapa harus melakukan itu?" tanya terkejut Takahashi.
"Pesan berantai, itu adalah perbuatan yang menginjak martabat orang lain, fitnah untuk menyakiti orang lain, sedangkan si pengirim merahasiakan identitasnya. Jika sudah begitu, cara paling efektif untuk menghentikan ini adalah membasmi pelakunya!? source : aku." ucap Hiyuki sambil berjalan menuju kedekat jendela ruangan.
"Dari pengalaman pribadi kah?" gumamku.
"Kau ingin membasmi mereka ya? Hiyukin," tambah Yui dengan senyum terpaksa.
"Intinya, manusia seperti itu pantas dihancurkan! begitulah caraku, aku akan mencari pelakunya, dia akan segera berhenti setelah aku bicara padanya, kau setuju atau tidak terserah padamu…
…Apa kau keberatan tentang itu!?" ucap Hiyuki menengadahkan kepalanya menatap kearah kami bertiga dengan tatapan dingin dan tajam.
"Ya… itu tidak apa-apa," ucap Takahashi dengan senyum terpaksa terukir diwajahnya.
Ya… kurasa tidak akan ada orang yang cukup berani untuk menolak Hiyuki yang sudah terlihat kesal begitu.
"Sejak kapan pesan itu mulai tersebar?" tanya Hiyuki berbalik dengan tangan yang terlipat didepan dada.
"Minggu kemarin kan?"
"Ya…" ucap Yui dengan kepala mengangguk menjawab pertanyaan Takahashi.
"Dikelas kalian… apakah terjadi sesuatu, Hiroime-san? Takahashi-kun?" Tanya Hiyuki untuk kedua kalinya.
"Hmm… tidak ada yang terpikirkan olehku…"
"Ya, segalanya seperti biasa," ucap Yui menyambung jawaban Takahashi.
Setelah mendengar itu, Hiyuki menggerakkan tubuhnya sedikit kesamping, lalu menatap kearahku.
"Sebaiknya aku tanya padamu juga…"
"Apa maksudmu dengan kata sebaiknya!?" ucapku sambil memegang kepalaku, berusaha mengingat sesuatu.
"Minggu kemarin, ya? berarti belum lama ini…
…karya wisata kali ini 1 kelompok berisi 3 orang.
Kata-kata bu Hiratsuko langsung terlintas dikepalaku.
…Karya wisata?" tanyaku sambil menurunkan kembali pandanganku kearah Hiyuki.
"Eh… itu dia… grup kelompok… kurasa aku tau penyebabnya!" ucap Yui dengan sebuah jari telunjuk didepan wajahnya.
"Kalau tidak keberatan… bisakah kau memberi penjelasannya?" tanya Hiyuki.
Yui melipat kedua tangannya.
"Dalam kasus ini, memilih kelompok untuk acara tertentu dapat mempengaruhi sebuah pertemanan… beberapa orang sangat sensitif soal itu," jelas bangga Yui.
"Kami diwajibkan membentuk kelompok 3 orang, jadi… 1 orang dalam 4 teman harus keluar. Ya… kurasa mereka saling mengejek agar tidak dikeluarkan," tambahku menjelaskan.
"Jadi, pelakunya adalah salah satu diantara mereka bertiga, tidak salah lagi kan?" balas bertanya Hiyuki.
"Tu-tunggu sebentar, aku tidak berpikir kalau pelakunya diantara mereka, pesan itu mengejek mereka bertiga kan? jadi tentu saja bukan mereka," jelas Takahashi dengan senyum terpaksa berusaha membela temannya.
"Kau ini bodoh ya? sudah jelas mereka melakukan itu agar tidak ada lagi yang mencurigai mereka, kalau aku berada diposisi itu, aku akan menghindar dari tuduhan dan mengadu domba mereka," ucapku dengan tangan terlipat dan penuh rasa bangga.
"Kau terdengar lebih kejam dari pelakunya, Tsukki!" ucap Yui dengan tatapan merendahkan.
"Itulah yang dinamakan penjahat intelektual," ucapku yang masih melipat kedua tanganku dengan rasa penuh bangga.
"Untuk sekarang, bisa kau ceritakan tentang mereka bertiga?" tanya Hiyuki pada kami bertiga.
Takahashi lah yang pertama menjawab pertanyaan itu…
"Ryuen punya wajah yang seram tapi, dia adalah orang yang paling pandai mengatur suasana, juga sangat aktif dalam berbagai event, dia adalah orang yang baik," ucap tersenyum Takahashi menjelaskan sifat temannya.
"Orang bodoh yang hanya bisa berisik, begitu kan?" tanya Hiyuki memastikan, sambil menusil menggunakan sebuah pulpen disebuah buku kecil.
Kami bertiga hanya bisa menyengir menurut terdiam ketika mendengar itu.
"Ada apa? lanjutkan…" tambah Hiyuki.
"E-eiji itu orangnya tenang dan pendengar yang baik, dia pria yang bisa membuat orang sekitarnya nyaman… dia orang yang sangat baik," ucap Takahashi dengan wajah yang mulai mempelihatkan senyum terpaksa.
"Dia lamban dan juga tak jelas…"
"Su-suna sangat ramah dan perhatian, dia selalu membantu orang lain, dia ora…"
"Tipe orang yang selalu khawatir tentang pandangan orang lain terhadapnya kan?"
Uwwah… perempuan yang bernama Hiyuki ini benar-benar tak mengenal yang namanya belas kasihan.
"Ini masih belum cukup jadi bukti, mendengar cerita Takahashi-kun tidak terlalu membantu, kalau kalian bagaimana?" tanya Hiyuki menatap kearahku dan Yui.
"He? a-aku tidak tau banyak soal mereka…"
"Aku juga tidak begitu kenal dengan mereka," jawabku acuh sambil memalingkan wajahku.
"Kalau begitu, kenapa tidak selidiki mereka saja?" tanya Hiyuki.
"I-iya…" ucap Yui terlihat ragu.
"Maaf, itu sesuatu yang merepotkan bukan?" balas Hiyuki.
"Biar aku saja…"
"Hm?" Hiyuki dan Yui menatap bersamaan kearahku.
"…Aku tidak terlalu peduli pandangan dan apa yang dibicarakan orang lain tentangku, mencari kesalahan orang lain adalah salah satu dari 116 kemampuanku," ucapku dengan penuh rasa bangga.
"Aku tidak terlalu yakin jika kau yang melakukannya…" balas Hiyuki.
"Aku juga ingin bantu! kita tidak bisa bergantung pada Tsukki saja…" ucap antusias Yui sambil mengangkat tinggi-tinggi salah satu tangannya.
"…Lagipula, aku tidak bisa menolak permintaan Hiyukin," lanjut Yui mendekatkan wajahnya ke Hiyuki.
"Begitu…" ucap singkat Hiyuki sambil memalingkan wajahnya.
"Aku akan berjuang," sahut riang Yui lalu dengan cepat memluk Hiyuki yang ada didekatnya.
"Kalian akrab sekali ya," ucap Takahashi.
"Itu hanya berlaku untuk mereka berdua," ucapku acuh.
Lalu Takahashi tersenyum berbalik menatapku.
"Kau juga Tsukitani-kun."
Apa yang sedang dibicarakan orang ini? tidak ada yang namanya Tsukitani-kun di klub ini… aku sudah mulai lelah dipanggi seperti itu olehmu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yeni Eka
Lanjut like
2021-02-02
0
oniya
nex thor
2021-01-27
0
Ruby_
mampir thor
semangat ❤❤❤❤
2021-01-25
0