"Maksudnya?"
"Sebenarnya aku masih ragu dengan perasaanku sendiri, Vhi... Satu sisi aku mencintai seseorang, tapi disisi lain aku terlanjur terikat janji dengan Intan..." ucap Fajar lirih, pemuda itu menundukkan kepalanya sesaat kemudian kembali menatapku.
"Aku masih gak ngerti maksud kamu? Terikat janji apa?" Viona benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataan Fajar, Ia menajamkan pandangannya menatap pemuda itu.
"Ternyata dia adalah gadis yang aku cari selama ini..." Viona mengernyitkan alisnya,
"Ah sudahlah jangan bahas lagi..." ucap Fajar menolak untuk melanjutkannya.
"Kamu jangan gitu dong, Intan itu sahabat aku. Kamu jangan mainin perasaan dia." ucap Viona,
Fajar yang tadinya menundukan kepalanya, kini pemuda itu mengangkat kepalanya menatap Viona dengan tatapan yang entah mengapa Viona merasa tatapan itu begitu teduh. Viona segera menepis perasaannya jauh-jauh.
"Jangan sakitin Intan ya... Aku tahu dia begitu sangat menyayangi kamu, Jar..." Viona mencoba meyakinkan Fajar agar dia tak menyakiti hati sahabatnya. Tapi entah mengapa dibalik itu semua hatinya terasa berdenyut ngilu, sesak dan sakit.
***
Viona dan Fajar berada didalam mobil milik Fajar, mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Viona. Awalnya Viona menolak tawaran Fajar untuk mengantarkannya, namun karena Fajar terus memaksa akhirnya Viona menerima tawarannya.
Suasana hening, tidak ada percakapan, keduanya hanyut dalam pikiran mereka. Merasa bosan, Fajar menyalakan musik untuk memecah keheningan diantara mereka. Viona hanya diam mendengarkan lirik lagu yang di putar Fajar, sebuah lagu milik "ADA BAND" salah satu Band favoritnya.
"Kamu suka lagu ini juga?" Viona memulai kembali obrolan setelah beberapa saat hening. Fajar menatapnya sekilas kemudian fokus kembali menatap kedepan.
"Iya, aku suka dengan lagu-lagu milik ADA Band..." ucapnya tanpa menatap Viona.
"Kok sama sih, aku juga suka..." Viona tersenyum kecil ingatannya berputar pada kenangan hari itu saat Ia pertama kali mendengar lagu tersebut dari pemuda yang saat ini menghilang entah kemana.
Senyum itu seketika pudar, setetes air mata berhasil lolos dari pelupuk matanya. Viona segera menghapus air matanya sebelum dilihat Fajar.
"Jadi kamu juga suka, wah kebetulan sekali ya..." Viona melihat senyum manis dari bibir Fajar yang sudah beberapa minggu ini tidak ia lihat.
Suasana hening kembali, Viona dan Fajar ikut hanyut dalam lirik lagu yang sedang didengarnya.
"Kamu kenapa?" Fajar mengernyitkan alisnya saat tak sengaja melihat Viona murung.
Viona menatap Fajar sesaat sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku hanya teringat pada seseorang, dia juga suka dengan lagu ini. Tapi sudah sebulan ini dia menghilang..." ucap Viona lirih menahan air matanya agar tidak tumpah dihadapan Fajar.
"Siap? Pacar kamu?" tanya Fajar, Viona menggelengkan kepalanya lagi.
"Yang pasti seseorang itu sangat spesial buat aku..." ucap Viona memperlihatkan senyum yang dipaksakan.
Fajar mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Tiba-tiba dering ponselnya berbunyi. Fajar mencoba mengambil ponsel yang dia simpan dilaci kecil mobilnya. Saat Fajar berhasil mengambil ponselnya tak sengaja pemuda itu menjatuhkan sesuatu.
Karena Fajar sedang menyetir, Viona inisiatif mengambilkan benda yang terjatuh tersebut.
Viona berhasil meraih benda itu lalu mengambilnya.
Viona membulatkan kedua bola matanya saat Ia dengan jelas menatap benda yang ada ditangannya. Jantungnya berdegup kencang, tangannya tiba-tiba gemetar, Viona memperhatikan benda itu dengan seksama. Kalung milik Fajar sangat mirip dengan kalung miliknya yang hilang beberapa waktu lalu. Kalung dengan liontin bertuliskan VhieDjar...
"Kalung ini..." belum sempat Viona melanjutkan ucapannya, Fajar mendahuluinya mengatakan sesuatu.
"Kalung itu punya Intan..." ucap Fajar tanpa menatap Viona.
Deg
"Intan?" cicit Viona dengan mulut bergetar, suaranya tercekat dikerongkongan.
"Iya... Kalung itu aku pesan khusus untuk seseorang. Sekitar dua bulan yang lalu, aku berniat untuk memberikan kalung itu kepadanya yang ku kenal lewat akun sosmedku, tapi rupanya Tuhan belum mengizinkan kami bertemu waktu itu, aku tak sengaja menjatuhkan kalung itu saat akan pulang setelah beberapa jam menunggunya yang tak datang. Beruntung kalung itu di temukan oleh seseorang yang kumaksud yaitu Intan. Yah, Intan adalah seseorang yang ku kenal lewat sosmed selama hampir setahun ini." Fajar berucap sambil menyunggingkan senyum dibibirnya.
Deg
Viona menatap kalung bertulisan VhieDjar itu dengan tatapan sayu. Bagai tertimpa ratusan benda tajam dan tumpul, jantunya berdenyut ngilu terasa sesak dan sangat sakit.
"Aku tak menyangka bahwa Intan adalah seseorang yang kucari, seseorang yang menjadi alasanku untuk pindah dari Jakarta kesini... Itu sebabnya aku menerima perjodohan ini saat aku tahu Intan pemilik kalung yang kuberikan padanya." Fajar berucap tanpa menatap Viona, Ia masih fokus mengendarai mobilnya.
Viona semakin merasa sesak dan sakit, kali ini Viona tidak bisa membendung air matanya lagi. Dengan sendirinya air mata itu meleleh membawahi wajah Viona.
Viona membalikan wajahnya kesamping menatap jalanan dari kaca mobil.
"Kenapa Intan mengaku bahwa ini kalung miliknya. Kenapa Intan melakukan ini pada semua?" gumam Viona dalam hati.
"Stop..."
Fajar melihat Viona sambil masih melajukan mobilnya.
"Berhenti, Jar..." ucap Viona lirih, Fajar mengernyitkan alisnya tak mengerti maksud Viona.
"Aku bilang berhenti!" Viona sedikit mengeraskan suaranya. Fajar pun langsung menepikan mobilnya dipinggir jalan.
"Kamu kenapa, Vhi? Kamu... Kamu nangis?" Fajar terlihat bingung saat melihat Viona dalam keadaan menangis.
Viona tak menjawab pertanyaan dari Fajar, Ia langsung keluar dari mobilnya setelah memberikan kalung tersebut kepada Fajar.
Viona berlari sambil menangis, tak peduli dengan tatapan semua orang kepadanya. Gadis itu benar-benar merasa terluka, hatinya sangat sakit.
Setelah sekian lama menanti pertemuan ini, yang Viona pikir akan bahagia. Ternyata itu salah, pertemuan ini justru malah membuatnya terluka.
Viona tak menyangka dengan kenyataan yang baru saja didapatkannya. Selama ini Viona selalu menepis jauh-jauh perasaan aneh yang selalu Ia rasakan saat bersama Fajar. Ia tidak menyangka seseorang yang dicari dan ditunggunya, ternyata berada sangat dekat dengannya. Namun Viona malah tidak menyadarinya.
Kenyataan yang paling menyesakan bagi Viona ialah pengkhianatan dari sahabatnya sendiri. Viona tak habis pikir mengapa Intan setega itu padanya, diam-diam mengambil kalung itu lalu mengakui kalung tersebut sebagai miliknya.
Viona tahu Intan sangat mencintai Fajar, tapi bukan berarti gadis itu boleh melakukan hal tidak terpuji seperti ini. Bila Ia memintanya dengan baik-baik, Viona pun akan memberikannya secara suka rela bila itu bisa membuatnya bahagia.
Sama seperti waktu itu, saat Viona mengetahui Intan mencintai Arka. Viona pun mundur perlahan tidak memberikan ruang dihatinya untuk pemuda itu, semata demi persahabatannya dengan Intan.
"Intan, bila memang ini akan membuat kamu bahagia. Aku tak akan mengusiknya, aku akan merelakannya. Semoga kamu bahagia..." gumam Viona,
Sementara Fajar, Ia masih tak bergeming menatap kepergian Viona yang tiba-tiba. Ia menatap lama kalung ditangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nimaz Ayu Puji Hapsari
fajar jangan bodoh please
2021-05-18
0
Kenzi Kenzi
kuliah jauh2 dri mereka berdua vio...okay
2020-10-23
1
Heny Ekawati
fajarx gk peka tuh udahlah jauhi fajar dan intan kejarlah arka
2020-09-28
1