"Selamat pagi kamu yang disana, meski hanya lewat ruang dan maya kita saling sapa. Namun selalu ada harap temu yang nyata dan segalanya telah kutitipkan dalam Doa."
Klik
Viona mengklik tombol share tulisannya di akun sosial medianya.
"huufft... Sudah seminggu dan masih tak ada kabar darinya," gumam Viona sambil menyimpan dan menutup laptopnya. Viona merebahkan tubuhnya di atas kasur Kingsize nya.
Tok, tok, tok...
"Vhi, Vio... Ibu masuk ya?" Ibunya Viona berada di balik pintu hendak masuk kedalam kamar Viona.
"Masuk aja, Bu... Gak dikunci kok!" ucap Viona dari dalam kamar.
"Kamu lagi ngapain, dari tadi diem di kamar terus?" tanya Amara pada putrinya. Amara mendekati Viona dan mendudukkan tubuhnya ditepi kasur, mengelus lembut kepala Viona.
"Malas lah, Bu... Mau keluar juga gak ada temennya," ucap Viona. Dia memindahkan kepalanya kepangkuan ibunya. Amara tersenyum melihat tingkah putrinya yang masih manja.
"Masih gak ada kabar dari teman kamu itu, sayang?" Tanya Amara lagi masih mengusap kepala putrinya. Viona hanya menggelengkan kepalanya, matanya menatap lurus dinding kamarnya.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan lagi. Ayo cepat bangun, Intan dan Fajar sudah menunggumu di bawah." ucap Amara mengulas senyum dibibirnya.
"Intan dan Fajar?" cicit Viona dibalas anggukkan Ibunya.
"Kenapa Intan gak langsung ke kamarku aja, Bu?" Viona bergegas bangun dan merapikan penampilannya yang sedikit acak-acakan. Viona keluar dari kamarnya diikuti Amara dibelakangnya.
"Kalian udah lama nunggu?" Tanya Viona saat berada dihadapan sahabatnya. Intan dan Fajar yang kala itu sedang ngobrol seketika membalikkan kepala mereka melihat Viona.
"Iya, kamu lama banget sih." jawab Intan kesal menunggu sahabatnya.
"Ya maaf, biasanya juga kamu langsung ke kamarku kalo main kesini." Viona mendudukkan tubuhnya di kursi berhadapan dengan Intan dan Fajar.
"Hehee,, iya juga yaa..." jawab Intan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Mentang-mentang datang berdua, maunya berduaan mulu. Ingat kalian belum sah ya." Viona mengkrucutkan bibirnya berpura-pura kesal pada sahabatnya.
"Nah itu kamu tau. Ya udah jangan marah gitu dong, nanti cepet tua baru nyaho..." ledek Intan pada Viona sambil terkekeh melihat Viona yang cemberut. Sementara Fajar hanya tersenyum memperhatikan tingkah kedua gadis yang berada di dekatnya.
"Gak usah cemberut gitu, mending kita jalan aja yuk!" Intan melanjutkan ucapannya semangat.
"Jalan kemana nih?" ucap Viona datar, menatap Intan dan Fajar secara bergantian.
"Aku sih terserah tuan putri saja mau pergi kemana aku ikut," jawab Fajar sambil mengusap kepala Intan lembut.
"Vhi...Viona!" suara Intan membuyarkan lamunan Viona.
"Eh, i-iya kenapa?" jawab Viona terbata,
"Kenapa nenk, melamun terus kayaknya?" ucap Fajar menatap Viona. Viona memalingkan wajahnya kearah lain menghindari tatapan Fajar.
"Ya sudah aku ambil tas dulu ya..." Viona pun pergi ke kamarnya mengambil tas dan ponselnya. Setelah itu mereka pun berpamitan kepada Amara ibunya Viona dan bergegas pergi.
Di dalam mobil Viona duduk dikursi penumpang dibelakang, sedangkan Intan didepan bersama Fajar yang mengemudikan mobilnya.
Selama di dalam mobil Viona lebih banyak diam, sesekali ia melihat dua sejoli yang sedang dimabuk cinta. Mereka tak henti-hentinya memperlihatkan kemesraan mereka dihadapan Viona.
Viona tidak tau mereka akan membawanya pergi kemana, Viona hanya akan mengikuti saja.
"Hmmm... Udah dong mesra-mesraannya, gak tau tempat banget sih." Viona mulai berbicara tak tahan lagi melihat dua sejoli bermesraan tidak tau tempat.
Intan tertawa melihat sahabatnya mulai kesal karena ulahnya yang sengaja memamerkan kedekatannya dengan Fajar.
"Makanya cepetan cari pacar juga dong, jangan betah jadi jomblo abadi..." ucap Intan mengejek Viona. Sedangkan Fajar hanya diam saja, dia melihay sekilas Viona lewat kaca spion.
"Enak saja jomblo abadi, aku udah punya calon suami kok..." jawab Viona membuat Intan mengkerutkan alisnya, sedang Fajar masih menyimak dengan wajah datar. Matanya menatap Viona lewat kaca spion. Viona mengetahui dirinya diperhatikan, tapi ia berpura-pura tidak tahu.
"Serius kamu udah punya calon suami? Kok gak ada cerita sama aku sih?" ucap Intan serius.
"Iya, suatu saat nanti..." jawab Viona sambil tertawa karena berhasil mengerjai sahabatnya.
"Huhh,, dasar kamu Trisha Viona Lovhie. Kamu bener-bener kebangetan ya. Aku kira beneran loh kamu udah punya calon," Intan mencebikan mulutnya merasa kesal pada Viona.
"Lovhie?" Setelah lama terdiam hanya kata itu yang berhasil keluar dari mulut Fajar.
Intan menutup mulutnya kaget, perasaannya mulai resah. Tapi tak ada yang menyadari keresahan yang dirasakan Intan saat ini.
"Iya, itu nama belakang ku... Kenapa?" ucap Viona mulai mengangkat kepalanya melihat kaca spion. Sejenak pandangan mereka bertemu. Keduanya larut dalam pikiran mereka.
"Eh, udah sampe nih..." suara Intan membuyarkan Viona dan Fajar dari lamunannya.
Fajar langsung menepikan mobilnya di parkiran tepat di depan sebuah restoran. Mereka pun mulai turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam restoran.
Setelah memilih tempat duduk yang nyaman, seorang pelayan restoran tersebut datang menghampiri meja mereka. Mereka pun langsung memilih menu makanan dan minum untuk disantap sebagai makan siang. Pelayan pun pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.
"Jadi Lovhie itu beneran nama kamu?" Fajar begitu tertarik dan ingin tahu tentang nama Lovhie yang ternyata nama belakang dari sahabat kekasihnya.
Intan terlihat sangat gugup saat Fajar melanjutkan mencari tahu nama itu. Ia merutuki mulutnya sendiri yang keceplosan menyebut nama lengkap Viona. "Sial. Ini mulut kok bisa keceplosan gini sih? Ya Tuhan, semoga Fajar gak mencari tau lagi. Aku belum siap, mungkin tak akan pernah siap harus kehilangan dia..." lirih Intan dalam hati.
"Iya, kenapa memangnya?" Viona mengernyitkan alisnya menatap Fajar.
Belum sempat Fajar menjawab pertanyaan Viona, tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri meja mereka untuk mengantarkan makanan dan minuman yang telah mereka pesan. Setelah selesai menyajikan makanan dan minumannya, pelayan pun pamit pergi.
Fajar hendak melanjutkan bicaranya, tapi diurungkannya karena Viona terlebih dulu bicara kepada mereka untuk izin ke toilet.
"Aku ke toilet dulu ya... Kalian duluan saja makannya ya," Viona beranjak dari duduknya lalu pergi ke toilet.
"Kenapa nama Viona sama dengan nama akun Intan?" gumam Fajar dalam hati.
"Tan..."
"Mmmm,, nama akun kamu kenapa sama dengan nama Viona?" pertanyaan dari Fajar membuat Intan gelagapan, dia bingung harus menjelaskan apa kepada Fajar. Intan tak ingin Fajar meninggalkannya.
"Hehee,, mungkin kebetulan saja sayang. Aku juga gak tau kenapa nama akun aku bisa sama dengan nama Viona." Intan mencoba menyembunyikan kegugupannya dihadapan Fajar tak ingin membuat kekasihnya curiga.
"Sudah deh, gak usah dibahas lagi, aku mohon kamu jangan buka lagi akun lama kamu yaa. Kita kan sudah punya akun baru lagi sekarang dan jangan chat via Email lagi, kita kan sudah ketemu sekarang. Kamu gak lagi ngeraguin aku kan sayang?" Intan mencoba meyakinkan Fajar agar berhenti mencari tahu tentang akun Lovhie yang ternyata benar milik Viona.
Dalam hati Fajar masih merasa penasaran dengan nama Lovhie yang sudah tak asing lagi baginya. Ia ingin mencari tahu lagi kebenarannya, tapi kali ini Fajar memutuskan untuk tak melanjutkan bertanya karena merasa tak tega dengan Intan. Fajar tahu Intan sangat mencintainya, walau hati Fajar sesungguhnya masih ragu dengan Intan.
"Loh, kamu kenapa, Tan? Kok kaya sedih gitu?" Viona yang baru kembali dari toilet disuguhi raut wajah sahabatnya yang terlihat kurang baik berada dalam pelukan Fajar.
"Eh, gak apa-apa ko..." jawab Intan melepaskan pelukannya, dan memperbaiki posisi duduknya.
"Kok belum pada makan sih? Nanti keburu dingin loh makanannya jadi gak enak lagi." Viona melihat makanan yang masih utuh di mejanya.
Suasana hening tak ada yang berbicara, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing sambil menghabiskan makanannya.
***
#Intan Pov
Hari itu setelah aku mengambil kalung milik Viona. Aku memutuskan untuk menemui Fajar. Entah sejak kapan aku mulai berani bertindak senekad ini.
Aku begitu shok saat mengetahui pria yang dicintai sahabatku itu adalah Fajar, pria yang juga aku cintai. Hanya saja Viona tak tau bahwa lelaki yang selama ini bertegur sapa lewat maya dengannya adalah Fajar.
Aku masih belum bisa menerima bahwa Viona selalu lebih beruntung dariku, dia selalu menjadi rengking pertama sedang aku selalu jadi runerup. Dia disukai banyak laki-laki di sekolah, walau memang selama ini Viona bersikap acuh tak terlalu perduli dengan mereka.
Orang tua ku juga selalu memujinya di depanku. Bahkan Arka, pria yang aku cintai juga malah lebih memilih Viona daripada aku.
Dan sekarang, saat aku mulai menyukai pria lain, tapi ternyata pria tersebut ikut orang tuanya pindah ke Bandung tujuannya adalah untuk bertemu seseorang pemilik akun Lovhie yang ternyata adalah Viona.
Tapi kali ini takan ku biarkan nasib baik selalu berpihak pada sahabatku. Aku beruntung, karena ternyata orang tuaku dan orang tua Fajar adalah rekan bisnis, dan mereka berniat menjodohkan kami. Awalnya Fajar menolakku, apa lagi alasannya kalau bukan karena Viona. Ya, walaupun mereka belum menyadari satu sama lainnya. Tapi berkat usahakan yang sedikit nekat, akhirnya Fajar mau menerimaku. Tentunya dengan bantuan kalung itu, aku berhasil meyakinkan Fajar bahwa selama ini akulah wanita yang ia cari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Enima Afla Sabita
cara licik gk bakalan menang lama tan intan 😡😡
2021-07-03
1
Atika Komaria
sahabat kok jahat🔥🔥
2020-10-14
1
Heny Ekawati
tak akan lama kebohongan kmu pasti terbongkar karena cinta yg dilandasi kebohongan pasti gk akan abadi
2020-09-28
2