Drettt...
Drettt...
Bunyi getaran ponsel beradu dengan kaca meja, terdengar kontras dipendengaran Viona. Gadis itu mengalihkan pandangannya dari tv kearah ponselnya berada. Ia merah ponsel tersebut dan melihat notifikasi pesan masuk untuknya.
"My Lovhie..."~Djar
Viona tersenyum membaca isi pesan tersebut, kemudian gadis itu segera mengetikan balasan untuk si pengirim pesan.
"My Djar..."~Lovhie
"Asyiik... Sekarang udah jadi My 😍" ~Djar
"😊😊😊" ~Lovhie
"Kamu lagi ngapain, Vhie?" ~Djar
"Lagi nongkrong depan tv... Sendirian nih 😂" ~Lovhie
Viona memang sedang sendirian dirumahnya. Ibunya ada urusan pekerjaan diluar kota, jadi untuk beberapa hari ini Viona akan tinggal sendiri di rumahnya.
"Loh, kok sendiri? Ibu kemana?" ~Djar
Kalau kalian tanya kenapa Djar ini bisa tahu kalau Vhie ini manggil Ibu sama mamanya, itu karena memang Viona pernah bercerita tentang keluarganya termasuk tentang Ibunya yang kini tinggal berdua bersamanya kepada Djar.
"Ibu lagi pergi keluar kota, urusan pekerjaan" ~Lovhie
"Kamu sendiri lagi ngapain?" ~Lovhie
"Oh... Lagi tiduran aja sih, tapi bentar lagi mau Keluar," ~Djar
"Kemana?" ~Lovhie
"Ke hatimu..." ~Djar
"Serius nanya tau😏" ~Lovhie
"Hehe... Aku juga serius kok😉" ~Djar
"Mau pergi keluar, ada urusan sama teman," ~Djar
"Cewek?" ~Lovhie
"Cemburu?"~ Djar
"Gak," ~Lovhie
"Temen aja kok 😊" ~Djar
Viona merasa malas untuk membalas pesan dari Djar. Entah mengapa dadanya terasa panas saat tahu Djar-nya itu akan pergi bersama teman perempuannya. Viona hendak meletakkan ponselnya kembali, namun tidak jadi karena ponselnya bergetar kembali.
"Jangan cemberut gitu... Kalau cemburu bilang saja😂" ~Djar
"Gak ada gadis lain selain kamu, aku janji✌️😊" ~Djar
Viona yang semula merasa sedikit kesal pada Djar, seketika bibirnya terangkat mengupas sebuah senyuman saat membaca isi pesan tersebut. Belum sempat gadis itu mengetikan sesuatu untuk membalas pesannya, ponselnya bergetar kembali.
"Ya sudah, aku pergi dulu yaa... Nanti sambung chat lagi" ~Djar
"Ok," ~Lovhie
***
Dikediaman Fajar, pemuda itu baru saja meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia bergegas ke kamar mandi membersihkan badannya yang sudah terasa lengket.
Setelah selesai mandi, Fajar bergegas memakai setelan Kemeja lengan panjang yang di gulung sampai siku terlihat sangat tamvan.
Sebelum keluar dari kamarnya, Fajar melihat ponselnya kembali, setelah dipastikan tidak ada pesan masuk, Ia memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Fajar pun bergegas keluar kamarnya. Saat menuruni tangga, samar-samar Fajar mendengar orang tuanya sedang berbicara dengan seorang perempuan.
Yah, Fajar tau siapa gadis yang sedang asyik berbicara dengan orang tuanya itu. Gadis itu tak lain adalah Intan.
"Jadi kamu suka sama anak tante sejak pertama bertemu?“ tanya Mamanya Fajar kepada gadis yang duduk disampingnya. Gadis itu pun menganggukkan kepalanya.
"Iya, tante..." ucap Intan, gadis itu terlihat malu-malu karena telah mengatakan tentang perasaannya yang sebenarnya kepada Mamanya Fajar.
Tanpa mereka sadari Fajar sudah berdiri dibelakang mereka dan mendengar percakapan antara Intan dan Mamanya.
"Nak, Mama hanya bisa mendo'akan semoga kalian bahagia..." Mama Fajar hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk anaknya dan juga gadis yang ada di sampingnya. Dia merasa tak tega melihat Intan yang sangat mencintai putranya. Sedangkan hati putranya telah dimiliki oleh gadis lain.
"Hmmm," Fajar berdehem, Mamanya dan Intan pun menoleh kearah suara berada.
"Kamu sudah siap?" tanya Intan yang dijawab anggunkkan dari Fajar.
"Ya sudah tante, aku pamit dulu ya..." pamit intan sambil menyalami tangan Mamanya Fajar.
"Aku pergi dulu ya, Mah..." ucap Fajar menyalami tangan mamanya.
"Kalian hati-hati ya, pulangnya jangan terlalu malam, besok kalian harus sekolah," jawab mama Fajar.
Setelah pamit pada mamanya Fajar, mereka pun pergi dengan menaiki mobil milik Fajar.
"Kita naik mobil?" tanya Intan saat Ia dan dan Fajar tiba didepan sebuah mobil. Tanpa menjawab perkataan Intan, Fajar langsung masuk kedalam mobilnya.
"Jadi pergi gak?" suara Fajar membuyarkan Intan dari lamunannya.
"I-iya, jadi..." ucap Intan terbata, kemudian masuk kedalam mobil.
Fajar pun mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Suasana hening tanpa ada percakapan diantara mereka. Intan yang merasa tidak nyaman dengan suasana canggung diantara ia dan Fajar mencoba membuka percakapan.
"Kamu marah sama aku?" Tanya Intan
"Untuk apa?" bukan menjawab, Fajar malah bertanya balik kepada Intan. Matanya masih fokus ke depan.
"Karena aku maksa kamu buat nemenin aku jalan," ucap Intan menggigit bibir bawahnya.
Fajar melirik Intan sesaat, kemudian memfokuskan kembali membawa mobilnya.
"Gak marah kok," ucap Fajar datar,
"Jadi kita mau pergi ke mana?" tanya Fajar.
Intan menatap Fajar dari samping, bibirnya terangkat sedikit mendengar perkataan Fajar baru saja.
"Mmmp, ke taman aja yah..." ucap Intan,
Fajar menganggukkan kepalanya pertanda dia setuju.
Suasana sore ini masih begitu cerah, terlihat banyak orang berlalu lalang sekedar untuk jalan-jalan sore hari.
Fajar dan Intan mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi panjang yang ada di taman.
"Mau es krim?" pertanyaan Fajar spontan membuat Intan menoleh ke arah pria yang kini ada di sampingnya dengan senyum yang mengembang. Intan menganggukkan kepalanya.
"Boleh..." jawab Intan memperlihatkan senyum dibibirnya,
Fajar beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju penjual es krim yang tak jauh dari tempatnya berada.
Intan hanya bisa menatap kepergian Fajar dengan mata sayu. "Aku harap kamu bisa membuka hati kamu buat aku" gumam Intan
Beberapa menit kemudian Fajar kembali dengan dua buah es krim di tangannya.
"Nih... Kamu mau yang mana?" Fajar menyodorkan dua buah es krim dengan rasa yang berbeda.
"Aku yang ini aja..." Intan mengambil es krim rasa strowberi. Mereka pun menikmati dingin dan manisnya es krim tanpa berbicara.
"Jadi kamu beneran suka sama aku?" pertanyaan Fajar membuat Intan sedikit terkejut dan reflek menghentikan aktivitasnya memakan es krim, Intan menatap penuh harap kepada Fajar.
"Iya, aku serius suka sama kamu..." ucap Intan,
Fajar menatap mata Intan mencari sebuah kebohongan di dalamnya namun Ia tak menemukannya.
"Kenapa?" hanya itu yang keluar dari mulut Fajar setelah beberapa saat terdiam.
"Apa harus ada alasan untuk kita menyukai seseorang?" Intan balik bertanya kepada Fajar dan dibalas tatapan yang sulit diartikan dari Fajar.
"Aku tahh kamu gak pernah suka sama aku..." Intan menjeda pembicaraannya sejenak. "Aku tahu selama ini kamu suka sama sahabat aku Viona," sambung Intan dengan menundukan kepala nya.
Fajar tak berkata apapun tentang hal yang dikatakan oleh Intan. Ia sendiri belum benar-benar mengerti dengan perasaannya. Yang dia tau saat ini Fajar sudah jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah dia temui, tapi disatu sisi dia merasakan perasaan yang sama saat didekat Viona.
"Harus kamu tahu, Viona itu udah punya pacar." ucap Intan yakin.
Deg
Fajar reflek menatap Intan yang juga sedang menatapnya. Entah mengapa perkataan Intan baru saja sedikit mengganggu pikirannya. Hatinya terpaut pada gadis sosial medianya. Namun disisi lain kehadiran Viona juga sedikit mengusik perasaannya. Entah mengapa Fajar merasakan perasaan yang aneh saat didekat Viona, perasaan yang sama dengan perasaannya saat bersama Vhie-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
fajar blm tahu nama.lngkap viona??🙄🙄
2020-10-23
1
Heny Ekawati
kayak hidup di jaman batu aj yah, udah chat2 n kirum2 pesa masak gk bisa ketemuan kan kayak gk masuk akal
2020-09-28
1
Nurwahidah Bi
Aku baca sampe sini dulu ya, Thor. Cuma numpang tetheringan soalnya wkwkwkw kapan-kapan aku mampir lagi
2020-03-19
1