"Waah... Kalung kamu bagus banget, Vhi..." Intan melihat kalung yang dipakai oleh sahabatnya. Intan melihatnya dengan antusias.
"VhieDjar" gumam Intan matanya melirik kearah pemilik kalung, seolah meminta jawaban. Viona hanya menjawab dengan anggukkan sambil memasukkan kalungnya kedalam bajunya agar tak dilihat yang lain.
"Jadi kamu sudah bertemu dengan dia, Vhi?" Intan begitu bersemangat ingin segera mendengar cerita dari sahabatnya.
"Belum..." ucap Viona lirih, Intan mengernyitkan dahinya tak mengerti maksud ucapan sahabatnya.
"Maksudnya?" tanya Intan,
"Kemarin aku terlambat datang, dia sudah pergi dan aku menemukan kalung ini dibawah meja. Mungkin dia tak sengaja menjatuhkan kalung ini." jawab Viona sambil menundukan kepalanya. Intan yang melihat sahabatnya akan menjatuhkan air mata langsung memeluk Viona dengan erat, Intan membiarkan sahabatnya menangis dalam pelukannya hingga Viona berhenti menangis. Kemudian Intan melepaskan pelukannya.
"Jadi yang waktu kita habis dari bandara itu?" tanya Intan dengan hati-hati. Viona menganggukkan kepalanya.
"Terus sekarang gimana?" tanya Intan lagi,
"Akunnya gak aktif, Email aku juga gak dibalas..." ucap Viona lirih. Intan mengangguk-nganggukkan kepalanya, dia sudah faham alasan mengapa sahabatnya terlihat murung.
"Mungkin dia sibuk, kan kamu bilang dia juga masih sekolah..." Intan mencoba menenangkan sahabatnya. Viona melihat Intan sejenak kemudian menundukkan kembali kepalanya.
"Sebulan lagi kita ujian nasional loh, jadi fokus aja dulu belajar. Kalau jodoh kalian pasti bertemu..." ucap Intan seraya mengusap punggung Viona.
"Makasih ya, Tan..." Viona tersenyum
"Kitakan sahabat, jadi gak perlulah makasih-makasih segala," ucap Intan sambil membalas tersenyum tulus kepada Viona.
"Ya sudah, yuk masuk kelas bentar lagi jam istirahat berakhir..."
***
#Dikediaman Fajar
Fajar baru saja keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga. Di sana mama dan papanya Fajar sedang berbincang-bincang, Entah apa yang sedang dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu hingga dengan jelas Fajar bisa menangkap raut kekhawatiran di wajah sang mama.
"Sayang, sini nak..." titah sang mama sembari menepuk sofa disampingnya.
"Lagi pada bicarain apa sih? Kayanya serius banget..." tanya Fajar sembari mendudukan tubuhnya disamping sang mama.
Kedua orang tua Fajar menatap wajah anaknya, lalu mereka saling melirik satu sama lain seolah sedang bicara dengan isyarat.
"Fajar, kamukan sekarang udah dewasa. Bentar lagi lulus sekolah..." Papanya Fajar memulai pembicaraan dengan hati-hati karena takut kalau anaknya nanti akan salah faham kepadanya. "jadi mama sama papa berencana untuk menjodohkan kamu dengan anak dari rekan bisnis papa." dengan susah payah akhirnya Arifin bisa menyampaikan rencana perjodohan untuk anaknya.
Fajar membulatkan kedua bola matanya tak percaya dengan yang didengarnya baru saja.
"Tapi kami gak maksa kok, Nak... Kamu kenalan saja dulu sambil pendekatan. Lagian kan mama sama papa mau kamu kuliah dulu..." lanjut Siska mencoba menenangkan sang anak yang sudah terlihat syok. Siska melirik ke arah suaminya lalu melanjutkan pembicaraannya
"Kamu mau yah!" ucap Siska sang mama sembari melihat kearah anaknya dengan raut memelas.
Sementara Fajar masih syok dan bingung harus menjawab apa kepada orang tuanya. Sejujurnya dia ingin menolak, tapi takut kedua orang tua yang sangat dicintainya merasa kecewa dengan keputusannya.
"Kamu boleh memikirkannya dulu." jelas Arifin
"Mah, Pah... Sebenarnya..." Fajar mulai angkat suara, Ia menjeda beberapa saat sambil menghembuskan nafas berat. Matanya melirik kearah mama dan papanya secara bergantian. "Fajar sudah punya pilihan sendiri," ucap Fajar seraya menundukkan kepalanya mempersiapkan diri bila orang tuanya akan marah kepadanya.
Siska dan Arifin saling menatap dengan kedua sudut bibirnya terangkat keatas. Mereka tak percaya putranya sudah benar-benar dewasa dengan berani mengakui bahwa dirinya sudah memiliki gadis pilihannya sendiri.
Sementara Fajar yang menundukkan kepalanya sembari menutup kedua matanya rapat-rapat mulai membuka matanya, dia bingung mengapa orang tuanya tak memarahinya.
"Mama sama Papa gak marah?" tanya Fajar kepada kedua orang tuanya dengan penuh hati-hati, kedua orang tua Fajar tersenyum menatap Fajar seraya menggelengkan kepala mereka.
"Jadi siapa gadis itu?" tanya Siska menggoda putranya.
"Gadis mama yang sudah berhasil mendapatkan hati putra Papa?" Arifin bertanya ikut menggoda putranya. Siska tertawa melihat putranya yang malu-malu dihadapan mereka.
Dengan malu-malu Fajar pun menceritakan semuanya dengan detil kepada mama dan papanya. Mulai dari awal pertama dia kenal dengan gadis pilihannya, hingga kejadian beberapa hari lalu yang membuatnya sedih.
"Woah... Jadi kalian belum pernah bertemu?" tanya Arifin sang papa sembari menatap putranya tak percaya, kemudian Fajar menganggukkan kepalanya mengiyakan.
"Bagaimana mungkin ada cinta sebelum pertemuan? Kalian hanya bicara lewat chat Email dan tak pernah bertukar foto sama sekali?" Siska mamanya Fajar masih belum percaya dengan cerita putranya baru saja.
"Tapi itu kenyataan nya, Mah, Pah..." jawab Fajar yakin.
Siska dan Arifin saling pandang, siska menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan suaminya mengangkat kedua bahunya. Mereke menghela nafas berat.
"Ya sudah, bila kamu yakin dengan keputusan kamu bahwa dia layak untuk diperjuangkan, maka lanjutkanlah. Soal perjodohan papa akan membicarakannya lagi dengan rekan bisnis papa. Tapi, papa harap kamu mau bertemu dulu dengan mereka." Jelas Arifin panjang lebar kepada putranya dan dijawab anggukan dari sang putra.
***
Malam harinya Fajar dan kedua orang tuanya pergi ke sebuah restoran ternama di kota Bandung. Mereka mulai mendudukkan tubuhnya di kursi yang sudah disiapkan khusus hanya untuk mereka. Pelayan mulai menyajikan makanan dan minuman yang sudah di pesan sejak awal.
Fajar melihat kearah pintu masuk terlihat laki-laki paruh baya bersama dengan dua wanita salah satunya sangat Fajar kenal. "apa Jangan-jangan dia yang akan dijodohkan denganku?" gumam Fajar dalam hati. Mereka berjalan mendekat kearah meja keluarga Fajar. Siska dan Arifin yang melihat kedatangan mereka langsung menyambut mereka dengan baik.
"Mbak Irma jadi ini toh anak gadisnya?" tanya Siska kepada Irmawati istri dari rekan bisnis Arifin suaminya. Siska melihat ke arah gadis yang ada disamping Irmawati sambil tersenyum.
"Cantik... Siapa namamu, Nak?" Tanya Siska pada sang gadis. Dengan malu-malu gadis itu mencium tangan kedua orang tua Fajar.
"Saya Intan, Tante..." jawab Intan sambil tersenyum. Kemudian matanya berpaling melihat seorang pria yang sangat di kenalnya.
"Loh, Fajar kamu disini juga?" Tanya Intan saat melihat Fajar ada diantara mereka. Sedangkan Fajar tak mengeluarkan suaranya hanya menampilkan raut wajah datarnya.
"Jadi kalian sudah saling mengenal?" Tanya Arifin papanya Fajar kepada Intan dan Fajar, yang dijawab anggukkan dari keduanya.
"Kami satu kelas di sekolah..." jawab Fajar datar. Intan merasa sedih melihat sikap dingin Fajar terhadapnya.
"Waaah, bagus itu kalau kalian sudah saling kenal." jawab Hendra papanya Intan.
"Iya, Pah,, yang satu ganteng yang satu cantik, cocok kalau berbanding" ucap Irmawati seraya tersenyum melihat putrinya dan Fajar secara bergantian.
Fajar melirik kearah kedua orang tuanya dan di balas anggukkan serta senyuman dari orang tuanya seolah mereka mengerti dengan apa yang Fajar inginkan.
Sedangkan Intan merasa bahagia karena dirinya akan dijodohkan dengan pria yang selama ini sudah ada dalam hatinya, siapa lagi kalau bukan Fajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Suparti Fadhil
intan jg anak baik kok aq sih setuju aja fajar sm intan
2021-03-12
1
Heny Ekawati
haduh masih kecil juga
2020-09-28
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
wkwkwkwk sm intan...untung fajar dh bilang duluan sm ortunya kl dia sdh punya seorang gadis pilihannya...dan ortunya fajar ga maksa soal perjodohan ini
2020-09-13
2