VhieDjar 08

"Aku gak apa-apa kok, Vhie..." Intan melepaskan pelukan sahabatnya, Ia menatap wajah Viona sambil mengernyitkan kedua alisnya.

"Kamu kenapa?" tanya Intan,

Viona tak menjawab pertanyaan dari sahabatnya, dia memalingkan wajahnya tepat ke arah Fajar. Sontak pandangan mereka beradu beberapa saat, kemudian Viona menundukkan kepalanya menatap lantai.

"Kamu habis nangis?" tanya Fajar pada Viona, Fajar melihat mata Viona yang sembab.

"Nggak kok..." jawab Viona berbohong, Ia memperlihatkan sebuah senyuman yang dipaksakan.

"Kamu kenapa bisa ada di rumah sakit? Bukannya tadi kamu baik-baik saja?" Viona beralih bertanya kepada Intan.

“Mungkin karena kecapekan saja, kamu kan tau aku gak boleh terlalu capek," jawab Intan.

Fajar hanya diam dan mendengarkan obrolan kedua sahabatnya yang kini sudah terlihat membaik.

Dia teringat kejadian tadi yang membuatnya kecewa. Gadis yang ditunggunya tak datang ataupun sekedar menghubunginya.

"Fajar..." suara Viona membuyarkan lamunannya. Fajar mengangkat kepalanya melihat Viona sambil mengernyitkan kedua alisnya.

"Kamu ngelamunin apa?" Viona bertanya seperti itu karena tak sengaja melihat Fajar sedang memikirkan sesuatu.

"Eh, gak kok..." jawab Fajar sambil memperlihatkan senyumnya yang manis kepada Viona.

Tiba-tiba seorang Dokter dan perawat masuk kedalam ruang rawat Intan dan memeriksa keadaan Intan.

"Bagaimana Dok, apa teman kami ini harus rawat inap? Tanya Fajar

"Keadaannya sudah membaik, jadi gak perlu rawat inap..." jawab dokter yang memeriksa Intan, setelah selesai memeriksa Intan, dokter dan suster pun pergi meninggalkan ruangan.

Setelah mengurus administrasi kemudian mereka keluar dari rumah sakit. Fajar pamit dengan menaiki motornya, sedangkan Viona mengantarkan Intan pulang dengan naik taxy.

***

#Viona Pov

"Vhie, kamu di mana?" ~Djar

"Aku sudah ada di Cafe, kamu masih lama kah?"~Djar

Setelah pulang menjenguk dan mengantarkan Intan pulang kerumahnya, aku bergegas ke kamar kesayanganku. Aku meraih ponsel dalam tas dan langsung mencharger ponselku kemudian mulai menyalakannya. Aku melihat ada dua notifikasi pesan darinya yang membuatku merasa bersalah karna sudah membuatnya kecewa.

Aku meraih tas yang ku bawa tadi dan kucari sesuatu didalamnya, sebuah kalung yang mungkin tak sengaja dijatuhkan pemiliknya.

Dada ku terasa sesak mengingat kejadian hari ini, Arka yang mendadak pindah, aku yang terlambat berjumpa dengan dia seseorang yang bagiku sangat berarti dalam hidupku dan yang membuatku sedih adalah aku membuatnya menunggu dan kecewa dihari yang seharusnya jadi hari pertama kami berjumpa. Lalu Intan yang tiba-tiba drop karena kelelahan, dan Fajar yang entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang berbeda dari sikapnya yang seolah sedang menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan walau mungkin itu hanya perasaanku saja.

Ku ambil kembali ponsel yang masih di Charger, aku mulai membuka salah satu aplikasi sosial mediaku. Aku menggeser keatas dan kebawah hingga berhenti di salah satu postingan seseorang yang memposting sebuah gambar kalung, tiba-tiba Jantungku merasa sesak kembali.

Yah, kalung itu sama dengan kalung yang aku temukan di Cafe tadi. Air mataku tak bisa ku tahan lagi, Ia mengalir begitu saja dipipiku saat aku membaca sebuah Caption dari gambar kalung itu "Special untuk seseorang yang spesial..." ku geser lagi ke bawah ternyata sudah banyak komen yang masuk dari teman-temannya.

"Kalungnya cantik, buat siapa tuh?"

"So sweet,"

"Aku mau jadi yang spesial buat kamu,"(pake emoticon matanya yang love-love)

"Buat aku saja, Djar..."

Dan masih banyak lagi komen-komen yang lainnya. Aku beralih ke Email dan mulai mengetikan pesan untuknya.

"Tadi aku datang terlambat," ~Lovhie

"Maaf..." ~ Lovhie

Hanya itu yang mampu aku tulis kemudian mengirimkannya kepada Djar. Beberapa menit menunggu, tapi tidak ada balasan darinya.

"Mungkin dia sudah tidur," aku menyimpan ponselku kembali dan mulai tertidur karena mataku sudah tidak sanggup lagi terjaga akibat menangis terlalu lama tadi sore.

***

Tok...tok... tok...

Terdengar bunyi ketukan pintu, Viona menggeliat dari tidurnya kemudian mengucek kedua bola matanya. Dia terlihat malas untuk bangun karena semalam Viona tidur pukul 1:49 pagi.

"Vhi bangun, sudah siang... Gak baik anak gadis bangunnya kesiangan," teriakan seorang wanita dari luar kamar Viona. Wanita tersebut adalah Amara, Ibunya Viona.

Bukannya bangun, Viona malah menutup tubuhnya hingga menutupi wajahnya dengan selimut.

"Astagfirullah,, Trisha Viona Lovhie!!! Cepet bangun...!" Amara ibunya Viona masuk kedalam kamar Viona langsung membuka selimut yang dipakai Viona untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Bangun gak, kalo gak bangun ibu siram air nih..." Ancaman itu berhasil membuat Viona setuju untuk segera bangun.

"Iya, iya... Ini bangun kok bu..." Viona mengucek kembali kedua matanya.

"Ini jam berapa, Bu?" tanya Viona sambil menguap. Amara menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anak gadisnya.

"Ini sudah jam delapan pagi... Cepetan sana mandi...!" seru Amara kemudian pergi dari kamar Viona, baru sampai didepan pintu Amara berbalik kembali.

"Ada teman kamu yang nunggu dari tadi..." ucap Amara sambil bergegas meninggalkan Viona.

"Teman? Ah mungkin Intan," gumam Viona, kemudian bergegas kekamar mandi untuk melakukan rutinitas paginya.

Viona melihat Ibunya yang sedang asik berbicara dengan seseorang diruang tamu. "Siapa dia?" gumam Viona.

"Vio, sini... Ini loh teman kamu sudah nunggu dari tadi kasihan," Amara memanggil anak gadisnya yang baru turun dari kamarnya.

Viona pun berjalan mendekati Ibunya, dia kaget ternyata yang sedang berbincang dengan Ibunya adalah Fajar. "Ngapain dia kesini?" gumam Viona

"Hai, Vio... Aku mau ngajak kamu jalan keluar," Fajar langsung menyapa Viona saat gadis itu tiba dihadapannya.

Viona melirik ibunya meminta persetujuan kemudian dibalas senyum manis ibunya.

"Ya sudah kalian pergi saja, ini kan hari libur. Tapi pulangnya jangan kemalaman." ucap Amara ibunya Viona.

"Aku ambil tas dulu ya..." ucap Viona dibalas anggukkan dari Fajar.

Setelah berpamitan kepada ibunya Viona. Mereka pun pergi dengan menaiki motor yang dibawa Fajar.

"Jadi kita mau kemana?" Tanya Viona mengeraskan suaranya takut tak terdengar oleh Fajar karena suara motornya yang berisik.

"Kamu maunya kemana?" bukannya menjawab Fajar malah balik bertanya pada Viona.

"Kamu yang ngajak harusnya kamu udah tahu tujuan kita kemana..." jawab Viona malas, Fajar tersenyum melihat wajah Viona dari spion.

Viona menyadari dirinya sedang di perhatikan dari kaca spion.

"Ngapain senyum-senyum gitu?" Tanya Viona tapi tak dijawab Fajar. Fajar terus fokus mengendarai motornya hingga berhenti disebuah Cafe. Viona menyatukan kedua alisnya, dia sangat tahu tempat ini.

"Kamu gak mau turun?" Tanya Fajar membuyarkan lamunan Viona.

"Eh, udah sampe ya?" Viona langsung turun dari motor. Kemudian Fajar memarkirkan motornya. Setelah itu mereka pun berjalan beriringan dengan masuk kedalam Cafe.

Pelayan datang menghampiri mereka kemudian memilih menu makanan dan minuman setelah itu pelayan pun pergi.

Suasana pun hening beberapa saat, hingga Fajar memberanikan diri untuk memulai perbincangan.

"Vio..." panggil Fajar. Yang dipanggil hanya berdehem saja sambil memainkan ponselnya.

"Kamu lagi ngehindarin aku ya?" Tanya Fajar lagi. Viona mengangkat wajahnya melihat kearah pemuda yang ada di hadapannya, sejenak pandang mereka terkunci hingga akhirnya Viona menunduk kembali melihat ponselnya.

"Nggak tuh..." ucap Viona singkat.

"Ngarep ya di jauhin sama aku?" Viona balik bertanya kepada Fajar. Namun, Fajar hanya diam saja sembari memperhatikan wajah Viona.

"Kamu habis nangis ya?" tanya Fajar,

"Hah, emang kelihatan banget ya aku habis nangis?" Viona bertanya balik kepada Fajar sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya, dia melihat wajahnya sendiri didalam cermin. Benar saja, matanya masih bengkak karena menangis semalam.

"Kamu tetep cantik kok..." Fajar tersenyum melihat ekspresi wajah Viona yang merona setelah mendengar pujian darinya.

Viona menundukan wajahnya kemudian menyimpan kembali cerminnya kedalam tas. Jantungnya berdebar sangat kencang, Viona berusaha mengendalikan perasaannya.

"Kenapa perasaan ini sama seperti perasaan yang aku rasakan padanya? Gak, gak, gak boleh. Fajar ini lelaki yang disukai Intan," gumam Viona dalam hati

"Gimana hubungan kamu sama Intan?" Tanya Viona mengalihkan pembicaraan

"Baik..." jawab Fajar singkat. Dia sebenarnya malas membahas tentang gadis itu yang menurutnya terlalu agresif dan pemaksa.

Hening beberapa saat.

"Kalian udah jadian?" Tanya Viona dengan hati-hati

"Gak!" jawab Fajar singkat karena merasa bosan membahas wanita yang tidak disukainya.

"Ya udah jalan yuk, masih banyak waktu nih sebelum malam," ajak Fajar sambil berdiri dari duduknya. Tangannya menggenggam pergelangan tangan Viona dan berjalan keluar.

Sementara Viona merasa terkejut dengan sikap Fajar yang tiba-tiba mengganggam tangannya. "Ya Tuhan, jangan sampai aku membuat sahabatku kecewa padaku karena merasakan perasaan yang aneh ini saat bersama pria ini," gumam Viona.

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

gemeshhhhh....

2020-10-10

1

Heny Ekawati

Heny Ekawati

punya hp ya tlp dong video call gitu udah ad di dunia canggih gk digunain

2020-09-28

2

Miels Ku

Miels Ku

viona merona.

2020-05-27

2

lihat semua
Episodes
1 VhieDjar 01
2 VhieDjar 02
3 VhieDjar 03
4 VhieDjar 04
5 VhieDjar 05
6 VhieDjar 06
7 VhieDjar 07
8 VhieDjar 08
9 VhieDjar 09
10 VhieDjar 10
11 VhieDjar 11
12 VhieDjar 12
13 VhieDjar 13
14 VhieDjar 14
15 VhieDjar 15
16 VhieDjar 16
17 VhieDjar 17
18 VhieDjar 18
19 VhieDjar 19
20 VhieDjar 20
21 VhieDjar 21
22 VhieDjar 22
23 VhieDjar 23
24 VhieDjar 24
25 VhieDjar 25
26 VhieDjar 26
27 VhieDjar 27
28 VhieDjar 28
29 VhieDjar 29
30 VhieDjar 30
31 VhieDjar 31
32 VhieDjar 32
33 VhieDjar 33
34 VhieDjar 34
35 VhieDjar 35
36 VhieDjar 36
37 VhieDjar 37
38 VhieDjar 38
39 VhieDjar 39
40 VhieDjar 40
41 VhieDjar 41
42 VhieDjar 42
43 VhieDjar 43
44 VhieDjar 44
45 VhieDjar 45
46 VhieDjar 46
47 VhieDjar 47
48 VhieDjar 48
49 VhieDjar 49
50 VhieDjar 50
51 VhieDjar 51
52 VhieDjar 52
53 VhieDjar 53
54 VhieDjar 54
55 VhieDjar 55
56 VhieDjar 56
57 VhieDjar 57
58 VhieDjar 58
59 VhieDjar 59
60 VhieDjar 60
61 VhieDjar 61
62 VhieDjar 62
63 VhieDjar 63
64 VhieDjar 64
65 PENGUMUMAN
66 VhieDjar 65
67 VhieDjar 66
68 VhieDjar 67
69 VhieDjar 68
70 Info Baru
71 VhieDjar 69
72 VhieDjar 70
73 VhieDjar 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Ekstra Part 4
85 Ayah Untuk Anakku
86 Promo lagi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
VhieDjar 01
2
VhieDjar 02
3
VhieDjar 03
4
VhieDjar 04
5
VhieDjar 05
6
VhieDjar 06
7
VhieDjar 07
8
VhieDjar 08
9
VhieDjar 09
10
VhieDjar 10
11
VhieDjar 11
12
VhieDjar 12
13
VhieDjar 13
14
VhieDjar 14
15
VhieDjar 15
16
VhieDjar 16
17
VhieDjar 17
18
VhieDjar 18
19
VhieDjar 19
20
VhieDjar 20
21
VhieDjar 21
22
VhieDjar 22
23
VhieDjar 23
24
VhieDjar 24
25
VhieDjar 25
26
VhieDjar 26
27
VhieDjar 27
28
VhieDjar 28
29
VhieDjar 29
30
VhieDjar 30
31
VhieDjar 31
32
VhieDjar 32
33
VhieDjar 33
34
VhieDjar 34
35
VhieDjar 35
36
VhieDjar 36
37
VhieDjar 37
38
VhieDjar 38
39
VhieDjar 39
40
VhieDjar 40
41
VhieDjar 41
42
VhieDjar 42
43
VhieDjar 43
44
VhieDjar 44
45
VhieDjar 45
46
VhieDjar 46
47
VhieDjar 47
48
VhieDjar 48
49
VhieDjar 49
50
VhieDjar 50
51
VhieDjar 51
52
VhieDjar 52
53
VhieDjar 53
54
VhieDjar 54
55
VhieDjar 55
56
VhieDjar 56
57
VhieDjar 57
58
VhieDjar 58
59
VhieDjar 59
60
VhieDjar 60
61
VhieDjar 61
62
VhieDjar 62
63
VhieDjar 63
64
VhieDjar 64
65
PENGUMUMAN
66
VhieDjar 65
67
VhieDjar 66
68
VhieDjar 67
69
VhieDjar 68
70
Info Baru
71
VhieDjar 69
72
VhieDjar 70
73
VhieDjar 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Ekstra Part 4
85
Ayah Untuk Anakku
86
Promo lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!