Alasan sebenarnya mengapa Erlan seperti itu adalah...
Flashback...
Erlan sedang menunggu Amanda dan tiba-tiba...
DEEEG!!!! Jantungnya seakan-akan hampir keluar karena melihat 2 orang yang sangat ia kenal.
Erlan terbelalak melihat Elena dan Ersya, "I-itukan, Kakak dan Ersya??!! Gawat! Gawat! Ya Allah!" Batin Erlan.
"Selama bertunangan, kalian jangan pernah pergi berdua atau pergi kemanapun yang tidak penting. Karena kalian harus berkonsentrasi dalam membuat keputusan"
Erlan teringat perkataan Elena, bisa-bisa ia kena marah karena ia pergi bersama Amanda tanpa izin.
"Kacau!! kalau kayak gini apa aku emang gak digebuk kakak?! si Rafa gimana sih??!!" Batin Erlan panik gak karuan karena mencari tempat sembunyi.
Tek! Suara kunci pintu di ruang Amanda akan dibuka.
"Ah iya! Ruangannya Amanda!" Erlan bergegas masuk.
BRAK!
"Maafin aku, Ndaa!!" Batin Erlan sambil menutup matanya.
"Astaghfirullah! Lan?! Ngapain disini Lan! Keluar Lan, Keluaaaaar!!!!" Seru Amanda panik.
"Y-ya! Maaf, aku juga gak mau kayak gini tapi ini sikonnya gawat banget! Plis diem dulu!!" Kata Erlan.
"Lan! Keluar! Cepet! Erlaaan!!" Seru Amanda dengan kesal.
Brak! Erlan menghantam tangannya ke dinding di samping kepala Amanda dan mendekatkan dirinya.
"Dibilangin suruh diem dari tadi" Kata Erlan dengan dingin.
Flashback off...
"Hiks... Hiks... " Amanda menahan takut dan tangisnya.
Erlan hanya diam, saking takutnya ia akan bertemu dengan Elena dan Ersya, ia sampai tidak mengetahui Amanda ketakutan hingga hampir menangis karena ia terlalu fokus supaya tidak ketahuan.
"Assalamu'alaikum! Permisi!" Kata Ersya memanggil pegawai.
"Kayaknya pegawainya gak ada deh, Sya. Permisi!" Kata Elena.
Pegawai toko sebenarnya sedang mengambil barang dan toko tidak dijaga.
"Cepat pergi dari sini, plis!" Batin Erlan.
"Kita tunggu 10 menit lagi aja" Kata Elena sambil memeriksa ponselnya.
"Ya, kak" Kata Ersya.
"Apa?!" Batin Erlan.
Ersya yang diluar menemani Elena memilih baju melihat salah satu ruang ganti yaitu ruang ganti dimana Amanda dan Erlan berada, "Kayaknya ada suara-suara aneh deh. Ada aura aneh juga, gak mungkin makhluk astral kan?" Batin Ersya.
"Mungkin ngecek pakai Turquoise aja ya? tapi gak sopan, ya udah lah!" Batin Ersya dan akan mengaktifkan kekuatan matanya.
"Sya? Ngapain? Ayo" Kata Elena.
"Lho? Mau kemana, kak? Katanya tunggu?" Tanya Ersya.
"Maaf ya, kakak udah lapar. Kita ke food court yuk! Nanti kesini lagi" Kata Elena.
Ersya bersemangat, "Ya! Ayok!"
Tapi ia masih menaruh curiga pada ruang ganti tadi.
"Mereka pergi? Atau aku salah dengar?!" Batin Erlan.
SYUT! Amanda langsung pindah dari depan Erlan ke belakang Erlan.
Erlan kaget melihat Amanda gak ada di depannya, "Lho?!"
Amanda langsung menendang betis Erlan dan mengunci Erlan dengan menginjak kedua tangan Erlan dengan kakinya.
"Hehe, Amanda rupanya tetap cantik walau ditatap darimana pun ya" Bisik Erlan.
"Simpan saja dulu gombalan gaje mu! Jelaskan apa yang terjadi sebelum semua tulang-tulangmu ku sumbangkan dan kujadikan alat peraga tengkorak!!" Seru Amanda dengan wajah mengerikan.
"Hii! Iya ya! Maaf!" Kata Erlan.
Amanda menunduk, "Tapi... "
Erlan terbelalak, "N-nda!"
Tes... Tes...
"Aku sampai takut tahu!!" Seru Amanda sambil menangis.
Erlan agak panik, "A-Anu-... " belum selesai Erlan bicara.
"Kamu tahu gak?!! ini haram tahu! makanya aku gak setuju sama kamu dan Rafa-Nii waktu kemarin kamu mau ajak belanja!!" seru Amanda.
Amanda menutup mukanya, "Alhamdulillah Allah melindungi! udah Lan! aku gak mau lagi! aku gak mau!!"
Erlan terdiam, ia jadi merasa bersalah membuat Amanda takut. Erlan pelan-pelan berdiri, "Maafkan aku, jangan menangis ok? Akan aku jelaskan semuanya"
"Hiks... Mm" Amanda mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments