Andra yang sedang memeganv tabletnya bertanya, "Nonton?"
Amanda mengangguk, "Iya kak! aku mau nonton di rumah Nina! bolehkan kak?"
Andra tersenyum, "Ya sudah boleh deh, hati-hati di jalan ya. Ponsel selalu aktif agar kalau ada apa-apa hubungi kakak langsung"
Amanda senang, "Baik bos!"
Amanda dalam perjalanan ke rumah Nina menggunakan mobil, "Duh, semoga gak telat!"
Akhirnya Amanda sampai ke rumah Nina tepat waktu.
Amanda kaget, "L-lho?! K... Kok ada si Maniak Bola?!"
"Halo Amanda!" Kata Erlan.
"Yah, katanya suruh bawa snack, asli dah snack yang kita demen banget itu gak ada. Untung ada Erlan yang tahu dan nyari snack itu, gak masalah kan?" Tanya Zaki.
"Y-yah, gak gitu juga! Cuman-... " Amanda ngelihat Erlan yang senyum.
"Duh, ya udah... Kalian siapan aja dulu, aku mau bantu Nina" Kata Amanda sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"Ok!" Kata Erlan dengan semangat.
Akhirnya mereka nonton film Rooftop.
Amanda celingak-celinguk, "Paman dan Tante Clara kemana, Na?"
Nina menghela nafas, "Huft, biasa ada pekerjaan. Kakak lagi asik malming sama pacarnya"
"Oh, baru tahu Kak Tika pacaran?" tanya Amanda.
Nina menjawab, "Yah, mungkin bisa dibilang LDR-an gitu"
Erlan, Putra, dan Zaki datang, "Assalamu'alaikum! Kami bawa snacknya!"
"Na, kamu tahukan kalau Erlan bakalan datang?" Bisik Amanda.
"Y-yah, gimana ya?" tanya Nina yang agak ragu menjawabnya.
Akhirnya mereka nonton film horor.
"Pakai LED layar proyektor aja nih, aku bawa" Kata Amanda.
"Wih! Mantaps!"
Lalu film berjalan disertai ketegangan yang mereka rasakan kecuali Amanda.
"WAAK!!" JLEB! BRAK!"
Erlan, Zaki, Nina kaget ketakutan, sedangkan Putra tersenyum ceringai, sedangkan Amanda kaget mendengar suara teriakan dari film.
The End
"Wah, bagus filmnya, ya gak guys?" Tanya Amanda.
"Lu... Lumayan" Kata Erlan dan Zaki yang deg-degan trauma.
"Eh, dah malem nih, tidur disini dulu ngapa" Kata Nina.
"Na, aku pinjem dapur boleh kan? Mau ambil piring buat kue" Kata Amanda.
"Silakan"
Amanda akhirnya meninggalkan Rooftop.
Zaki, Nina, dan Putra berbisik pada Erlan, "Lan! Jadi gentleman sana! Lumayan biar dapet restu!
Di dapur...
Amanda ngeraba-raba tembok untuk mencari saklar lampu, "Duh, dimana ya saklar lampunya?"
Amanda balik ke belakang dan terdapat Erlan di sana.
"Ya Allah, Erlan? Kamu ngapain?!" Tanya Amanda.
"Takut yak? Hihihiy. Hebat juga bisa lihat mukaku padahal gelap begini" kata Erlan cekikikan.
Amanda senyum, "Gak kok, kamu kali yang takut, gak ngaca. Oh, ada kepala buntung di belakangmu?"
"WAAA!!!" Erlan yang ketakutan spontan sembunyi di belakang Amanda.
"Jangan deket-deket, bukan mahram! Lagipula sama setan kok takut? Derajat kita lebih tinggi daripada mereka, kalaupun ada pukul aja" Kata Amanda.
Erlan gugup, "Si.. Siapa yang takut?! Dan, gimana setan bisa di pukul?"
Amanda nyari saklar lampu, "Nah ini dia saklarnya. Bisa kok, dulu ada sahabat nabi yang ketemu setan, setannya di pukul. Malah ada sahabat nabi yang setan takut padanya, siapakah beliau?"
Erlan tersenyum karena mudah, "Umar bin Khattab! Khalifah kedua!"
"Bingo! Eh, ada kuntilanak?" Tanya Amanda.
"WAAA!!!"
Amanda nahan ketawa, "Hahaha!"
Erlan sebal, tapi ngelihat Amanda ketawa dia jadi ikut tersenyum namun wajahnya menjadi sedih.
"Nda, tentang lamaran itu... Maafin aku ya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments