Amanda akhirnya selesai mandi meski agak pusing.
"Tubuhku pada nyeri semua gara-gara misi di Dimensi astral" Batin Amanda.
Amanda hanya melihat Erlan sedang memasak, "Lho? Erlan, kak Nera mana?" Tanya Amanda.
"Oh, Nera tadi ada urusan sama Toni. Jadi pulang duluan, dah kamu istirahat aja di kasur" Kata Erlan.
Amanda mengangguk, "Lan, sejak kapan kamu bisa masak? seingatku masakanmu parahnya bukan main"
"Yee! enak aja! cuman bisa masak yang gampang aku! dah jangan banyak cerewet! sana istirahat ke kasur!" kata Erlan.
Amanda menurut tapi meledek Erlan, "Jadi kamu gak lupakan? cara membedakan mana garam dan gula? ntar masakanmu jadi manis"
Erlan membalas, "Iya, semanis kamu"
BLUSH! Amanda langsung buru-buru ke kasur.
"Hihihiy" Erlan hanya cekikikan.
Amanda ke kasur dan mengatur suhu AC menjadi 16 derajat, "Alhamdulillah tadi keluar dari kamar mandi aku pakai jilbab dan kaus kaki. Kalau gak, gak tahulah apa jadi karena ada laki-laki yang bukan mahram ada dikamar" Batin Amanda.
"Ini sup ayam, minumnya mau apa? Jus?" Tanya Erlan.
Amanda kaget karena merepotkan Erlan, "G-gak usah Lan! Aku jadi ngerepotin banget! Ini aja udah makasih"
Erlan duduk di pinggir kasur dengan menghela nafas, "Nda, aku gak mau kamu sampai kenapa-napa. Lagipula sudah lazim kan untuk seorang suami merawat istrinya?" Tanya Erlan.
"Ki-Kita belum nikah! Jangan gitu dong! Jangan deket-deket! Belum mahram!! Kalau deket-deket kulempar kursi lho!" Seru Amanda.
Erlan sadar dan pipinya menjadi agak merona, "Ma-maaf, haha! Anggap aja tadi itu simulasi"
"Apaan sih!!" Seru Amanda dan menutupi mukanya dengan bantal.
Erlan jadi gemas tapi tersenyum karena ia jadi bisa tetap berkomunikasi secara santai dengan Amanda seperti dulu, "Jadi mau minum apa? Yang dingin-dingin boleh kok. Karena Rasulullah dulu saat demam juga minta di ambilkan air dingin".
"Es krim"
Erlan kurang mendengarnya karena daritadi ia terus bicara, "Hah? maaf, apa?"
"Aku mau es krim, es krim dengan kombinasi rasa vanilla, coklat, dan stoberi" Kata Amanda.
Erlan terdiam, "Ya udah, aku beli dulu ya"
"Gak usah, ada di kulkas. Ambilin aja" Kata Amanda.
Erlan akhirnya mengambilkan es krim dan menaruhnya di piring kecil.
"Eh? Kenapa ada buah stroberi? Perasaan, aku juga gak buat pancake? Ada beberapa butiran permen coklat juga" Tanya Amanda.
"Yah, tadi aku sempat bikin pancake, kebetulan saat mau ke kamarmu, Rahmat nitip kue buat kamu. Jadi aku sekalian minta beberapa wafer dan permen coklat" Jelas Erlan.
Amanda menyuapkan es krim ke mulutnya sambil tersenyum, "Enak... Makasih Erlan"
BLUSH! Mungkin bisa dibilang serangan balik, wajah Erlan sampai ngeblush karena itu.
"Sama-sama, oh ya. Setelah ini minum obat ya" Kata Erlan.
"Iya! btw, dapat obat darimana?" tanya Amanda.
Erlan bilang, "Dari Randi, tadi aku minta obatnya sama dia. Tenang aja, aku udah minta dia buat gak ngasih tahu Andra"
Erlan akhirnya menemani Amanda bercerita dan berbagi pengalaman.
Tanpa sadar, Amanda sudah tertidur.
"Lah? Tidur? Ya elah" Gumam Erlan sambil menaikkan sedikit suhu ruangan menjadi 23°c dan menaruh obat yang akan diminum diwaktu berikutnya.
TIK! Lampu dimatikan.
"Lain kali, istirahat yang benar" Gumam Erlan sambil menutup pintu.
BLAM!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments