Akhirnya Amanda pergi ke wilayah lingkar dalam apartemen, btw apartemennya di sebut Rosement.
Amanda menetap di sana sampai malam hari, ia masih terlalu malu untuk kembali ke kamarnya karena kejadian tadi pagi.
"Hahaha! Ya Allah dek, serius?" Andra tertawa saat mendengar curhatan adiknya.
Amanda sebal kakaknya malah menertawakannya, "Iya kak! Gak bohong! serius dong! X("
"Yah, gimana yah dek? Abis, setelah 'Tanggal Emas' kemarin dan setelah konferensi pers" Kata Andra.
Amanda memutar bola matanya sambil mencari saluran TV. "Konferensi pers nyebelin itu ya?"
Andra pura-pura gak dengar. "Kamu jadi agak sibuk meski sudah wisuda S2. Kamu juga sibuk sama misi di Dimensi astral. Kita jadi lama gak ngobrol lagi, terus? Pfft... Tetiba kamu ngasih tahu Erlan tadi pagi ngelamar kamu?!" Tanya Andra meledek.
"Kak Andra dengerin gak sih? Habisnya, yang baru tahu ini tadi kebetulan Kak Nera dan Kak Vanora" Kata Amanda sambil makan malam bersama Andra.
"Kalau curhat sama Zaki and Putra ntar diledekin, sama Nina lebih-lebih!" Kata Amanda lagi.
Andra terdiam sejenak dan kemudian bertanya, "Hmm.. Gitu ya? Btw, kamu sama Erlan udah kenal berapa lama atau lebih tepatnya sejak kapan?"
Amanda agak ragu memberitahu, "Yah... Sejak... "
....
Andra terbelalak, "Ya Allah?! Sejak TK?!!"
Amanda gak heran kakaknya seperti ini, "Kak Andra aja bingung apa lagi aku?, Dasar... "
Andra tersenyum, "Kalau gitu bagus dong? Kamu jadi udah kenal karakteristiknya Erlan kayak gimana kan? Dia juga baik, tapi kakak juga sampai kaget, nyalinya besar juga sampai langsung ngelamar gitu"
"Nah itu kak, karena itu juga aku curhat sama kakak, memangnya apa sih yang cowok lihat dari seorang cewek? Terus tiba-tiba langsung ngelamar aja gitu?" Tanya Amanda sambil memainkan PS karena sudah selesai makan.
Andra terdiam.
DRRT! Ponsel Amanda tiba-tiba bergetar.
"Hm? Jangan-jangan Pak Randi mau aku ke rumah sakit buat melihat obat-obat ya?" Tanya Amanda sambil mengecek pesan.
"Kan kamu baru aja S2 farmasi kemarin, maklum Randi percaya kamu. Kan gak apa-apa, itung-itung dapat komisi?" Kata Andra.
Amanda membuka ponselnya dan kaget, "INNALILLAHI WA INNAILAIHI RAJI'UN! SI MANIAK BOLA?!!"
"Apaan sih?!!" Tanya Amanda malu dan tanpa sadar melempar ponselnya.
TRAK!!
Malam hari kemudian...
Radith mengantarkan camilan untuk Amanda. "Nona, saya dengar dari Tuan, Vian melamar anda, benar begitu?" Tanya Radith yang anggota apartemen juga.
Amanda sedang memegang ponsel baru yang dibelikan Andra. "Yah... Begitulah"
"Ng? Ponsel Anda baru, Nona?" Tanya Radith.
"Y-yah, gak sengaja kelempar tadi" Kata Amanda.
Radith mengangguk-angguk mengerti tapi bicara dalam hati, "Pantas dinding di sana retak"
Amanda memandang chatnya tadi pagi.
"Btw, kak Andra lagi dimana, Kak?" Tanya Amanda.
"Tuan sedang mengurus pekerjaan sisanya di istana" Kata Radith.
Di istana...
Andra mengurus berkas-berkas yang perlu ia tangani, maklum pangkatnya sekarang adalah seorang Raja.
Tapi di sela-sela pekerjaannya, Andra teringat pertanyaan adiknya.
"Memangnya apa sih yang cowok lihat dari seorang cewek? Terus tiba-tiba langsung ngelamar aja gitu?"
Andra terdiam dan agak ragu menjawabnya.
Tentu saja Andra tidak segera menjawabnya karena...
"Kenapa ya?" Tanya Andra pada dirinya sendiri.
Karena bahkan Andra sendiri tidak tahu jawabannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments