Amanda termenung sambil mengingat perkataan Erlan.
"Jadi, jujur aja... Aku gak apa-apa kamu nolak kok, jangan merasa terbebani ya. Menolak pun ini juga hak kamu, aku gak apa-apa. Gak usah naruh simpati"
BLUSH! Wajahnya seketika memerah mengingat ucapan Erlan, "Tapi gw tambah kepikiran!!"
"Kenapa Dek? Mikirin apa?" Tanya Andra yang bertopang dagu.
Amanda kaget, "Lah Kak? Kenapa disini?"
Andra heran, "Kenapa kamu nanya? Ini ruangan kakak"
Seketika itu Amanda sadar, ia berada di wilayah lingkar dalam tempat Andra berada.
Amanda bertanya dengan gugup, "L-Lalu! kakak gak ada janji pekerjaan?!"
Andra santai menjawab, "Gak tuh, kakak cancel semua. Lagi capek"
"Kenapa jadi malas?!"
Andra bertanya, "Kenapa kamu jadi linglung?"
Amanda hanya diam dengan wajah memerah.
Andra tersenyum, "Ah! Ini pasti tentang lamaran Erlan kan?"
"Ka-kakak! Abis, aku gak tahu harus nyikapin ini bagaimana" Kata Amanda.
Andra terdiam melihat adiknya yang linglung tapi kemudian cekikikan, "Pfft... Lucu juga ya, ngelihat adik kesayanganku akhirnya jatuh cinta, wkwkwk"
"Paan sih kak"
Andra bersandar di sofa di samping adiknya, "Kakak tahu dari temanmu Zaki. Kamu pernah di deketin cowok-cowok saking tenarnya kamu"
"Sekarang kakak tanya" Andra menoleh pada adiknya.
"Kamu ada rasa sama Erlan kan?" Tanya Andra sambil meledek yang membuat Amanda nge blush.
Amanda terbelalak kaget dan tambah merah lagi wajahnya, "A-Apa?! Gak gitu! La-Lagipula apa hubungannya tentang perasaanku pada Erlan?!"
"Tapi kata temanmu Nona Nina, kamu selalu menolak lelaki yang deketin kamu dulu. Tapi sekarang? Saat Erlan melamar kamu mikirin dan gak nolak sama sekali? Artinya kamu ada rasa sama Erlan kan?" Tanya Andra.
Amanda sadar perkataan kakaknya sangat benar.
"Kak, apa restu kakak, atas lamaran Erlan ini?" Tanya Amanda.
Andra menaikkan alisnya, "Ng? Maksudnya?"
Amanda menunduk, "Karena, Erlan ngelamar aku... Tapi ia juga perlu restu dari kakak kan?"
Amanda berkata, "Jadi apa restu dari kakak?"
"Hmm... Restuku ya?" Tanya Andra.
Keesokan harinya...
Amanda akan pergi untuk melakukan persentase yang diminta oleh kampusnya dulu.
Ia sekarang tengah bersiap di kamarnya.
Drrt...
"Notifikasi pesan?" Tanya Amanda dan membukanya.
Amanda memandang chat Erlan dengan sedih.
Akhirnya mereka teleponan.
Amanda gugup, "Assalamu'alaikum, Halo"
📞"Wa'alaikummussalam, halo Nda. Gimana kabarnya?"
"Baik"
Keheningan berlangsung beberapa menit.
📞"Haha, kita kayak pasangan yang lagi marahan ya?"
"E-Erlan"
📞"Y-ya?"
Amanda terdiam dan mengingat percakapannya dengan Andra semalam.
Flashback...
"Soal restu, ku serahin ke Kak Andra aja, tergantung kakak" Kata Amanda.
Andra berpikir sejenak, "Hmm... Kakak pikir kamu harus ngasih tahu Erlan kayak gini" Kata Andra sambil berbisik ke telinga adiknya.
Amanda mendekatkan telinganya dan terbelalak, "K-Kak?!! Seriously?!"
Andra tersenyum, "Iya, itulah jawabanku. Tapi katakan padanya agar ia dan keluarganya menghadapku langsung untuk resmi mendapatkan restuku"
Flashback off...
Amanda akhirnya mengatakan yang dikatakan Andra dengan deg-degan pada Erlan lewat telepon.
DEG! Erlan yang mendengarnya kaget sekaligus sangat senang.
"T-tapi bukan berarti nikah langsung kan?! Kamu harus ketemu kakak dulu" Kata Amanda.
📞"Pengen nikah langsung?"
"E-Eh?!!"
📞"Pfft... Haha!"
"Jadi kamu mau ketemu kakak kapan?" Tanya Amanda.
📞"Hmm... Dalam waktu dekat bisa, ya udah! Aku mau ngasih tahu keluargaku yang di Verheaven untuk datang ke Carna!"
📞"Udah ya! Aku mau nyiapin berkas kerja dulu, luv you!"
Trek!
DEG!! Amanda langsung istighfar karena perkataan Erlan membuat hatinya deg-degan gak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments