Amanda gugup melihat keluarga Erlan.
*percakapan batin*
"Lan! Kamu dikabarin kalau ini terjadi kan?" Batin Amanda sambil melirik Erlan.
Erlan yang sadar akan telepati langsung menjawab dalam hati, "Aku denger dari Radith! Makanya itu tadi aku bilang pengen ngajak kamu, kalau kamu masih demam ya kamu gak bakalan ku ajak!"
"Ck! Kak Andra gimana sih? Kok gak ngasih tahu apa-apa?!" Batin Amanda menatap Andra.
Andra yang sadar diberi kode memberi isyarat dari raut wajahnya, "Maafkan kakak, Na! Kakak juga tahu katanya dari Erlan, katanya ngabarin 2 pekan lagi. Tahu-tahunya malam ini" Batin Andra.
"Kak Rafa, Rafi, Kak Elena dan... Adiknya Erlan kah? Raja Verheaven, Daniel Ramanathan juga ada! Bahkan Paman Adimas dan Paman Azka, juga istrinya Paman Azka, Tante Felicia!" Batin Amanda semakin gugup.
"Kepiye ta?!!" Batin Amanda.
Erlan memutuskan untuk mengambil alih pembicaraan yang menjadi canggung, "Ehem! Baiklah karena semuanya sudah berkumpul, mari kita mulai topik pertemuan kita yaitu tentang perestuan pelamaran"
Amanda kaget, "What?!"
"Disini kita juga akan meningkatkan ikatan antar dua kerajaan" Kata Erlan agak gugup.
"Duh, pidato ku gak amburadul kan?" Batin Erlan.
"Saya akan memperkenalkan, disamping saya adalah Tuan Putri Aliana Jahzara Ameera dari Carna. Yang Insha Allah akan menjadi calon bagian keluarga kerajaan Verheaven juga" Jelas Erlan.
Erlan mulai mengalihkan pandangan semua orang darinya ke Andra, "Kalau begitu, bisa kita mulai? Yang Mulia Raja, Aliandra Jaffan Ameera?" Tanya Erlan.
"Please Ndra! Gw gak suka pidato sebenarnya!!" Batin Erlan.
Andra heran pada Erlan, "Tahu gitu dari tadi aja kasih urusan pidato ke saya"
Akhirnya Andra memulai beberapa pidato pembukaan.
Deg... Deg... Jantung Amanda terus berdegup kencang.
Erlan yang duduk di sampingnya merasa kasihan dan berbisik, "Jangan gugup, tenang aja kok, belum juga nikah"
DAK!! Amanda menginjak kaki Erlan dengan keras tapi pelan agar tidak ada yang tahu kecuali dirinya dan Erlan.
"HMMMG!!!" Erlan menahan sakit.
"Baik, bagaimana pendapat anda tentang calon yang anda lamar dan hal yang membuat anda memilih Putri Aliana, Pangeran Ramanathan?" Tanya Andra.
"Ndraaaa!! Elu ngasih pertanyaan apa wawancara?! Kasihanilah jantungku!" Batin Erlan.
Erlan mengatur nafasnya, "Pendapat saya tentang calon yang saya lamar, dia memiliki filosofi pendidikan yang terbaik dan berprestasi"
"Punya tanggung jawab yang tinggi dan memiliki keahlian dalam kepemimpinan terhadap kerajaan yang pasti suatu hari akan ia pimpin" Jelas Erlan.
Amanda yang mendengarnya kaget dan agak malu kalau seperti itu dirinya dimata Erlan.
"Bisakah saya mengambil kesempatan untuk bertanya, Yang Mulia Raja?" Tanya Azka, Paman Andra, Amanda, dan ayah Rafa, dan Rafi.
"Tentu, Pangeran Azka. Silakan" Kata Andra.
Azka melihat Erlan, "Jadi menurut pendapat anda, anda melamar keponakan saya hanya karena melihat sudut pandang luarnya saja?"
Andra dan Amanda menghela nafas dan tidak heran, "Sudah kuduga, Paman pasti sadis" Batin mereka berdua.
Erlan tersenyum, "Tidak begitu, saya mengetahui ia mempunyai hati yang tulus, apa adanya. Dan yang membuat saya memilihnya, salah satunya saat saya dulu pertama kali bertemu karena menyelamatkannya dari 3 pembunuh saat masih kecil, ia menangis saat saya mengajaknya untuk tinggal sementara bersama keluarga angkat saya" Jelas Erlan.
"Disitu saya jadi mengerti... " Erlan memejamkan matanya.
"Ia sangat kuat. Ketegaran, elegan, dan pandangan itulah yang membuat saya jatuh hati, namun sekuat-kuatnya orang pasti butuh pelepasan juga. Melihatnya yang menangis saat itu, terbesit dipikiran saya bahwa... "
..."Aku ingin melindunginya"...
Jawaban Erlan membuat seruangan terbelalak.
"Tapi tentu saja tidak melindunginya dengan menggunakan hal yang telah dilarang oleh agama. Akhirnya saya memutuskan ingin melindunginya dan membuatnya bahagia" Jelas Erlan.
Suasana menjadi hening.
"Duh, gw salah omong ya?!" Batin Erlan.
Amanda meneteskan air matanya mendengar pengakuan Erlan.
"N-nda?!" Bisik Erlan yang kaget.
Amanda mengusap air matanya, "Terimakasih Erlan... "
"... Aku senang, bisa ketemu Erlan"
Erlan terharu, ia tersenyum.
Andra tersenyum, "Bagaimana kalau kita mendengar pendapat tentang penjelasan Pangeran Erlan tadi dari Pangeran Rafanza Zevan Ameera, yang tak lain adalah sepupu saya sendiri"
Rafa terdiam, "Secara resmi mungkin saya belum terlalu setuju karena perihal umur, dan juga karena ia sudah saya anggap adik perempuan saya sendiri"
"Saya ingin melindunginya, agar kejadian 'dulu' tidak terjadi lagi. Tapi mendengar penjelasan Pangeran Ramanathan tadi... " Rafa menatap Erlan.
"Saya jadi yakin, kalau orang yang kucari untuk melindungi adik perempuanku ada disini. Di depanku, jadi setidaknya saya memberikan dukungan untuk diberikannya restu" Jelas Rafa.
"Rafa-niichan" Batin Amanda sambil tersenyum.
"Tapi saya tidak setuju, meski saya pihak dari keluarga sang pelamar"
"Kak Elena?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments