"Ara?" Jawab Edward sambil tertawa.
Clara menatap Edward bingung. "Ada yang aneh?"
Edward menggelengkan kepalanya. "Enggak, aku ngerasa lucu aja. Kemarin kita satu pesawat bahkan turun di Bangkok barengan. Hari ini kita ada di Phuket."
Clara hanya diam. Ia meminum jus yang sejak tadi ia diamkan.
Edward terus menatap Clara sambil tersenyum. Ia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya jika bertemu wanita yang ia sukai. Wanita didepannya berbeda. Ia terlihat tangguh. Buktinya saja ketika ia diancam oleh pria-pria kekar tadi, ia tidak terlihat takut. Ia wanita yang selama ini dicari olehnya. Ia yakin wanita didepannya ini akan memberikannya kebahagiaan. Walaupun mereka baru bertemu, tapi Edward telah memiliki perasaan itu.
"Thanks ya buat tadi". Clara mulai berdiri dan melepas sandalnya. Kedua kakinya mulai menginjak pasir. Ia mengambil sandalnya dan mulai berjalan.
Edward menatap Clara bingung. "Mau kemana?"
"Aku mau jalan-jalan kesana". Ucap Clara sambil menujuk kepantai.
"Aku ikut" ucap Edward cepat. Ia langsung berdiri. "Aku gak apa-apa ikut kamu?Aku sendiri, kamu juga sendiri." Tambah Edward.
"Ikut aja kalo kamu gak bosen. Aku sedikit ngebosenin."jawab Clara tanpa menoleh ke belakang.
"Aku gak ngebosenin. Kita pasti nyambung." ucap Edward sambil tertawa. Merekapun mulai berjalan menyusuri pantai sore itu. Angin pantai mulai terasa menusuk ke badan.
Dilain tempat..
Aditya baru saja pulang dari kantor pengacaranya tanpa sepengetahuan istrinya. Ketika ia pulang, ia masih sempat melihat anak tirinya sedang berada di kolam belakang dengan teman-temannya. Hampir setiap hari ia selalu membawa teman-teman yang menurutnya tidak sopan.
"Halo pah!"panggil Adriana. Ia berada dibelakangnya sambil membawa beberapa minuman kaleng. Aditya mengerutkan keningnya. "Itu alkohol?"
"Cuma 1% pah.." jawab Adriana.
"Tetep aja itu alkohol. Masih sore gini udah minum alkohol." Jawab Aditya kesal.
"Anak kandung papa setiap hari minum alkohol dan mabuk setiap kali pulang ke rumah tapi gak pernah dilarang. Aku cuma minum segini aja dimarahin. Apa karena aku anak tiri?" Bentak Adriana kesal.
"Karena ini rumah, bukan bar! Mengerti kamu!" Ucap Aditya marah. Ia langsung masuk kedalam kamar.
Desy turun dari lantai atas setelah mendengar teriakan dari anak dan suaminya. Ia melihat Adriana masih diam dibawah dengan wajah kesal. Ia menatapnya yang turun dari lantai atas.
"Kenapa?"
Adriana menatap ibunya. "Suami mama kelewatan. Aku gak boleh minum ini dibelakang."
"Ikutin aja. Kamu jangan ngelawan. Sebentar lagi." Ucap Desy.
"Sampai kapan sih ma? Aku udah gak tahan. Kalo suami mama udah gak ada, kita bisa gampang nyingkirin anaknya." Bisik Adriana.
"Beberapa hari lagi sayang. Mama sudah siapkan semuanya." Jawab Desy sambil memeluk Adriana.
Aditya membuka ruang kerjanya yang bisa ia masuki melalui kamarnya. Ia duduk dan terdiam sejenak. Mengapa perasaannya akhir-akhir ini merasa beda. Tubuhnya sering bereaksi berbeda. Ia seperti sakit tapi ia tidak tahu apa yang dideritanya. Ia membuka laci mejanya. Ia menatap foto wajah Alena yang kini sudah menjadi dokter. Walaupun mereka berpisah berpuluhkilometer, ia masih mengawasi keberadaan Alena. Ia harap semua hartanya dapat ia bagikan kepada kedua anaknya. Ia pikir hidupnya sudah tidak akan lama. Apa yang dilakukannya pada Clara pada hari ini, ia sadar ia telah menyakiti hati anaknya. Tapi, ia harus menjauhkannya dari jangkauan Desy. Ia tahu Desy memiliki sifat yang buruk tapi ia tidak bisa membuktikannya. Clara harus pergi sampai ia aman. Dan Alena, ia bersyukur Desy tidak terlalu memperhatikannya karena ia tahu keluarganya sudah putus komunikasi.
Aditya menghela nafas. Tiba-tiba pintu terbuka pelan. Desy masuk dengan membawa secangkir teh seperti biasanya.
"Tolong maafin Adriana, sayang. Dia sama kayak Clara belum dewasa."
"Gak aku pikirin. Aku cuma minta dia enggak mabuk dirumah ini." jawab Aditya sambil memasukkan foto itu kedalam laci mejanya.
Desy memberikan cangkir itu pada Aditya.
"Besok jadi keluar kota?" tanya Desy.
Aditya menatap Desy sambil meminum tehnya. "Tumben kamu nanya? Bukannya kamu gak peduli sama perusahaan?" sindir Aditya.
"Istri nanya itu wajar kan? Bertahun-tahun kita jadi suami istri tapi aku gak tau tentang kerjaan kamu. Bisa saja nanti perusahaan kamu Adriana yang pegang."
"Clara. Aku gak butuh yang lain." jawab Aditya cepat.
Desy tersenyum hambar. Ia meremas pakaiannya tanpa sadar.
"Kalo gitu aku keluar dulu. Aku gak mau ganggu kamu yang lagi kerja." ucapnya sambil berjalan keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Susi Yanie
diracun pasti itu
2020-06-24
6
Raudah Zahir
dasar ular toh mm tiri clara, jhat y luar dalam bsa jdi to diracuni bapak y clara😥🤔😤
2020-05-27
0
Triiyyaazz Ajuach
pasti itu ayah clara di ksih racun sedikit demi sedikit tiap hari lwt minuman teh agar tdk dicurigai dasar desy wanita licik untung warisan udh diubah
2020-05-10
2