Edward memegang tiket pesawat yang ada ditangannya. Semuanya terlalu mendadak ketika tadi pagi sekretarisnya memberikan informasi jika ia harus pergi ke Bangkok siang ini. Jika saja sekretarisnya orang yang baru saja bekerja dengannya, pasti ia sudah dimarahi olehnya. Tapi sekretarisnya kali ini spesial. Sangat spesial. Sama seperti sekretaris Calvin.
"Sorry, Ed. Aku sibuk ngurus semua keperluan kamu sampe lupa ngasih tau kalo besok pagi kamu ada meeting sama orang di bangkok." ucap wanita itu.
"It's ok, Nad. Asal kamu kasih tau aku jadwal 3 hari kedepan."
Nadya melihat ipadnya dengan teliti. "Gak ada selain pertemuan sama orang goverment. Tapi bisa diundur."
"Oke, bikinin aku cuti 3 hari. Aku gak akan nunggu seminggu buat liburan. Lagian sekarang masih hari rabu." ucap Edward. Ia berdiri untuk melepas dasinya. Nadya dengan sigap menerima dasi yang diberikan Edward.
"Aku cancel dulu pertemuan kamu sama orang dari goverment."
Edward tidak perlu pulang kerumah untuk membawa pakaian gantinya. Dikantornya sudah tersedia banyak pakain resmi dan tidak resmi. Nadya seperti ibunya. Ialah yang menyiapkan segala sesuatu untuknya.
Bangkok? Untuk apa ia berlibur ke bangkok. Ia harus ke Phuket. Ia tersenyum. Ia bisa bermain-main dengan gadis disana tanpa gangguan dari kedua sahabatnya. Mereka berdua pasti terkejut mendengar kepergiannya yang tiba-tiba.
Nadya menatap Edward bingung. Pemuda didepannya tersenyum sendiri, Apakah ada sesuatu disana nanti? Sepertinya ia harus mengatakannya pada Dega, kakaknya.
Dilain tempat.
Butuh waktu selama 4 jam agar ia sampai ke bandara internasional. Clara pergi dengan sembunyi-sembunyi untuk menghindari nyinyiran ibu tiri dan anaknya. Ia masih menggunakan hoodienya dan celana jeans ketat. Ia tidak peduli tatapan orang-orang yang melihatnya seperti seseorang yang baru saja bangun tidur. Sebelum check in, ia menghubungi seseorang karena ada sesuatu yang salah dari passportnya.
"Capek." ucapnya pelan. Ia melihat kekiri dan kekanan ruang tunggu check in bandara. Penumpangnya tidak terlalu penuh. Ia menatap tiketnya. Ia menggunakan pesawat dengan kelas bisnis. Terdengar suara pemberitahuan agar ia masuk kedalam pesawat. Dengan bantuan pramugara, ia bisa duduk ditempat paling nyaman.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Edward agar sampai ke bandara tepat waktu. Tapi gara-gara ia terlupa passport, ia harus kembali ke kantornya. Mudah-mudahan bukan awal dari masalah yang akan datang di tempat tujuannya. Sesampainya di bandara, ia berlari dengan kencang. Seorang pramugari membantunya mendapatkan tempat duduk. Ia melihat seseorang sudah duduk di kursi sampingnya. Tidak terlihat apakah ia pria atu wanita karena ia sedang menatap keluar jendela. Dan hoodie besar menutupi wajahnya. Sepertinya ia tertidur. Padahal pesawat belum take off.
Edward duduk dengan nyaman. Ia mengeluarkan brosur yang ada didepan kursinya. Wisata Phuket sepertinya sangat baik untuk didatangi. Selama ia pergi ke Phuket, ia selalu datang dengan alasan pekerjaan. Perlahan ia membuka majalah yang ada disana. Banyak model cantik menjadi model majalah. Dan tentu saja ia yakin disana banyak wanita cantik.
Pesawat mulai take off. Ia harus menunggu beberapa saat agar ia bisa meminta segelas air pada pramugari. Tiba-tiba ia merasa seseorang di sampingnya terbangun. Ia pikir seorang pria karena selama ia tertidur, kedua kakinya tertutup oleh selimut. Tapi melihat kakinya begitu kecil, ia yakin itu wanita. Ia memakai masker dan kacamata hitam. Tak lama seorang pramugari menghampiri mereka. Ia membawakan beberapa minuman dengan meja dorongnya.
"Water, please." ucap Edward
"Only water?" tanya pramugari itu sambil tersenyum.
"Yes." jawab Edward sambil tersenyum.
"And you, miss?" tanya pramugari itu pada Clara.
"Orange juice." ucapnya pelan karena ia masih memakai maskernya.
Dari suaranya terdengar seorang wanita meminta orange juice dengan suara lembutnya. Edward menoleh kesamping tapi wanita itu telah menoleh kembali keluar. Mungkin wajahnya memang tidak mau diperlihatkan, pikir Edward. Mungkin saja ada sesuatu diwajahnya. Memikirkan hal itu saja membuatnya mengantuk. Semalam ia tidur beberapa jam saja karena Calvin dan Dave melarangnya pulang.
Clara bangun dari duduknya ketika pesawat hanya tinggal sesaat lagi untuk mendarat. Ia membuka hoodie dan merapikan rambutnya yang panjang dan sedikit pirang. Ia hanya memakai tanktop berwarna putih dengan renda disetiap sisinya. Beberapa orang disekitarnya menatapnya. Clara kembali memakai kacamata hitamnya. Ia sekilas menatap pria disampingnya yang sedang tertidur. Ia tidak terlalu memperhatikannya karena pria itu memakai penutup mata.
Edward terbangun ketika ia mendengar suara tas yang sedang diresleting. Ia membuka penutup matanya dan menyadari beberapa penumpang sudah mulai berdiri. Terdengar suara pilot berkata "Welcome to Suvarnabhumi Airport Bangkok City". Ia menoleh kesampingnya, wanita disampingnya berdiri. Ia melihat kedepan dan kebelakang. Ia memang sudah tiba di Bangkok.
"Excuse me." Ucap Clara
"Oh, Sorry." Jawab Edward sambil melihat keatas. Edward tertegun melihat wanita itu. Itu bukan wanita biasa. Tapi gadis cantik yang memang sudah dipersiapkan tuhan untuknya.
*Ya Tuhan, selama 4 jam ia duduk dengan gadis cantik dan ia tidak menyadarinya. Gadis itu tidak seperti ketika tadi ia melihatnya. Ia kini memakai pakaian pendek tapi bukan itu yang membuatnya sexy. Wajahnya mungil dan sangat cantik. Ada sesuatu yang membuatnya begitu sexy. Rambutnya sedikit pirang dan panjang dengan sedikit bergelombang dibawahnya. ia yakin itu bukan hasil salon.**Ia sulit bernafas.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Susy Mokodongan
keren2 thor ceritx,,,
2021-07-21
0
Susi Yanie
lanjut
2020-06-24
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗
2020-06-12
0