Wajah gadis itu super cantik. Ia yakin sekali, gadis itu tidak perlu memakai kosmetik mahal hanya untuk mempercantik wajahnya. Sekilas wajahnya mirip Alena, istri Dave. Tapi tentu saja yang ini lebih cantik. Tiba-tiba jantungnya berdebar dengan kencang. Berdasarkan pengalamannya sebagai playboy beberapa tahun ini, ia tidak pernah memiliki perasaan berbeda pada wanita cantik manapun yang ditemuinya. Tapi ini beda, wajahnya cantik membuat jantungnya berdebar dengan kencang. Tidak ada satu wanita pun yang membuatnya berdebar.
Edward tersadar ketika melihat gadis itu keluar dari pesawat. Ia langsung mengambil tasnya yang ada dikabin. Ia mengabaikan senyuman para pramugari yang ada didepan pintu. Ia mengabaikan para orangtua yang sedang keluar dari pintu. Dan ia mengabaikan pramugara. Tentu saja ia mengabaikan mereka. Ia hanya menyukai wanita cantik. Bukan pria cantik. Ia berlari mengejar gadis itu yang tampak sudah jauh. Ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk berkenalan dengan gadis itu. Apalagi ia terlihat seorang diri.
Seorang gadis cantik berkeliaran di Bangkok seorang diri. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Jika gadis itu bersedia, ia siap untuk menjadi bodyguardnya selama di Thailand, pikir Edward sambil tersenyum. Ia sudah membayangkan sesuatu yang indah dengan gadis itu. Ahhh...jiwa playboyku meningkat pesat.
Edward mengikuti gadis itu hingga pintu keluar bandara. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Gadis itu sedang memeluk seorang pria muda yang sepertinya sudah menunggunya diluar bandara. Ia kecewa berat. Tidak pernah ia seperti ini sebelumnya. Iapun berbalik arah dan memakai kacamata hitamnya. Ia berjalan dengan tegak saat melewati gadis itu. Ia menatap beberapa papan yang tertulis beberapa nama. Ia melihat seorang pria berusia 50 tahunan berdiri sambil memegang papan dengan namanya.
"Mr. Edward?" tanyanya.
"Ya." jawab Edward.
Pria itu membukakan pintu untuk Edward dan menyimpan tas Edward di kabin belakang. Edward masuk dan membuka kacamatanya. Ia duduk didepan.
"Are you enjoying the flight?"tanya pria itu dengan bahasa terbata-bata.
"Ya." jawab Edward. Ketika mobil itu mulai jalan, Edward melihat gadis yang telah membuat jantungnya berdebar-debar itu masih memeluk pria didepannya.
"Kak, aku cuma minta anter ke kedutaan aja soalnya visa sama passport aku sedikit bermasalah" Ucap Clara.
"Kamu kan selalu bisa ngandelin aku, Ara. Jangan sungkan-sungkan. Buat apa aku kerja di kedutaan kalo aku gak bisa bantu kamu."Ucap Dimas. Dimas adalah sepupu jauh dari ayahnya. Ia sudah bekerja di bangkok selama 3 tahun. Jika Clara pergi ke Bangkok, ia selalu minta ditemani Dimas.
"Gimana kabar om? Tumben dia ngijinin kamu pergi sendiri. Bukannya kemarin-kemarin dia gak ngijinin?"
Clara terkejut. "Kakak tau kalo aku mabuk?"
"Aku bukan tau aja. Ada di berita. Masa cuma mabuk harus sampe buka baju ditengah jalan.."
Clara tertawa. "Justru karena aku mabuk, aku gak sadar waktu itu."
"Trus om tau kamu pergi ke Bangkok?"
"Justru itu kak. Ayah gak tahu kalo aku pergi ke Thailand. Ayah taunya aku pergi main biasa. Sebenarnya aku mau ke Phuket besok pagi."
Dimas menoleh pada Sandra. "Jangan sendiri. Aku gak ngijinin."
"Enggak kok, ada kenalan juga." jawab Sandra berbohong.
"Kerja disini aja. Nanti aku bantu kamu. Lagian buat apa kamu dirumah terus. Kuliah enggak beres, kerja juga enggak."
"Justru aku mau abisin duit papa. Daripada habis buat nenek lampir itu sama anaknya."protes Sandra.
"Tapi inget loh Ara, kamu harus bisa jaga diri. Banyak laki-laki jahat sekarang ini. Tapi menurut kakak, bukan cuma laki-laki. Banyak orang jahat. Kamu harus hati-hati."
"Iya kak."
"Kamu udah nemu Alena?" tanya pria itu.
"Kakak tau sendiri, papa memutus kontak kakak sama mama. Aku gak tau harus nyari kemana."
"Mudah-mudahan om luluh. Jadi kamu bisa ketemu Alena."
Clara hanya mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yanntiey Niyn
ceritanya bagus, tapi author sering salah nulis nama
2020-08-12
3
Ryan Anggraini
knpa jd sandra? 🤔🤔🤔
2020-07-07
1
Fazariah
mampir di cerita ku
2020-06-30
0