Dari dalam Restoran, terlihat Tania sedang sibuk membersihkan meja makan pelanggan. Salah satu teman Tania menghampirinya
"Tania aku bisa minta tolong enggak ?," ucap teman Tania yang berdiri di samping meja pelanggan
"Iya boleh, emangnya kamu mau minta tolong apa." Ucap Tania dengan raut yang tersenyum sambil melap meja pelanggan.
"Aku mau ke Apotek beli obat sakit kepala, tapi aku lagi banyak kerjaan di dapur enggak bisa ditinggal jadi, aku minta tolong yah kamu yang belikan." Ucap teman kerja tania dengan raut wajah yang memohon.
"Iya, nanti setelah ini aku langsung pergi ke sana." Ucap Tania sambil tersenyum.
"Terima kasih Tania, kamu memang baik banget suka tolongin orang-orang yang ada di sekitarmu." Ucap teman Tania dengan raut wajah yang tersenyum gembira.
"Itu sudah kewajiban kita sebagai makhluk sosial, harus saling menolong satu sama yang lain." Ucap Tania dengan nada suara yang pelan, sambil tersenyum tipis.
"Iya sih emang benar," ucap teman Tania dengan raut wajah yang tersenyum.
"Aku duluan yah, masih ada kerjaan yang aku mau selesaikan di dapur." Ucap teman Tania sambil berjalan kembali ke dapur.
Di sisi lain orang-orang suruhan Tania ternyata ada di dalam Restoran, yang menyamar sebagai pembeli yang duduk di dekat meja yang baru-baru saja dia bersihkan.
Setelah Tania menyelesaikan pekerjaanya, Tania keluar dari Restoran menuju ke Apotek.
Orang suruhan Alex mengikuti Tania pergi ke Apotek.
Tania yang sudah sampai di Apotek langsung masuk ke dalam untuk membeli obat.
Setelah menunggu beberapa saat akhir Tania keluar sambil membawa kantong yang berisi obat yang dia beli.
Tiba-tiba Tania ditarik oleh orang-orang suruhan Alex, ke lorong kecil yang ada di samping jalan yang dilewati Tania.
"Siapa kalian ?," ucap Tania dengan nada suara yang tinggi sambil memberontak.
Mereka tidak menghiraukan ucapan Tania.
Di lorong kecil itu tidak ada seorangpun yang lewat di jalan itu, karena bukan jalan untuk orang umum.
Mereka menarik Tania ke dalam lorong sambil menutup mulut Tania, dia terus memberontak.
Tania tidak bisa melepaskan dirinya dari lima orang yang memeganginya.
Anak buah Alex menyandarkan Tania di tembok lorong itu sambil menahan tangan Tania.
"Siapa Kalian, apa yang kalian mau dariku ?," ucap tania dengan nada suara yang keras, dengan raut wajah ketakutan.
"Kami hanya mau dirimu!." Ucap salah satu pria yang berada tepat di hadapannya.
"Lepaskan!," ucap Tania dengan suara yang keras, sambil berteriak.
"Walaupun kau berteriak sekencang-kencangnya tidak ada yang akan mendengar suaramu," ucap pria yang berada di hadapannya sambil tertawa.
Tania berteriak minta tolong ....
"Tolong... Tolong... Tolong." Ucap Tania berteriak keras.
"Aku sudah bilang padamu percuma, di sini hanya kita berenam, tempat ini jarang dilewati orang." ucap pria yang ada di depan Tania dengan tatapan mata yang tajam.
"Kalian jangan coba macam-macam padaku, kalau tidak aku akan berteriak"ucap Tania dengan raut wajah yang sangat marah.
Pria yang ada di hadapan Tania, mendekati dirinya, dia merobek lengan bajunya.
"Jangan sentuh aku." Ucap Tania sambil berteriak keras, sambil menetaskan air mata.
Tania yang berhasil memberontak melepaskan genggaman tangan pria itu, Tania langsung mengambil ponsel yang diberikan Denis padanya. Dia langsung menekan nomor darurat yang ada di ponsel itu, yang ternyata adalah nomor Denis.
kring... Kring... Kring
"Halo, ada kau menelponku gadis bodoh ?" ucap Denis yang sedang duduk santai di kantor bersama Arya.
"Siapa itu ?," ucap Arya bertanya pada Denis.
"Gadis bodoh kenapa kau tidak menjawaku." Ucap Denis.
Terdengar suara teriakan Tania dari ponsel Tania.
"Lepaskan tanganmu dariku," ucap Tania sambil berteriak.
"Gadis bodoh kau di mana ?," ucap Denis dengan raut wajah khawatir.
"Siapa yang kau telepon itu !," ucap pria salah satu pria itu sambil menarik ponsel Tania dari tangannya.
"Gadis bodoh jawab aku, kau sedang bersama siapa ?," ucap Denis dengan raut wajah serius.
Pria yang mengambil ponsel Tania langsung mematikan ponsel Tania dan melemparnya ke got.
"Siapa yang menelponmu ?," ucap Arya.
"Sekarang kita pergi ke pinggiran kota B," ucap Denis sambil berjalan mengambil jasnya di atas kursinya.
"Emangnya Kakak tau sekarang lokasi di mana." Ucap Arya.
"Ponsel yang dia gunakan adalah ponselku, aku sudah memasang Gps di ponsel itu." Ucap Denis sambil, mengenakan jasnya keluar dari ruangan kantornya menuju ke mobilnya.
Arya mengikuti Denis keluar dari ruangan kerja.
Di sisi lain para anak buah Alex mencoba melecehkan Tania.
Tiba-tiba datang seorang pria dari arah depan lorong, berjalan masuk ke dalam lorong.
Tania yang melihat ada seorang pria langsung berteriak minta tolong pada pria itu, ternyata pria itu adalah Alex.
"Apa yang kalian lakukan pada gadis ini," ucap Alex dengan raut wajah yang marah, pura-pura tidak tau apa-apa.
"Ini bukan urusanmu anak muda, lebih baik kau pergi dari sini." Ucap pria yang memegangi Tania.
"Aku bilang lepaskan wanita itu." Ucap Alex sambil berjalan mendekati pria yang memengangi Tania.
"Kau tidak dengar ucapanku," ucap Alex sambil menonjok wajah pria yang memegang tangan Tania.
"Anak sialan beraninya kau memukul wajahku." Ucap Pria yang ditonjok Alex.
Anak buah Alex berpura pura lemah di hadapan Alex.
Tania yang ketakutan dengan kondisi bajunya yang sobek di bagian lengan dan paha membuat Tania terduduk menangis.
Untuk menunjukkan kepada Tania bahwa dia sudah menolong dirinya, Alex berpura-pura berkelahi dengan orang suruhannya hingga tangannya terluka, akibat goresan pisau yang mengenai lengan kirinya.
Alex berhasil mengusir orang-orang suruhannya sekaligus membuat Tania percaya padanya.
Alex menghampiri Tania yang duduk menangis di depan tembok sambil bersadar.
"Kau tidak apa-apakan?," ucap Alex sambil menyentuh bahu Tania.
"Jangan sentuh aku"ucap Tania dengan raut wajah yang masih ketakutan dengan kejadian tadi, Tania mengira Alex adalah orang-orang itu.
"Lihat, ini aku." Ucap Alex sambil mengangkat kepala Tania menghadap ke wajahnya.
Dengan wajah yang penuh air mata Tania terus menangis menatap wajah Alex.
Alex langsung memeluk Tania dengan erat untuk menenangkan Tania.
Tiba-tiba dari arah depan lorong terlihat mobil hitam milik Denis yang berhenti depan lorong, mobilnya tidak bisa masuk ke dalam lorong karena bukan jalan yang dilalui oleh mobil. Denis langsung keluar dari mobil bersama Arya, dia berlari ke dalam lorong menuju ke tempat Tania.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nasriana Ahmad
kok aku kesal sama Tania sama Denis ketus bangat dan bar barnya mukammain tapi kalau berhadapan sama orang jahat takutnya bukammain bukankah Tania bisa belah diri yaaa Thor kok tdk melawan
2021-11-11
0
Wati Simangunsong
jngn salah tulis nma thorr
2021-08-10
0
Rika Martini
yessssss
2021-07-22
0