Dari dari dalam mobil, keluar seorang pria yang bertubuh tinggi dengan baju yang serba hitam, dengan menggunakan kacamata hitam yang berjalan mendekati Tania.
Ternyata yang datang itu adalah Denis.
Salah satu pria yang berada di depan Tania, tiba-tiba langsung menarik tangannya.
Secara bersamaan Denis berjalan mendekati pria yang menarik tangan Tania.
"Lepaskan gadis itu!" ucap Denis sambil menendang tangan pria yang memegang tangan Tania dengan raut wajah kesal.
Tania terkejut melihat Denis yang datang menolongnya.
"Anak muda, sebaiknya kau pergi dari sini!" ucap Pria yang berada di samping kanan Tania.
"Anak muda, kau jangan menganggu kesenangan kami." Ucap pria yang ada di samping kiri Tania dengan raut wajah yang marah.
"Sebaiknya kalian pergi dari sini. Sebelum aku membuat kalian semua tidak bisa berjalan lagi." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
"Dasar pria bajingan." Ucap pria yang ada samping kanan Tania, berlari ke arah Denis sambil memegang botol minuman keras. Dia mengayunkan tangannya yang memegang botol ke arah kepala Denis.
"Awas di belakangmu... " Ucap Tania sambil berteriak
Denis menahan pukulan botol, yang hampir mengenai kepalanya, hingga botol itu pecah di lengannya.
"Sial pria ini bahkan tidak bergerak sama sekalih." Ucap pria yang memukul Denis dengan raut wajah yang kaget.
Teman pria yang memukul Denis, melihat Denis tidak bergerak sama sekalih dari tempat dia berdiri langsung bersamaan menyerangnya.
Mereka langsung mengelilingi Denis.
Denis yang berada ditengah-tengah mereka dia hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
Dari arah belakang Denis, pria yang berada di belakangnya mencoba menendang Denis dari belakang. Tapi sayang Denis menghindar dari tendangannya, sambil memutar badannya mengayunkan kakinya ke wajah pria itu, sampai pria itu terbalik terjatuh ke tanah.
"Sial pria ini mempunyai ilmu beladiri juga." Ucap pria yang ada di depan Denis dengan raut wajah yang kesal.
"Kita serang dia bersamaan." Ucap pria yang ada di samping Denis.
Mereka menyerang Denis secara bersamaan, dengan satu tendangan Denis menjatuhkan mereka semua ke tanah.
"Ilmu beladiri kalian itu masih rendah." Ucap Denis dengan nada suara yang pelan, dengan raut wajah yang dingin dan tatapan mata yang tajam menatap tiga pria itu.
"Aku sudah bilang pada kalian, untuk pergi sebelum aku mematahkan kaki kalian." Ucap Denis menginjak pergalangan kaki salah satu pria itu.
Bunyi tulang kaki yang diinjak Denis.
...Krengk !!!!...
...Krengk !!!!...
...Krengk !!!!...
"Aaaah, sial lepaskan kakimu, dari kakiku." Ucap pria itu berteriak kepada Denis dengan menahan rasa sakit.
Denis malah semakin keras menginjak pergelangan kaki pria itu sampai dia menjerit kesakitan.
Tania menghampiri Denis.
"Sudah kita pergi saja dari sini, mereka itu sedang mabuk, mereka tidak sadar atas kelakuan mereka. Tidak usah mengotori tanganmu untuk menghajar mereka." Ucap Tania sambil menarik tangan Denis.
"Dasar gadis bodoh, kenapa kau selalu saja membiarkan orang-orang berbuat jahat padamu." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
"Tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan perkelahian," ucap Tania.
"Aku mau pulang, kalau kau masih ingin berkelahi. Aku akan meninggalkanmu di sini." Ucap Tania dengan raut wajah yang datar.
Tania berjalan meninggalkan Denis.
"Ayo kita pulang." Ucap Denis sambil menarik tangan Tania.
Tania dan Denis meninggalkan ketiga pria itu tergeletak di jalan, dengan kondisi yang babak belur dan kaki pria yang diinjak Denis mengalami patah tulang.
Tania naik mobil pulang bersama Denis.
Di dalam Mobil.
"Kenapa kau tidak langsung pulang ke rumahku." ucap Denis sambil menyetir mobil.
"Aku harus balik ke apartemen untuk mengambil baju dan uangku, aku tidak mungkin jalan kaki ke rumahmu. Kalau aku langsung ke rumahmu, bisa-bisa aku sampainya malah subuh," ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Berikan ponselmu," ucap Denis.
"Untuk apa ?" ucap Tania
"Aku akan memberikan nomor ponselku, kau tinggal menelponku kalau sudah pulang kerja." Ucap Denis.
"Ponselku tertinggal di apartemen." Ucap Tania dengan raut wajah datar.
"Ambil ponselku." Ucap Denis sambil melempar ponselnya ke pangkuan Tania.
"Untuk apa kau memberikan ponselmu, aku masih punya ponsel di apartemenku." Ucap Tania bertanya, dengan raut wajah yang kebingungan.
"Di dalam ponsel ini sudah ada nomorku, kau tidak usah banyak tanya." Ucap Denis dengan raut wajah datar.
"Inikan arah ke rumahmu." Ucap Tania dengan kebingungan.
"Kita akan pulang ke rumahku." Ucap Denis.
"Tapi aku sudah bilang aku harus ke apartemenku dulu, aku juga butuh pakaian, masa iya aku mau pakai baju ini." Ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Pakaianmu sudah ada di rumahku," ucap Denis sambil menyetir.
Tania mendengar ucapan Denis membuat dia kesal, selama perjalanan ke rumah Denis, dia hanya duduk berdiam diri.
Setibanya Tania dan Denis di rumah, mereka dijemput dengan para pembantu dan ketua pembantu sekaligus sekretaris pribadi, di rumahnya yaitu Moris.
Para pembantu yang berdiri berjejeran di samping kiri kanan pintu rumah Denis sampai di depan tangga, mereka menyambut kedatangan Tania dan Denis.
"Selamat datang Nona." Ucap para pembantu yang berjejeran di samping kiri kanan Tania sambil menundukkan kepalanya.
"Antarkan gadis ini ke kamarnya," ucap Denis dengan raut wajah datar sambil berjalan ke arah sofa.
"Silakan Nona lewat sini." Ucap Moris sambil mengarahkan jalan ke kamar Tania.
Tania pergi bersama Moris menaiki tangga melewati kamar Denis, kamar Tania berada dekat dengan kamar Denis. Hanya membutuhkan lima langkah untuk ke kamar Tania.
"Silakan masuk Nona," ucap Moris membuka pintu kamar Tania
"Ini kamar ku?," ucap Tania dengan raut wajah yang kaget.
Melihat kamar yang disiapkan Denis untuknya bagaikan kamar seorang putri, yang di mana ruangannya sangat besar lengkap dengan pernak-pernik perhiasa, serta pakaian dan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh seorang wanita. Sudah tertata rapi di dalam lemari, sambil berjalan masuk ke dalam kamar.
"Iya ini kamar Nona, jika Nona tidak menyukai desain ataupun barang-barang yang sudah disiapakan. Kami akan langsung menggantikan dengan barang-barang yang Nona inginkan." Ucap Moris berdiri di depan pintu kamar Tania.
"Tidak, ini lebih dari cukup." Ucap Tania dengan raut wajah yang melongo sambil menatap kamarnya.
"Kalau begitu saya akan kembali ke bawah, kalau Nona perlu sesuatu langsung panggil saya. Nona bisa memanggil saya menggunakan telepon yang ada di samping tempat tidur Nona, itu sudah didesain agar telepon itu langsung tersambung ke ponsel saya." Ucap Moris dengan nada suara yang pelan
Tania masih kebingungan melihat kamar yang disiapkan untuknya.
Moris berjalan kembali ke bawah, meninggalkan Tania sendiri di kamar.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Taniah mah gak bersyukur banget ya udah ditolong di layan seperti putri eiihh malah berulah lgi,dasar bego...
2022-06-14
0
Santi Santi
mantap syukulah tania mau tinggal di rumah Denis agar dia selamat aman dari musuh Denis. semoga mereka cepat nikah
2022-04-10
0
Wati Simangunsong
sultan mah bebass
2021-08-10
0