Dari arah depan lorong terlihat Denis sedang berlari menuju ke tempat Tania.
Denis yang melihat Tania menangis dipelukan Alex langsung menendang bahu Alex.
"Apa yang kau lakukan padanya, sampai dia menangis seperti ini." Ucap Denis dengan raut wajah yang marah.
"Aku cuman menolongnya dari orang-orang yang berusaha berbuat yang jahat padanya," ucap Alex.
"Kau jangan berbohong padaku, kau sedang berada di wilayahku. Aku bisa membunuh mu kapan saja aku mau," ucap Denis dengan raut wajah yang sangat marah, mengempal telapak tangannya.
"Kau bisa bertanya langsung padanya, apa aku yang berbuat jahat padanya." Ucap Alex dengan raut wajah serius.
Tania terus menangis.
"Gadis bodoh Jawab aku, siapa yang berbuat seperti ini padamu?" ucap Denis sambil mengangkat kepala Tania
"Jawab aku!" ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam dengan nada suara yang tinggi.
"Aku tidak mengenal mereka, tiba-tiba mereka menarikku ke sini," ucap Tania dengan suara yang terputus-putus sambil menangis.
"Dia yang membantuku mengusir mereka." Ucap Tania dengan raut wajah ketakutan sambil menunjuk ke arah Alex.
"Kau sekarang sudah percayakan, kalau aku bukan yang melukainya." Ucap Alex sambil beranjak berdiri.
"Aku kenal betul denganmu, kau tidak mungkin bisa berada di sini tanpa ada tujuan sama sekalih." Ucap Denis sambil menatap mata Alex dengan tatapan mata yang mengerikan.
"Aku cuman kebetulan lewat di daerah ini." Ucap Alex dengan raut wajah yang datar, mengelak.
"Tidak ada yang kebetulan." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam ke arah Alex.
Alex dan Denis saling menatap satu sama lain dengan tatapan mata yang tajam.
"Sudahlah kalian jangan ributkan masalah ini, yang penting sekarang dia sudah selamat." Ucap Arya yang berdiri di belakang Denis.
"Jika dibalik masalah ini, kau dalang dari semuanya. Aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Ucap Denis dengan raut wajah yang serius.
"Sebaiknya kita segera membawanya pulang Kak, dilihat dari kondisinya sepertinya dia menerima pukulan mental yang keras." Ucap Arya
Tania yang masih ketakutan membuat dia tidak sanggup untuk berjalan, akhir Denis mengendong Tania.
"Kau tak perlu takut, aku sekarang bersamamu." Ucap Denis sambil mengendong Tania.
Tania tidak bisa berhenti menangis dipelukan Denis.
"Ambil jasku, tutupi baju gadis ini." Ucap Denis, menyuruh Arya.
Arya menutupi baju Tania menggunakan jas.
Denis berjalan keluar dari lorong menuju ke mobilnya bersama Arya yang mengikutinya dari belakang meninggalkan Alex sendirian di dalam lorong.
Denis dan Tania masuk ke dalam mobil, Denis menemani tania duduk di belakang sedang Arya yang menyetir mobil. Mereka pergi meninggalkan tempat itu.
"Kau tidak akan mendapatkankan bukti apapun yang akan menggarah padaku." Ucap Alex sambil tersenyum licik.
"Semua kejadian ini, aku sudah rencanakan dengan matang-matang, rekaman cctv disekitar sini sudah aku rusak. Aku sudah membuat kejadian ini dengan sempurna." Ucap Alex sambil tertawa.
Di sisi lain dalam mobil Denis.
"Aku mau kau cari orang-orang itu," ucap Denis menyuruh Arya dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku akan menyelidikinya setelah aku mengantarmu pulang, dan setelah aku memeriksa kondisi gadis itu." Ucap Arya sambil menyetir mobil.
Karena ketakutan Tania sampai tertidur dipelukan Denis.
"Gadis ini tertidur sambil menangis." Ucap Denis sambil mengelap air mata Tania dengan jarinya
Sesampainya mereka di rumah, Denis menggendong Tania yang tertidur dipelukannya masuk ke dalam rumah.
Moris yang melihat Denis datang bersama Tania dengan kondisi seperti itu membuat dia bertanya-tanya.
"Ada apa dengan Nona ?" ucap Moris bertanya pada Denis yang barus saja masuk ke dalam rumah.
Denis terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Moris.
"Kau ambilkan perlataan Dokterku di ruanganku." ucap Arya menyuruh Moris.
"Baik Tuan." ucap Moris.
"Satu hal lagi, kau jangan banyak bertanya pada Tuan Denis, karena sekarang dia sedang sangat marah." Ucap Arya dengan nada suara yang pelan.
Arya berjalan mengikuti Denis dari belakang.
"Baik Tuan." ucap Moris sambil menundukkan kepalanya.
Moris pergi mengambilkan perlataan Dokter Arya, sedangkan Denis membawa Tania ke kamarnya.
Denis menurunkan Tania di atas tempat tidur.
Moris datang ke kamar Denis sambil membawa peralataan Dokter milik Arya.
"Permisi Tuan, ini barang yang diminta Tuan muda kedua." Ucap Moris yang berdiri di depan pintu kamar Denis.
"Masuklah, letakkan saja di atas meja," ucap Denis dengan raut wajah yang datar.
" Baik Tuan." Ucap Moris sambil berjalan masuk ke dalam kamar, sambil meletakkannya di meja.
" Terima kasih." Ucap Arya sambil mengambil peralataannya yang ditaruh di atas meja.
"Sama-sama Tuan," ucap Moris sambil berjalan meninggalkan kamar Denis.
Di sisi lain di kediaman Alex, terlihat Alex sedang membalut lukanya, pada saat dia selesai membalut lukanya. Tiba-tiba datang orang suruhannya di ruangan kerjanya.
"Tuan kerjaan kami sudah beres, sekarang aku minta bayaran kami. " Ucap Pria itu yang berdiri di hadapan Alex.
"Ambil ini, setelah ini jangan pernah kau datang menemuiku." Ucap Alex sambil memberikan cek kosong yang sudah ditandatangan.
"Baik Tuan." Ucap Pria itu sambil berjalan meninggalkan ruangan kerja Alex.
"Luka ini tidak seberapa dengan kekalahanmu yang nantinya kau dapatkan Denis." Ucap Alex sambil memengangi lukanya dengan raut wajah yang serius.
Di sisi lain Tania rawat di kamar Denis.
"Bagaimana keadaan gadis itu?," ucap Denis.
"Gadis ini tidak apa-apa, dia cuman mengalami shock yang luman berat, menyebabkan dia tertidur, biarkan dia tertidur. Dengan begini dia bisa menenangkan dirinya," ucap Arya yang sedang duduk di samping tempat tidur Tania.
"Tidak ada bekas luka atau pun bekas pelecehan di tubuhnya." Ucap Arya.
"Baguslah." Ucap Denis.
"Aku akan kembali ke lokasi itu, untuk mencari tau apa yang sebenarnya mereka lakukan." Ucap Arya sambil merapikan peralataan dokternya
"Aku tidak mau tau, kau harus menemukan pelakunya!" ucap Denis dengan raut wajah yang serius dengan tatapan mata yang tajam.
"Iya, jika aku sudah mendapatkan informasi mengenai masalah ini aku akan langsung mengabarimu Kak." Ucap Arya sambil berjalan keluar dari kamar Denis.
Denis menyuruh Moris datang ke kamarnya dengan menggunakan telepon yang sudah disiapkan khusus yang ada di kamar Denis.
Moris langsung berjalan menuju ke kamar Denis.
"Ada apa Tuan memanggil saya kemari ?" ucap Moris .
"Kau bersihkan tubuh gadis itu dan ganti bajunya." Ucap Denis yang berada di samping tempat tidur Tania
"Baik Tuan." Ucap Moris berjalan masuk ke dalam kamar.
"Aku akan ke ruangan kerjaku, kalau kau sudah selesai beri tau padaku. " Ucap Denis dengan raut wajah datar, sambil berjalan keluar dari kamarnya menuju ke ruangan kerjanya.
Denis pergi ke ruangan kerjanya di tengah Jalan dia menerima panggilan dari seorang wanita.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sari Haryanti
tania sj tdk.tau diri sdh berkali2 di tolong keras kepala belagu
2021-12-13
0
Wati Simangunsong
yg sprti nie yg ku suka..jngn bnyk drama
2021-08-10
0
isna akhiriya
lah aku baru sadar klu moris bkn laki2🤭
2021-07-21
0