Denis dan Arya pergi melihat keadaan Bos rentenir dan anak buah yang disekap di gudang kosong di tengah-tengah kota B. Sesampainya di gudang Denis masuk ke dalam gudang bersama Arya dan beberapa anak buahnya yang mengikutinya dari belakang.
Para anak buah dan Bos rentenir diikat di tiang-tiang gudang.
"Maafkan kami Tuan, kami tidak tau kalau wanita itu adalah kekasih mu." Ucap Bos rentenir, dengan raut wajah ketakutan melihat Denis datang menemuinya.
"Kau pikir dengan meminta maaf, aku akan memaafkan apa yang kau lakukan." Ucap Denis dengan raut wajah datar, sambil menggoreskan belati pemberian ibunya ke wajah bos rentenir itu.
"AAAAAH," ucap Bos rentenir dengan raut wajah kesakitan, sambil berteriak kesakitan.
"Aku baru saja memberikan satu hadiahku untukmu, Kau sudah berteriak seperti itu." Ucap Denis dengan raut wajah datar, sambil tersenyum tipis.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak akan pernah muncul lagi di kota B." Ucap Bos rentenir, dengan raut wajah kesakitan memohon ampun.
"Kau kira dengan perkataan seperti itu, aku akan melepaskan mu begitu saja." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam, sambil menggoreskan belatinya yang kedua kalinya ke wajah Bos rentenir itu.
"Ampuni saya Tuan." Ucap Bos rentenir dengan raut wajah yang kesakitan.
"Kau akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang kau perbuat!" ucap Denis sambil berbalik badan berjalan pergi ke arah Arya.
"Ampuni saya Tuan." Ucap Bos rentenir, menangis berteriak memohon ampun ke Denis.
"Aku mau kau mengirim mereka ke kota D, ke perusahaan penelitian human organ research." Ucap Denis, dengan tatapan mata yang mengerikan ke arah Arya.
"Aku akan pulang." Ucap Denis berjalan keluar dari gudang.
Denis pergi meninggalkan gudang seorang diri menggunakan mobil.
Sedangkan Arya masih di dalam gudang mengurus Bos rentenir dan anak buahnya, untuk dikirim ke kota D untuk dijadikan objek eksperimen.
Di sisi lain Tania yang berada di kamar Denis, kaget melihat kondisi kamar Denis yang begitu besar dan sangat mewah, Tania langsung berjalan masuk ke dalam kamar Denis.
"Nona bisa beristirahat sekarang, kalau Nona memerlukan sesuatu anda bisa menelepon saya, teleponnya akan langsung otomatis masuk ke telepon dapur, teleponnya ada di meja tidur." Ucap Moris sambil menutup pintu kamar.
Tania yang sudah kecapean berjalan masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhnya, pada saat Tania beredam di dalam bathtub. Tanpa dia sadari dia tertidur.
Denis yang sudah pulang, langsung pergi ke kamar untuk beristirahat. Saat Denis masuk, dia merasa ada yang aneh saat memasuki kamarnya, dia langsung teringat dengan Tania.
"Ke mana gadis itu pergi, bukankah aku menyuruh Moris untuk mengantarkan gadis itu ke kamarku." ucap Denis kebingungan mencari Tania.
Denis yang kebingungan mencari Tania di seluruh ruangan kamarnya yang begitu luas. Dia melihat bajunya yang dipakai Tania tergantung di luar balkon kamarnya.
"Kenapa baju ini basah?" ucap Denis kebingungan.
Tanpa pikir panjang dia langsung pergi ke kamar mandi, melihat apakah Tania ada di dalam.
Denis yang melihat Tania beredam di dalam bathtub yang penuh dengan busa sabun, dengan keadaan Tania yang tertidur pulas.
"Gadis ini malah tidur di sini!" ucap Denis berjalan mendekati Tania.
"Kenapa kau tidur di kamar mandi?," ucap Denis sambil menyemprotkan air ke wajah Tania.
Tania yang terbangun kaget saat Denis menyemprotkan air kewajahnya.
"Dasar pria cabul kenapa kau di sini ?" ucap Tania dengan raut wajah terkejut melihat Denis berada di samping bathtub.
"Aku mencarimu," ucap Denis.
"Dasar pria cabul, cepat kau keluar dari sini!" ucap Tania dengan raut wajah marah sambil menarik baju Denis.
Denis yang menahan tarikan bajunya tanpa sengaja Denis terpeleset masuk ke dalam bathtub, Tania yang kaget melihat Denis terjatuh ke dalam bathtub, dengan refleks Tania langsung menimpuk kepala Denis menggunakan botol sabun, yang ada di samping bathtub hingga Denis pingsan.
"Apa aku memukulnya terlalu keras." Ucap Tania dengan raut wajah khawatir, sambil menggoyang-goyangkan badan Denis yang masuk ke dalam air.
Tania yang khawatir langsung keluar dari bathtub, untuk mengangkat badan Denis keluar dari bathtub.
Tania menggotong Denis ke tempat tidur Denis.
"Aku harus menelpon Moris." Ucap Tania sambil membaringkan Denis di tempat tidur, berjalan ke samping tempat tidur mengambil telepon yang ada di meja.
Kring... Kring... Kring
"Halo, apa kau bisa membawakanku semangkok es batu dan handuk kecil." Ucap Tania.
"Baik Nona saya akan membawakannya sekarang." Ucap Moris.
"Terima kasih." Ucap Tania sambil menutup telepon.
Tania yang masih memakai handuk berdiri di depan lemari, mencari baju Denis yang bisa dia pakai.
Dari arah pintu kamar Moris datang, sambil membawa es batu dan baju tidur untuk Tania.
"Permisi Nona, ini yang Nona minta tadi, saya juga membawakan baju tidur yang diminta Tuan Denis." Ucap moris sambil berjalan masuk ke dalam kamar.
"Kenapa Tuan tidur cepat sekalih, tidak seperti biasanya." Ucap Moris sambil meletakkan baju dan es batu di atas meja.
"Dia tidak tertidur, tapi pingsan." Ucap Tania, sambil berjalan mengambil baju yang diberikan Moris.
Moris sontak kaget mendengar ucapan Tania
"Aah, kenapa Tuan bisa pingsan." Ucap Moris dengan raut wajah serius.
"Dia terpeleset di kamar mandi." Ucap Tania sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi, mengganti pakaiannya.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa persetujuan dari Tuan Denis, kelihatannya dia baik-baik saja, sebaiknya aku meninggalkan mereka berdua." Ucap Moris dalam hatinya sambil berjalan keluar dari kamar Denis.
Tania keluar dari kamar mandi, menggunakan baju tidur.
"Ini baju apa, kenapa pendek sekalih dan kenapa bagian belahan dada nya terbuka sekalih," ucap tania sambil menarik bajunya dengan raut wajah kesal.
"Pasti baju ini, dia yang memilihnya." Ucap Tania dengan raut wajah kesal sambil melirik ke arah Denis.
"Dasar pria mesum." Ucap Tania dengan kesal sambil memukul Denis dengan bantal.
"Sudahlah dia sudah menyelamatkanku untuk kedua kalinya, aku akan memaafkan perbuatannya." Ucap Tania, sambil menaruh bantal di kasur, Tania berjalan mengambil es batu dan handuk yang diletakkan di atas meja.
"Ini akibatnya untuk pria mesum sepertimu." Ucap Tania sambil mengompres kepala Denis dengan es batu.
Tiba-tiba Denis mengigau memanggil ibunya.
"Ibu tolong aku." Ucap Denis dengan nada suara yang pelan.
"Ibu aku takut." Ucap Denis dengan raut wajah yang gelisah
"Apa yang aku harus lakukan dia mengigau memanggil ibunya terus," ucap Tania dengan raut wajah kebingungan.
Tanpa pikir panjang Tania langsung menggenggam tangan Denis, sontak Denis langsung berhenti memanggil ibunya.
"Sepertinya pria ini merindukan sentuhan ibunya." Ucap Tania dengan raut wajah yang sedih melihat Denis.
Tiba-tiba Denis menarik tangan Tania hingga dia terbaring di sampingnya.
"Dasar pria mesum, baru saja aku bersimpati padanya tapi malah berulah lagi." Ucap Taniadengan raut wajah kesal.
Tania yang berbaring di samping Denis menunggu dia tersadar. Tanpa dia sadari dia tertidur di samping Denis, karna kelelahan menjaga Denis.
Di sisi lain Alex bertemu Pamannya, di dalam ruangan kerja Pamannya.
"Aku punya berita bagus untuk Paman." Ucap Alex yang berdiri di depan meja kerja.
"Jangan membuang buang waktu untuk berita yang tidak penting." Ucap Paman Alex yang sedang duduk di kursi meja kerjanya, sambil menandatangani dokumen yang sedang dia baca.
"Paman akan menyukai berita ini." Ucap Alex dengan raut wajah serius sambil tersenyum tipis.
"Berita apa yang kau punya?" ucap Paman Alex.
"Denis menghancurkan acara lelang yang ada di kota B, karena seorang wanita." Ucap Alex sambil tersenyum.
Paman Alex yang mendengar ucapan Alex sontak membuat Pamannya berhenti melihat berkas yang pamannya baca.
"Aku mau kau cari tau wanita itu!" Paman Alex sambil berdiri dari kursinya berjalan ke arah Alex.
"Aku sudah punya cara untuk menghancurkan keluargamu." Ucap Paman Alex sambil tersenyum licik.
"Aku mau besok pagi berkas tentang wanita itu sudah ada di atas mejaku." Ucap Paman Alex dengan raut wajah yang serius.
" Baik, Paman." Ucap Alex sambil berjalan meninggalkan ruangan kerja pamannya.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nur Hayati
Tania, jangan bar bar dong???kok kayak gitu si
2021-08-03
1
marsya zahriani
ceritanya makin seruh...
jadi aku kasih bunga buat mu thor
2021-07-26
0
Wati Simangunsong
itu lh resiko s org mafia..psti titikk klemahannya org yg d cintainya
2021-07-24
0