Di tepi jalan di depan restoran, Tania dan Alex berbincang-bincang.
"Saya tidak mengenal anda, kenapa anda membantu saya?" ucap Tania dengan nada suara yang pelan.
"Kalau begitu kita berkenalan dulu biar kau bisa mengenalku, aku Alex. namamu siapa ?," ucap Alex dengan nada suara yang pelan.
"Namaku Tania, aku kerja di restoran itu." Ucap Tania sambil menunjuk ke arah restoran tempat dia berkerja.
"Aku janji, aku akan mengembalikan uangmu setelah aku gajian." Ucap Tania sambil tersenyum.
"Kau tidak perlu mengganti uangku. Sebagai gantinya kau harus mentraktirku makan di restoran tempat berkerjamu," ucap Alex sambil tersenyum.
"Baiklah kau begitu, setelah aku gajian. Aku akan mentraktirmu makan," ucap Tania sambil tersenyum.
"Berikan ponselmu, aku akan memberikan nomorku. Kau bisa menghubungiku setelah ini." Ucap Alex sambil tersenyum.
"Ponselku ada di apartemen, aku lupa membawanya. Kau bisa menuliskan nomormu di telapak tanganku," ucap Tania sambil menunjukkan telapak tangannya.
Alex sambil menuliskan nomornya di telapak tangan Tania. Mereka berdua bertukar nomor ponsel.
"Jangan lupa hubungi aku setelah kau gajian." Ucap Alex sambil berjalan meninggalkan Tania.
"Iya, aku pasti akan menghubungimu," ucap Tania.
"Daaah, sampai ketemu lagi Tuan Alex," ucap Tania sambil mengangkat tangan kanannya.
Alex menoleh kebelakang sambil tersenyum ke arah Tania.
"Sampai jumpa lagi." Ucap Tania berjalan masuk ke dalam restoran.
Setelah pertemuannya dengan Tania, Alex kembali ke mobilnya, yang jaraknya sangat jauh dari restoran. Dengan berjalan kaki.
"Tuan sudah kembali." Ucap supir Alex.
"Antarkan aku ke perusahaan sekarang." Ucap Alex dengan raut wajah datar sambil masuk ke dalam mobil.
"Ini baru awal dari pertemuan kita, masih ada pertemuan berikutnya." Ucap Alex dalam hatinya sambil tersenyum.
"Ini adalah awal dari kehancuranmu Denis." Ucap Alex tersenyum licik, sambil duduk di dalam mobil.
Di sisi lain, di dalam restoran Tania dijemput di depan pintu oleh pemilik restoran sekaligus teman pamannya.
"Kau dari mana saja kenapa selama 3 hari kau tidak masuk kerja, nomormu juga tidak aktif?" ucap pemilik restoran dengan raut wajah serius.
"Aku mohon maaf sebelumnya Pak, selama 3 tiga hari aku diculik, ponselku tertinggal di apartemen." Ucap Tania dengan raut wajah sedih.
"Kok bisa kamu diculik, kamu punya masalah sama siapa ?" ucap pemilik restoran dengan raut wajah kaget, sambil memegang bahu Tania.
"Ceritanya panjang Pak, sekarang yang terpenting aku sudah kembali dengan selamat." Ucap Tania sambil berjalan duduk di kursi yang ada di dekat pintu masuk restoran.
"kalau kau ada masalah cerita padaku, aku sudah menganggapmu seperti anakku, setelah pamanmu menitipkanmu padaku." Ucap pemilik restoran.
"Aku akan balik ke ruangan, kalau kau ada perlu tinggal bilang padaku, kau tidak perlu sungkan." Ucap pemilik restoran sambil berjalan meninggalkan Tania duduk sendirian.
"Iya Pak terima kasih." Ucap Tania sambil tersenyum.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku sudah terikat dengan pria itu. Bagaimana hidupku kedepannya, apa aku bisa tenang kalau setiap hari aku harus bertemu dengan musuh-musuhnya." Ucap Tania dalam hatinya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut wajah kebingungan.
"Apa aku bisa lepas dari lingkungan ini ?"ucap Tania dalam hatinya.
"Sudahlah jangan pikirkan masalah ini, lebih baik aku balik berkerja." Ucap Tania dengan raut wajah kesal, sambil beranjak berdiri dari kursi.
Tania kembali berkerja seperti biasanya.
Tania masuk ke dapur.
"Kau dari mana saja Tania ?, kenapa kau tidak masuk kerja selama 3 hari." Ucap Melina teman kerja Tania sambil memotong-motong sayuran di atas talenan.
"Ceritanya panjang, nanti setelah pulang kerja aku ceritakan." Ucap Tania sambil mengusap keningnya.
Salah satu teman kerja Tania mencela pembicaraan Tania antara Melina.
"Dia pasti pergi bersama om-om, ups alias jual diri." Ucap Reina, sambil tersenyum licik ke arah Tania.
Tania hanya diam mendengar perkataan Reina.
"Jaga ucapanmu, kamu tidak usah sembarangkan menuduh orang." Ucap Melina dengan raut wajah kesal.
"Biarkan saja, dia bicara semaunya, kenyataannya aku tidak seperti itu." Ucap Tania dengan santai.
"Dia itu sekalih-sekalih harus dikasih tau biar tidak seenaknya menuduh kamu kaya begitu, ini bukan yang pertama kali loh, sudah sekian kalinya dia bicara kaya begitu." Ucap Merlina dengan raut wajah kesal.
"Dia saja diam, berarti betul doang yang aku bicarakan selama ini," ucap Reina sambil tersenyum licik ke arah Tania.
"Aku diam bukan berarti yang kamu bicarakan itu benar, aku cuman males aja bicara sama orang yang enggak punya otak." Ucap Tania dengan raut wajah datar.
"Dasar wanita jalang, siapa yang kamu bilang enggak punya otak." Ucap Reina dengan raut wajah yang marah.
"Dari ucapanmu barusan itu sudah membuktikan kalau kau tak punya otak, jelas-jelas kau tidak punya bukti apa pun tentangku. Yang bisa membuktikan kalau diriku wanita yang seperti kau katakan itu," ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Aku akan membuktikannya pada mu wanita jalang, tunggu saja nanti." ucap Reina dengan raut wajah yang marah, sambil berjalan meninggalkan Tania.
Setelah pertengaran Tani dengan teman kerjanya dia kembali berkerja seperti biasanya.
Setelah berkerja Tania pulang seperti biasanya, tepat pukul 22:00. Dia pulang berjalan kaki menuju ke apartemennya, tiba-tiba di tengah perjalanannya ada 3 orang pria paruh baya yang sedang mabuk, yang berumur sekitar 40 tahun ke atas yang menganggu Tania di jalan.
"Hai gadis cantik mau ke mana?, om antar yah." Ucap salah satu dari laki-laki yang berdiri disamping tembok.
Tania tidak menghiraukan ucapan pria tersebut dia tetap perjalan kedepan.
Tiba-tiba para pria itu datang kedepan Tania menghadang jalannya.
"Gadis manis, kau mau ke mana? yuk temani om malam ini." Ucap pria yang ada di depan Tania.
"Kamu tidak usah takut, kami tidak akan berbuat jahat kok." Ucap pria yang ada di samping kanan Tania.
"Nanti om kasih jajan deh," ucap pria yang ada di samping kiri Tania.
"Kalian semua minggir, jangan mengangguku." ucap Tania dengan raut wajah datar.
"Gadis manis jangan galak-galak doang," ucap Pria yang ada di depan Tania sambil mencolek dagu Tania.
"Singkirkan tanganmu dari wajahku," ucap Tania dengan raut wajah kesal sambil mendorong tangan pria yang ada di depannya.
Dari arah belakang Tania, tiba-tiba ada cahaya lampu mobil yang mengarah ke tempat Tania.
Para pria itu refleks langsung menutup wajahnya dengan lengannya, karena cahaya lampunya terlalu terang membuat 3 pria itu tidak bisa melihat ke arah mobil itu.
Dari dari dalam mobil, keluar pria yang bertubuh tinggi dengan baju yang serba hitam dan menggunakan kacamata hitam, yang berjalan mendekati Tania.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Kamu sudah pun menemui Alex bahkan masuk perangkap Alex musuh nya Denis,Tania bodoooohhh🙄🙄🤦🤦
2022-06-14
0
Wati Simangunsong
denis atw alexx
2021-08-10
0
Nur Hayati
Tania bar bar mbangettttt si
2021-08-03
0