Setelah kejadian di pameran, Denis dan Tania langsung pulang ke rumah Denis. Tania merasa berutang budi ke Denis yang telah menyelamatkan dirinya, dia juga merasa malu bertemu dengan Denis dan Arya dalam kondisi yang dia anggap kotor.
Di dalam mobil.
"Dasar gadis bodoh kenapa kau tidak bisa menjaga dirimu, kau selalu saja menyusahkanku." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
"Kau yang melibatkan dirimu disetiap masalahku." ucap Tania dengan wajah cemberut.
"Dasar gadis bodoh, kalau bukan aku yang menyelamatkanmu siapa lagi yang akan membantumu disana, apa kau mau aku mengantarmu ke sana lagi." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
"Aku kan tidak menyuruhmu untuk menyelamatkanku, itu pilihanmu sendiri." Ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Dasar gadis bodoh, beginikah caramu memperlakukan orang yang sudah menyelamatkanmu." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
"Baju apa yang kau pakai itu, kenapa kau mau-maunya memakai pakaian seperti itu." Ucap Denis dengan raut wajah kesal, sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Dasar pria bodoh, apa kau kira aku yang minta mereka memberikan baju ini padaku," ucap Tania dengan raut wajah marah
"Iya sudah, aku minta maaf." Ucap Tania dengan raut wajah cemberut.
Arya yang merasa kesal mendengarkan pertengkaran Denis dan Tania, tiba‐tiba menghentikan mobilnya.
"Kenapa kalian malah ribut sih, kalian sudah seperti kucing sama tikus." Ucap Arya, sambil menoleh ke arah Tania dan Denis dengan raut wajah Kesal.
"Dia yang memulainya." Ucap Tania dan Denis secara bersamaan saling menunjuk satu sama lain.
"Sudah kau menyetir saja." Ucap Denis dengan raut wajah yang kesal.
"Kakak, kenapa kau begitu galak padaku, sedangkan dengan wanita ini kau sangat baik." Ucap Arya dengan raut wajah sedih.
"Siapa juga yang baik padanya, aku hanya menolongnya saja," ucap Denis
"Lebih baik kau jalankan mobil ini, sebelum aku mengirimmu ke Afrika." Ucap Denis dengan raut wajah kesal.
Dengan raut wajah ketakutan, Arya kembali menjalankan mobilnya.
Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit dari gedung pameran ke rumah Denis, mereka kembali ke rumah Denis.
****Rumah Denis****
"Cepatlah kau turun, apa kau mau tidur di dalam mobil." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku malu kalau keluar dengan pakaian seperti ini." Ucap Tania dengan raut wajah malu.
"Apa perlu aku harus mengendongmu masuk ke dalam rumah." Ucap Denis dengan raut wajah dingin.
"Kau tidak perlu mengendongku, apa tidak ada cara lain." Ucap Tania, sambil memikirkan bagaimana cara dia masuk ke rumah Denis tanpa harus digendong olehnya.
"Apa aku bisa memintamu membuka bajumu ?" ucap Tania dengan raut wajah memelas sambil menarik pakaian Denis.
"Dasar gadis bodoh, kau mencoba merayuku!" ucap Denis dengan tatapan mata yang dingin, sambil memajukan badanya ke arah Tania.
"Dasar pria bodoh, aku memintamu membuka bajumu bukan untuk mengodamu, aku membutuhkan baju kemeja hitammu. Agar aku bisa menutupi pakaianku." Ucap Tania dengan wajah kesal sambil mundur perlahan lahan dari Denis.
"Kenapa kalian bertengkar sepanjang perjalanan, telingaku rasanya sudah muak mendengarkan perdebatan kalian." Ucap Arya.
"Kau keluar dari mobil!" ucap Denis dengan tatapan mata yang dingin.
"Aku tidak mau keluar, Kakak saja tidak keluar. Kenapa aku harus keluar dan melewatkan pemandangan seperti ini," ucap Arya dengan nada mengejek.
"Aku bilang kau keluar dari mobil!," ucap Denis dengan raut wajah serius dan tatapan mata yang mengeringkan.
"Iya, baiklah aku akan keluar. Kau tak perlu memasang wajah seperti itu," ucap Arya sambil keluar dari mobil.
"Kalian jangan berbuat yang tidak-tidak di dalam mobil, kalau kalian mau membuatkanku ponakan, lebih bagus kalian bermain di kamarmu kak." Ucap Arya dengan raut wajah mengejek sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
"Arya !" ucap Denis dengan raut wajah marah.
Arya hanya tertawa mendengar Kakaknya yang marah padanya.
Denis membuka bajunya di dalam mobil, Tania yang melihat Denis membuka bajunya dengan bentuk tubuh six pack, membuat dia malu melihat tubuh Denis.
"Kenapa kau memalingkan wajahmu?" ucap Denis sambil membuka kancing bajunya.
"Apa kau tidak merasa malu membuka bajumu didepan seorang wanita." Ucap Tania dengan raut wajah malu, sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.
"Kenapa aku harus malu, emangnya aku berbuat kejahatan apa." Ucap Denis dengan nada suara yang pelan.
"Atau jangan-jangan, ini yang pertama kalinya kau melihat dada seorang pria." Ucap Denis dengan nada mengejek sambil tersenyum.
"Dasar pria bodoh, kau pikir aku ini wanita sembarangan apa. Mau melihat dada pria sembarangan," ucap Tania dengan nada kesal.
"Kau bisa melihat dadaku dengan sepuasmu." Ucap Denis dengan raut wajah mengejek, sambil menarik tangan Tania untuk menyentuh dadanya.
"Lepaskan tanganku," ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Kau bisa merabanya sepuasmu," ucap Denis dengan raut wajah tersenyum.
"Dasar pria cabul." Ucap Tania dengan nada suara yang keras.
"Kau wanita pertama yang beruntung bisa melihat tubuhku dari jutaan wanita yang ada di kota ini." Ucap Denis sambil tersenyum tipis ke arah Tania.
"Dasar pria cabul." Ucap Tania.
Denis memberikan baju yang dia lepaskan untuk Tania pakai masuk ke dalam rumah.
"Apa lagi yang kau tunggu?" ucap Tania.
"Menunggumu mengganti baju." Ucap Denis dengan raut wajah tersenyum sambil menopang tangan kanannya di samping dagunya.
"Dasar pria cabul keluar dari mobil sekarang!" ucap Tania dengan raut wajah marah sambil mendorong Denis keluar dari mobil.
Di sisi lain Arya yang duluan masuk disambut Moris di depan pintu.
"Tuan muda kedua sudah pulang." ucap Moris sambil membuka pintu.
"Iya!" ucap Arya dengan raut wajah tersenyum, sambil menggaruk kepalanya
"Kau siapkan teh hangat untukku, aku akan menunggu di ruang tamu." Ucap Arya sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
"Baik Tuan," ucap Moris berjalan ke dapur.
"Apa Tuan muda Denis tidak ikut bersama Tuan?" ucap Moris bertanya.
"Kakak pulang bersamaku, tapi dia menyuruhku untuk masuk duluan, karena dia mau membuatkanku ponakan yang lucu." Ucap Arya sambil tertawa duduk di sofa.
Moris yang mendengarkan perkataan Arya tersenyum, belum pernah dia melihat keadaan dimana Tuan muda kedua bisa tertawa saat membicarakan Tuan Denis.
Di sisi lain Tania dan Denis datang, dia datang dengan keadaan tidak memakai baju dengan dada yang telanjang sedangkan Tania yang bersembunyi dibelakang Denis menggunakan kemeja kancing warna hitam yang dipakai Denis di acara lelang tadi.
Arya yang melihat Tania menggunakan baju kemeja Denis yang setinggi paha Tania, dengan kancing baju yang terbuka dibagian atas lehernya. Membuat Arya melongo melihat Tania yang kelihatan manis dan imut.
"Apa yang kau lihat?" ucap Denis dengan tatapan mata yang sinis.
"Tidak ada." Ucap Arya dengan raut wajah panik, sambil menggaruk kepalanya.
"Apa aku terlihat aneh Dokter Arya?," ucap tania dengan wajah malu-malu, dengan pipi yang memerah.
"Tidak kok, kamu terlihat manis sekalih menggunakan baju Kakakku." Ucap Arya sambil menggaruk kepalanya.
Moris datang dengan membawa secangkir teh hangat.
"Ini tehnya Tuan muda kedua." Ucap Moris sambil menaruh tehnya di atas meja.
"Moris suruh orang untuk membelikan baju tidur wanita, dan antarkan gadis ini ke kamarku," ucap Denis dengan raut wajah datar.
"Baik Tuan," ucap Moris
Moris mengantarkan Tania pergi ke kamar Denis.
Tiba-tiba anak buah Denis datang menemui dirinya.
"Maaf Bos, kami sudah membereskan kekacauan diacara pameran." Ucap anak buah Denis.
"Bagus, bagaimana orang-orang yang kusuruh kalian tahan." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam
"Kami sudah membawa mereka ketempat yang Bos suruhkan." Ucap anak buah Denis.
"Baiklah aku akan kesana sekarang." Ucap Denis dengan tatapan mata yang tajam, dengan raut wajah yang serius.
Anak buahnya Denis pergi.
"Kau mau menemui mereka sekarang," ucap Arya sambil menikmati teh hangatnya.
Denis menarik tangan Arya ikut dengannya pergi.
"Tunggu dulu, tehku belum habis," ucap Arya sambil menaruh tehnya di meja
"Tehmu, kau simpan dulu." Ucap Denis dengan tatapan mata yang dingin
Denis dan Arya pergi menaiki mobil.
Mereka pergi bersama anak buahnya yang lain menuju tempat di mana bos rentenir dan anak buahnya disekap.
Di sisi lain, saat di perjalaan pulang di dalam mobil Tuan muda naga merah, yang tadinya marah di acara lelang raut wajah berubah tersenyum licik.
"Sekarang kau sudah mempunyai titik kelemahan." Ucap Alex dalam hatinya, dengan raut wajah tersenyum licik.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Alya Buleud
lanjutt gas full
2022-10-14
0
Ecin 708
lanjut Thor makin seru cerita nya
2021-12-19
0
Ecin 708
lanjut Thor makin seru cerita nya
2021-12-19
0