Tania masuk ke kamarnya membawa segelas air lemon dingin yang dia pegang di tangan kanannya.
Tania membangunkan Denis yang tertidur di sofa.
"Eiii, bangun." Ucap Tania, menggoyang-goyangkan tubuh Denis.
Tiba-tiba Denis terbangun, langsung muntah di atas baju Tania.
Tania mendorong badan Denis ke sofa.
"Sial, aku harus mandi lagi, kalau kaya gini." Ucap Tania sambil menutupi hidungnya.
Karena mutahan Denis mengenai pakaiannya juga, Tania melepaskan baju Denis.
"Pria yang merepotkan," ucap Tania sambil membuka kancing baju Denis satu persatu.
"Wooh, dia punya tubuh yang bagus juga." Ucap Tania dengan raut wajah yang datar, sambil menyentuh otot perut Denis.
Di sisi lain di kediaman Alex.
Dari sudut ruangan kerja Alex, terlihat Alex sedang berbicara dengan seseorang pria.
"Aku mau besok kalian tetap mengintai gadis itu." Ucap Alex dengan raut wajah serius.
"Aku mau besok kalian melakukan apa yang aku suruhkan," ucap Alex.
"Tapi bagaimana kalau dia bersama tuan Denis." Ucap pria suruhan Alex.
"Kau tunggu setelah mereka berpisah, setelah itu baru kau lakukan apa yang aku suruhkan." Ucap Alex sambil tersenyum licik.
"Baik Tuan," ucap pria suruhan Alex sambil berjalan meninggal ruangan kerja Alex.
Di sisi lain di kamar Tania, Denis mulai sadar.
Tania memberikan air lemon dingin ke Denis, sambil mengangkat kepala Denis.
Denis masih setengah sadar, tertidur kembali.
"Bagus, setelah ini aku bisa tidur dengan tenang." Ucap Tania sambil menaruh gelas yang sudah habis diminum Denis di atas meja yang berada di samping sofa.
"Aku harus mandi, sebelum aku tidur, muntah pria ini sangat bau." Ucap Tania beranjak berdiri dari sofa menuju ke kamar mandi.
Setelah 15 menit Tania mandi, dia berjalan mendekati Denis sambil membawakan selimut untuknya.
Setelah Tania memberikan selimut pada Denis dia kembali ke tempat tidurnya.
Ke esokan harinya.
Di pagi hari, Tania terbangun dari tidurnya merasa ada yang aneh.Seperti ada yang memeluknya tapi di sampingnya tidak ada siapa-siapa.
Tanpa Tania sadari dia tidur dengan selimut, padahal selimutnya kemarin malam dia berikan pada Denis.
"Bukankah selimut ini, ku berikan ke padanya." Ucap Tania dengan raut wajah bingung sambil melihat ke arah sofa.
"ke mana dia pergi ?," ucap Tania dengan raut wajah bingung.
Tania yang kebingungan, Tiba-tiba dia melihat ada kaki yang melewati ranjang tempat tidur yang keluar dari selimut, sedangkan Tania merasa kakinya masih ada di dalam selimut.
Sontak Tania langsung membuka selimutnya, dia terkejut, ternyata Denis ada di bahwa selimut berbaring sambil memeluk pinggangnya.
Tania berteriak dengan suara yang sangat keras, terkejut.
...Aaaah!!!...
...Aaaah!!!...
...Aaaah!!!...
"Kenapa kau bisa ada di tempat tidurku!," ucap Tania sambil beranjak turun dari tempat tidur, sambil menutupi dirinya dengan selimut.
Tania yang kesal melihat Denis tidak menanggapi ucapannya, Tania langsung mengambil bantal menimpuk Denis.
"Dasar pria mesum." Ucap Tania dengan raut wajah yang marah, sambil menimpuk Denis dengan bantal hingga Denis terbangun.
"Dasar wanita aneh kenapa kau menimpukku, sekarang kepalaku sangat pusing, kau menganggu tidurku saja." Ucap Denis dengan raut wajah yang masih mengantuk, sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Dasar pria mesum," ucap Tania dengan raut wajah yang marah.
"Kau sudah salah, malah marah-marah lagi, coba kamu lihat sekarang kamu sedang tidur di tempat tidur siapa." Ucap Tania dengan suara yang keras, dengan raut wajah yang kesal.
"Aku mau tidur, jangan ganggu." Ucap Denis sambil menutup kepalanya menggunakan bantal.
"Dasar pria brengsek, harusnya semalam aku tidak membiarkanmu tidur di kamarku." Ucap Tania dengan raut wajah kesal.
"Tenang lah, aku tidak berbuat macam-macam, aku hanya memelukmu saja." Ucap Denis dengan nada suara yang santai, dengan raut wajah yang datar.
"Siapa yang mengizinkanmu memelukku !" ucap Tania dengan nada suara yang tinggi, dengan raut wajah yang kesal.
Dengan raut wajah marah Tania keluar dari kamar sambil membawa pakaiannya turun ke bawa menemui Moris.
"Ingin rasanya aku tonjok pria itu." Ucap Tania dalam hatinya sambil berjalan menuruni tangga sambil membawa pakaiannya.
Moris yang melihat Tania turun dari tangga dengan terburu-buru, dia langsung menghampiri Tania di depan tangga.
"Nona mau ke mana ?, membawa pakaian." Ucap Moris.
"Aku mau mandi," ucap Tania dengan raut wajah yang masih kesal sama Denis.
"Kenapa Nona tidak mandi, di dalam kamar Nona saja, apa ada masalah di dalam kamar mandi Nona." Ucap Moris dengan raut wajah serius bertanya.
"Tidak ada masalah, masalahnya hanya ada pada Tuanmu." Ucap Tania dengan nada suara yang pelan dengan raut wajah yang kesal.
"Ada apa dengan Tuan Denis ?," ucap Moris dengan raut wajah yang bingungan.
"Aku sedang kesal, kau tunjukan saja padaku di mana kamar mandi yang lain di sini." Ucap Tania dengan nada suara yang pelan.
Melihat Tania yang sudah kesal, Moris bergegas mengantarkan Tania ke kamar mandi lain yang ada di rumah itu.
Setelah beberapa saat Denis turun dengan pakaian yang sudah rapi.
Denis menunggu Tania sambil duduk di meja makan sambil menikmati teh panas yang sudah disediakan Moris di meja makan.
Setelah beberapa saat Tania datang ke meja makan dengan raut wajah yang masih kesal.
"Kau sarapan dulu, setelah itu baru kita pergi bersama-sama." Ucap Denis yang sedang duduk di kursi meja makan, yang berhadapan dengan kursi Tania.
"Pria ini bahkan sama sekalih tidak merasa bersalah." Ucap Tania dalam hatinya.
Di sisi lain para orang suruhan Alex sedang memantau kediaman rumah Denis dari luar.
Mereka menunggu Tania keluar dari rumah Denis.
Setelah menunggu yang cukup lama, Tania keluar dari rumah menaiki mobil bersama Denis.
Orang-orang suruhan Alex pun langsung mengikuti mobil Denis, dari kejauhan agar tidak ketahuan oleh Denis.
Di sisi lain dalam mobil Denis Tania masih saja kesal dengan Denis.
"Apa kau mau diam terus seperti ini, dari semenjak keluar dari rumah sampai sekarang kau tak mau bicara apapun." Ucap Denis dengan raut wajah datar sambil menyetir mobil.
"Kau sangat menyebalkan, aku sedang kesal jangan membuatku tambah marah lagi." Ucap Tania sambil membuang muka ke arah jendela mobil.
Mendengar ucapan Tania Denis sontak terdiam, setelah sampai di depan restoran. Tania keluar dari dalam mobil dengan raut wajah cemberut.
Denis pun meninggalkan Tania setelah mengatarnya.
Di sisi lain para orang suruhan Alex masih memantau gerak-gerik Tania dari arah ke jauhan, menunggu kesempatan bagus untuk melaksanakan perintah Alex.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Aku heran deh kenapa di rumah bos seorang Mafia tidak ada satu pun pengawal nya yang berjaga jaga..
2022-06-14
0
Tiwik Firdaus
masak denis ngak tau kalau diintai orang jatanya geng mafia hebat masak ngak tau kalau diikuti orang dibelakang
2021-12-06
0
Iis Ramdan
ah c.denis mh orangnya ga lucu aj
2021-09-09
0