Dari balik pintu ruangan kerjanya, Denis sedang duduk di kursi dengan raut wajah yang serius seperti memikirkan sesuatu.
"Apa yang harus aku lakukan jika, dia sudah kembali." Ucap Denis berpikir keras.
"Ke datangannya tinggal seminggu lagi." Ucap Denis dengan raut wajah serius.
Dia memegang gelas yang penuh dengan bir di tangan kanannya.
"Aku harus berbuat sesuatu belum dia datang." Ucap Denis sambil meminum bir sekalih teguk.
Di sisi lain Tania yang berada di kamarnya masih melongo melihat kamarnya yang begitu mewah.
"Apa ini semua baju untuk kupakai ?, apa ini tidak terlalu banyak." Ucap Tania sambil membuka lemari yang penuh dengan pakaian.
"Ini baju bagus sekalih," ucap Tania sambil memegang baju gaun berwarna merah.
"Wooooh, gila siapa yang mau membeli satu baju dengan harga 100 juta." Ucap Tania
Sambil memegang label harga yang masih tertempel di pinggang bajunya, dengan raut wajah yang kaget sampai Tania sontak langsung membuatnya mundur selangkah ke belakang.
"100 juta, itu bisa aku pakai sewa apartemen dua tahun, itu pun sudah lengkap dengan perlengkapan dapurnya, kenapa dia malah menghabiskan uangnya yang tidak penting seperti ini. Hanya untuk sebuah gaun saja," ucap Tania dengan raut wajah yang masih terkejut.
"Sudahlah aku tidak mau lihat pakaian itu lagi, bisa-bisa aku kena serangan jantung tiba-tiba." Ucap Tania sambil mengusap jidatnya dengan raut wajah polosnya.
"Lebih baik aku pergi mandi, dari pada harus melihat barang-barang ini." Ucap Tania sambil berjalan masuk ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, Tania kembali dikejutkan dengan kamar mandinya, yang begitu luas bagaikan kamar tidur yang dia miliki di apartemennya.
"Ini kamar mandi, atau kamar tidur." Ucap Tania dengan raut wajah yang melongo melihat kamar mandinya.
"Bahkan luas kamar mandinya sama seperti luasnya apartemenku." Ucap Tania berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Kamar mandinya yang ada di kamar Denis, juga tidak sebesar ini." Ucap Tania dengan raut wajah yang kebingungan.
"Sebenarnya ini kamar milik siapa ?" ucap Tania dalam hatinya.
Di sisi lain di kediaman rumah Alex.
Alex yang berada di kamarnya yang sedang berdiri di depan balkon sambil berbicara ditelepon dengan seorang wanita.
"Kapan kau pulang?" ucap Alex kepada seorang wanita yang dia telepon.
"Tunggulah, setelah urusanku selesai aku akan pulang secepatnya, kira-kira seminggu lagi." Ucap wanita yang sedang di telepon Alex.
"Kita masih harus menyelesaikan masalah yang masih tertunda." Ucap Alex dengan raut wajah yang serius.
"Aku pastikan akan menyelesaikan itu, setelah aku kembali ke kota B." Ucap wanita itu.
"Kau segeralah pulang, aku merindukanmu." Ucap Alex dengan raut wajah yang tersenyum.
"Aku juga merindukanmu," ucap wanita itu.
"Apa kau tidak bisa setelah pulang langsung bertemu denganku dulu," ucap Alex dengan nada suara yang mengoda.
"Aku tidak bisa langsung menemuimu, aku takut dia memata matai diriku setelah pulang. Semua yang kita tutup rapat rapat akan hancur, jika dia mengetahui segalanya." Ucap wanita itu dengan serius.
"Baiklah kalau begitu setelah kau pulang, aku akan mengatur jadwal agar kita bisa bertemu." Ucap Alex
"Iyaa, muuah Baby." Ucap wanita itu sambil mematikan teleponnya dengan Alex.
Di sisi lain di kamar Tania.
Tania keluar dari kamar mandi, dengan menggunakan baju mandi, dengan handuk yang melilit rambutnya.
Tania berjalan keluar dari kamar mandi, sambil memperbaiki ikatan baju mandinya yang dia kenakan
"Segarnya, sekarang aku tinggal mencari baju tidur." Ucap Tania.
Saat Tania sedang mencari baju tidur di lemari yang penuh dengan pakaian, untuk dia kenakan.
Tiba-tiba Denis masuk ke dalam kamar Tania dengan kondisi mabuk.
"Apa yang kau lakukan di sini, keluar dari kamarku." Ucap Tania dengan raut wajah yang marah.
Tania mencium bau alkohol dari dari tubuh Denis.
"Apa kau sedang mabuk ?" ucap Tania kebingungan.
Denis yang sudah mabuk, tidak menghiraukan ucapan Tania.
Denis tetap berjalan masuk ke dalam kamar Tania hingga dia terjatuh ke sofa.
Tania berjalan menghampiri Denis.
"Kenapa pria ini bisa mabuk, saat kutinggalkan di bawah dia masih baik-baik saja." Ucap Tania.
Dia mencoba mengangkat tubuh Denis.
"Aku harus membawa dia ke kamarnya, atau aku biarkan dia tidur disini." Ucap Tania sambil melihat ke arah Denis yang terbaring di sofa.
"Tubuhnya terlalu berat." Ucap Tania dengan raut wajah yang lesu.
"Aku akan membiarkan dia tidur di sofa." Ucap Tania.
Tania berjalan keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah, pergi ke dapur.
"Nona kenapa ada di sini, apa Nona memerlukan sesuatu?" ucap Moris.
Tania berdiri depan meja makan.
"Aku cuman mau membuat air lemon." Ucap Tania sambil berjalan menghampiri Moris.
"Tunggu sebentar, saya akan membuatkannya untuk Nona." Ucap Moris.
Moris berjalan mengambil gelas yang ada di belakangnya, yang sudah tertata di dalam lemari khusus.
"Tidak perlu aku yang akan membuatnya sendiri, kamu duduk saja." Ucap Tania sambil menarik tangan Moris.
"Baiklah Nona." Ucap Moris sambil duduk di kursi.
"Nona suka minum air lemon setiap malam?" ucap Moris.
"Tidak aku membuat air lemon ketika aku mabuk." Ucap Tania.
"Nona sedang mabuk?" ucap Moris dengan raut wajah bingung.
"Aku tidak mabuk, tapi tuanmu yang sedang mabuk, dia sekarang ada di kamarku sekarang." Ucap Tania sambil memotong-motong lemon.
"Tuan Denis mabuk lagi, itu sudah hal biasa." Ucap Moris dengan raut wajah datar.
"Kapan pria itu pergi minum, belum cukup 1 jam aku bertemu dengannya di bawah. Tiba-tiba dia datang ke kamarku dengan keadaan mabuk." Ucap Tania dengan raut wajah kebingungan.
"Tuan tidak perlu ke tempat seperti itu, dia mempunyai gudang bir sendiri di belakang ruangan tempat kerjanya, kalau dia mau minum, tinggal menyuruh orang untuk mengambilkannya." Ucap Moris dengan raut wajah datar dengan nada suara yang pelan.
"Pantas, aku pikir dia pergi minum di luar." Ucap Tania.
"Apa dia sering seperti ini ?" ucap Tania.
"Tuan mabuk ketika dia dalam kedaan stres atau pun dia sedang banyak pikiran." Ucap Moris.
"Dasar pria, setiap ada masalah selalu saja mencari
ketenangan dalam minuman beralkohol." Ucap Tania.
"Aku mau berpesan pada Nona, jangan membuat Tuan Denis kecewa." Ucap moris dengan raut wajah datar.
Tania mengiyakan ucapan Moris dengan raut wajah bingung, tidak mengerti apa yang dimaksudnya.
Tania kembali ke kamarnya sambil membawa segelas air lemon.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
pacaran Denis selingkuh sama alex
2022-07-01
0
Sumaita Aini
lanjut
2021-09-23
0
Wati Simangunsong
tk selamanya selingkuh indahh
2021-08-10
0