Moris menelpon Tuan muda kedua.
...Kring......
...Kring......
...Kring......
"Halo Tuan Arya,"
"Iya ada apa Moris, kenapa kamu menelpon saya pagi-pagi buta begini?" ucap Arya sambil menguap, beranjak duduk di kasurnya.
"Tuan Denis, meminta Tuan Arya datang ke sini sekarang, dia menunggu anda 5 menit dari sekarang. Kalau Tuan Arya telat 1 detik saja. Kata tuan Denis dia akan mengirim Tuan Arya ke Afrika untuk latihan militer selama 5 tahun."
"Kakakku sudah gila yah, dia pikir rumahnya dengan vilaku itu dekat apa," ucap Arya dengan raut wajah kesal.
"Sampaikan pesanku, aku akan segera ke sana." Ucapnya sambil mematikan teleponnya.
Arya melempar ponselnya ke tempat tidur, dengan raut wajah yang kesal akan perintah kakaknya tidak masuk akal itu.
"Dasar Kakak gila, bisa-bisanya dia mau mengirimku ke Afrika latihan meliter selama 5 tahun, apa dia mau membunuhku secara perlahan."
Arya langsung berjalan keluar dari kamar menuju ke basement mobilnya.
Di sisi lain di rumah Denis.
Moris kembali ke kamar menyampaikan pesan Arya "Tuan, tuan muda kedua akan segera datang."
"Siapkan sarapan untuk gadis ini makan, masak semua makanan yang enak." Ucap Denis dengan tatapan dingin.
"Tidak perlu repot-repot Bi, saya bisa masak sendiri." ucap Tania sambil beranjak berdiri dari tempat tidur.
"Panggil saja saya Moris, Nona itu sudah tugas kami. Nona istirahat saja."
"Tidak perlu, saya tidak mau merepotkan orang lain." Ucap Tania berjalan keluar dari kamar.
Tiba-tiba Denis langsung menggendong Tania.
"Kau masih sakit jangan banyak bergerak, duduk dan diam di tempat tidur." Ucap Denis dengan nada tinggi sambil menggendong Tania kembali ke tempat tidur.
"Lepaskan, aku bisa berjalan sendiri." Ucap Tania, dengan raut wajah malu.
Tiba-tiba Arya datang dengan wajah yang masih mengantuk dengan rambut yang berantakan dengan baju piyama yang masih melekat di tubuhnya.
"Kau menyuruhku datang sepagi ini, cuman untuk melihat kau bermesraan dengan gadis ini." Ucapnya berjalan masuk ke ruangan Tania dengan raut wajah sedih
"Tutup mulutmu, apa kau mau aku mengirimmu ke Afrika." Ucap Denis dengan tatapan mata yang dingin.
"Ampun... Kakak jangan kirim aku ke sana."
Arya merengek seperti bayi memegang tangan kakaknya memohon agar kakaknya tidak melakukan itu.
"Lepaskan tanganku, cepat periksa gadis itu!"
"Baiklah Kak." Ucap Arya dengan raut wajah kesal.
Melihat ada pria lain Tania langsung bertanya "Siapa dia?"
"Gadis manis, aku Dokter Arya sekaligus Tuan muda kedua dari rumah ini." Ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Kamu yang merawatku, terima kasih Tuan muda kedua." Ucap Tania sambil tersenyum.
"Gadis manis panggil saja aku dengan sebutan Arya, kamu tidak perlu memanggilku dengan nama lengkapku. Aku lebih suka dipanggil dengan namaku saja."
Melihat perbeda sikap Tania ke Arya membuat Denis meras Tania senang berbicara dengan adiknya itu.
"Kenapa gadis itu tersenyum seperti itu ke Arya, sedangkan denganku dia tidak tersenyum seperti itu." Batinnya.
"Dia sudah membaik, aku akan memberikan obat untuk penyembuh luka-lukanya, sekarang dia bisa beraktivitas seperti bisanya." Ucap Arya, sambil menuliskan resep obat.
"Terima kasih Dokter Arya, berarti aku sekarang sudah bisa pergi berkerja." Ucap Tania dengan raut wajah gembira.
"Gadis bodoh kau habis terluka, tapi masih saja memikirkan perkerjaanmu." Ucap Denis.
"Jika aku tidak pergi berkerja bagaimana aku bisa membiayai kehidupan keluargaku, dasar pria bodoh." Ucap Tania dengan raut wajah kesal.
Tania berdiri dari tempat tidur, berjalan keluar dari ruangannya menuju lantai bawah.
"Aku akan pulang sekarang, terima kasih sudah mengobati lukaku." Ucap Tania dengan wajah tersenyum.
"Dasar gadis bodoh tinggal lah dulu sampai kau sembuh." Ucap Denis berteriak.
"Tidak perlu Tuan Denis, saya merasa sudah sembuh." Ucap Tania dengan nada suara pelan.
"Wahh, kau diacuhkan oleh seorang wanita Kak." Ucap Arya sambil tertawa.
Ini pertama kalinya dia melihat seorang pria kejam yang tidak menyukai wanita ada disekitarnya diacuhkan.
"Diam kau!" Ucap Denis, dengan raut wajah yang kesal.
"Lebih baik aku juga pergi dari sini, sebelum aku juga kena api amarahmu." Ucap Arya sambil tertawa keluar dari kamar itu.
Tania meninggal rumah Denis kembali ke apartemennya menaiki taksi.
Apartemen Tania.
"Akhirnya aku sampai ke apartemenku, rasa nyaman sekalih. Aku merindukan tempat tidurku." Ucap Tania berguling-guling mencium tempat tidurnya.
"Aku hampir lupa, aku harus pergi kerja."
Tania buru-buru bangun dan bersiap-siap untuk pergi berkerja.
Di rumah Denis
"Bos bagaimana dengan orang-orang yang menyerang Tuan kemarin malam, apa yang harus kami lakukan," tanya salah satu anak buahnya.
"Aku akan pergi menemui mereka, aku mau tau siapa yang menyuruh mereka membunuhku." Ucap Denis dengan sorot matanya yang begitu tajam melihat anak buahnya.
Denis pergi bersama para anak buahnya ke tempat gudang penyimpanan yang sudah lama kosong di wilayah kota B, tempat di mana semua para penjahat yang menyerang Denis disekap.
Gudang penyekapan.
Denis berjalan masuk ke gudang, dengan gagahnya dia berjalan sambil memegang senjata api di tangannya duduk di kursi.
"Siapa yang menyuruh kalian?" ucap Denis sambil, menodongkan senjata api di kepala satu parah penjahat.
"Aku tidak akan memberi tau kan siapa tuanku, walaupun aku harus membayarnya dengan nyawaku," ucap pria itu dengan lantang.
"Kau sangat setia pada tuanmu!" ucap Denis tertawa lepas.
"Kalau begitu aku akan mengirimmu ke neraka." Ucap Denis sambil menembak kepala pria itu.
...Door !!!!...
...Door !!!!...
...Door !!!!...
Dengan brutal Denis menembak kepala penjahat itu, masih tersisa 4 orang. Para penjahat yang melihat salah satu temannya terbunuh merinding ketakutan sambil menundukkan kepalanya.
"Kalian siksa mereka sampai salah satu dari mereka mau memberitahukan siapa yang menyuruh mereka membunuhku." Ucap Denis dengan tatapan wajah dingin dan kejam.
Denis berjalan meninggalkan gudang dengan tatapan mata yang mengerikan.
Denis yang penasaran dengan gadis yang menyelamatkan dirinya meminta Moris untuk mencari data diri gadis itu.
...Kring ......
...Kring ......
...Kring ......
"Halo Tuan, ada apa ?"
"Aku mau kau cari tau identitas gadis kemarin malam kurang 24 jam. Kau harus memberitahuku setelah aku pulang dari Kota A."
"Baik Tuan," ucap Moris menutup teleponnya.
Denis pergi kota A untuk bertemu geng mafia ular hijau, yang terkenal dengan taktik keganasan dan pengedar narkoba terbesar di dunia. Setelah geng mafia serigala putih.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Tatiastarie
aku masih penasaran dgn Tania..
2022-11-10
0
Nur Hayati
wadauwww,main dor.... aja ini orang
2021-08-03
0
Wati Simangunsong
bs jd tania anak geng mafia kn..
2021-07-24
0