Setelah kejadian Tania yang diculik dan di bawa ke kota A, membuat Tania ingin kembali ke rumah kediaman pamannya untuk menenangkan diri beberapa hari.
Rumah Paman Tania.
Setibanya Tania di rumah pamannya dia melihat pamannya yang bertengar dengan istrinya.
"Dasar wanita tidak tau diri bisa bisanya kau berselingkuh dariku." Ucap Paman Tania.
"Itu sudah sepantasnya yang kau dapatkan, karena kau sudah tidak bisa lagi menghasilkan uang untukku, kenapa aku harus tetap bersama suami sepertimu." Ucap Bibi Tania sambil mendorong suaminya.
Tania yang melihat pertengaran Paman dan Bibinya langsung berlari masuk ke dalam rumah.
"Paman tidak apa-apa?" ucap Tania sambil mengangkat pamannya untuk berdiri.
"Kenapa Bibi mendorong Paman?, Paman lagi sakit seharusnya Bibi lebih memperhatikan kesehatan Paman." Ucap Tania dengan nada marah.
"Dasar anak tidak tau diri, kamu menyuruh saya mengurus orang sakit-sakitan, mending aku pergi bersama teman-temanku untuk shopping." Ucap Bibi Tania.
"Itukan sudah kewajiban seorang istri untuk merawat suaminya." Ucap Tania dengan suara yang keras.
"Dasar anak tidak tau diri, aku mengurusmu dan memberikan kau makan tapi begini caramu bicara pada orang tua, kalau bukan suamiku mungkin kau sekarang sudah jadi gelandangan." Ucap Bibi Tania, dengan raut wajah yang marah.
"Dari kecil Bibi tidak pernah menyukaiku, aku tidak peduli apakah Bibi mau menyukai atau tidak, tapi aku peduli dengan Paman, karena aku sudah menganggap Paman seperti orang tuaku setelah kedua orang tuaku meninggal. Aku tidak akan menerima Bibi memperlakukan Paman seperti ini." Ucap Tania, dengan suara yang keras dan raut wajah yang marah.
Tiba-tiba ada segerombolan pria datang ke rumah paman Tania sambil memegang kayu dan salah satu orang dari mereka memegang senjata api.
"Keluar kau Toni!" ucap salah satu dari segerombolan pria yang berdiri di depan rumah paman Tania.
Paman Tania yang mendengar suara orang yang berteriak memanggil putranya, dia langsung keluar menghampiri mereka.
"Kenapa kalian datang di rumah orang berteriak-teriak, apa kalian tidak punya sopan santun." Ucap Paman Tania sambil memegang dadanya yang merasa sesak, sambil menghela nafas panjang.
"Tua bangka aku datang untuk menagih utang anakmu Toni, dia berutang 100 juta padaku." Ucap Bos dari segerombolan pria itu.
"Apa kau gila, untuk apa dia mengutang sebanyak itu, kau pasti menipuku." Ucap Paman Tania, dengan nada suara yang tinggi.
"Tanyakan saja kepada anakmu, untuk apa dia meminjam uang sebayak itu padaku, tua bangka." Ucap Bos rentenir, dengan wajah marah sambil menyuruh anak buahnya masuk ke dalam rumah paman Tania.
"Kalian jangan asal masuk ke rumah orang, aku bisa melaporkan kalian ke polisi." Ucap Paman Tania sambil menghalau mereka masuk ke dalam.
Tania yang berada di dalam rumah bersama Bibinya merasa ketakutan mendengar keributan dari luar.
"Tania cepat kau periksa ke depan, Pamanmu sedang bertengar dengan siapa." Ucap Bibinya, sambil mendorong Tania keluar.
Tiba-tiba para anak buah rentenir masuk sampai ke ruangan tengah, di mana Tania dan Bibinya berada.
"Serahkan semua perhiasanmu." Ucap salah satu dari mereka, sambil mengarahkan pisau ke arah Bibi Tania.
"Enak saja ,kalian siapa seenak-enaknya saja kau mau mengambil barang orang lain." Ucap Bibi Tania dengan nada suara yang tinggi, sambil memegangi perhiasan yang ada di tubuhnya.
Mereka mencoba merampas perhiasan yang ada di tubuh Bibi Tania. Tania yang melihat perhiasan Bibinya mau dirampas, langsung menendang tangan pria itu yang memegang tangan Bibinya.
"Berani sekalih kalian menganggu seorang wanita yang jauh lebih tua dari kalian." Ucap Tania dengan nada tinggi, raut wajah yang marah.
"Dasar perempuan sialan, berani kau menendang tanganku." Ucap pria itu, dengan wajah marah sambil mengarahkan pisau ke arah Tania.
"Dasar pria banci, kau hanya berani berteriak kepada seorang wanita." Ucap Tania.
"Dasar perempuan sialan." Ucap pria itu, sambil berlari menendang Tania.
Tania menghindari tendangan pria itu, sambil memutar badannya, menendang pria itu sampai terjatuh di lantai. Para anak buah yang lainya langsung berlari menyerang Tania secara bersamaan.
Tania yang bertarung melawan 6 orang anak buah rentenir, kewalahan akibat penculikan yang dia alami di Pulau ular hijau.
Membuat Tania kehabisan tenaga untuk melawan, akhirnya Tania dikalahkan walapun Tania sudah menghajar mereka habis-habisan.
Bibi Tania yang melihat Tania sudah dikalahkan, langsung berlari keluar rumah menyelamatkan dirinya dengan perhiasannya.
"Dasar wanita sialan, akhirnya kau kalah juga," ucap pria yang, ditendang Tania sambil mengangkat dagu tania yang tergeletak di lantai.
Tania cuman bisa bereaksi membuang muka, karena pria yang lain memegangi tangan dan kakinya, membuatnya tidak bisa bergerak.
Paman Tania yang melihat istrinya berlari keluar langsung memikirkan Tania yang berada di dalam rumah.
Dengan bersamaan anak buah rentenir keluar sambil menggotong Tania dengan tangan dan kaki yang diikat.
Paman Tania yang kaget melihat Tania yang sudah lemas tak berdaya.
"Apa yang kalian lakukan dengan putriku?" ucap Paman Tania, sambil menarik baju anak buah rentenir itu.
"Aku menyuruh kalian untuk mengambil barang-barang yang ada di rumah ini, tapi kenapa kalian malah membawa seorang gadis." Ucap Bos rentenir, dengan nada suara yang tinggi.
Salah satu anak buah rentenir memegangi Paman Tania agar dia tidak buat macam-macam.
"Maaf Bos tapi rumah ini tidak memiliki apapun, walaupun kita mengambil perhiasan dan uang mereka pun tak akan cukup untuk membayar utang-utang mereka, sebaiknya kita mengambil gadis ini untuk kita jual ke pameran, yang akan diadakan di kota B. Dia mempunyai tubuh yang ideal, wajahnya juga rupawan dan tubuhnya juga sangat seksi. Kita bisa menghasilkan uang 10 kali lipat dari utang-utang mereka." Ucap salah satu anak buahnya
"Tidak percuma aku jadikan kau sebagai tangan kananku." Ucap Bosnya, tertawa sambil memukul pundak anak buahnya.
"Lepaskan putriku, aku akan membunuh kalian," ucap Paman Tania sambil memberontak.
"Kalian pukul pria ini sampai dia tidak bisa berjalan lagi, ini pelajaran untuk mereka yang melawanku." Ucap Bos rentenir.
Tania di bawa pergi ke kota B dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.
Di sisi lain di rumah Denis, Moris datang ke ruangan kerja Denis sambil memegangi amplop.
Tok ... Tok ... Tok
"Permisi Tuan Denis, ini ada udangan pameran vvip yang akan diadakan besok malam, semua para ketua mafia dan orang-orang penting di berbagai kota akan hadir." Ucap Moris, sambil menaruh undangannya di atas meja kerja Denis
"Aku akan mempertimbangankan undangan ini." Ucap Denis, sambil duduk di kursi menuangkan bir di gelas.
"Apa kau mau minum Moris?" ucap Denis sambil menyodorkan gelas yang sudah dituangan olehnya.
"Tidak Tuan, terima kasih." Ucap Moris, berjalan keluar dari ruang kerja Denis.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sumaita Aini
next .
2021-09-23
0
Sumaita Aini
next ..
2021-09-23
0
Wati Simangunsong
smga z denis slmatin tania
2021-07-24
0