" good morning maulida!! " arrrgghh rasanya aku ingin sekali pulang. hiks hiks, makhluk astral yang tidak aku inginkan datang akhirnya muncul.
" hm? " aku membulatkan mataku sempurna saat tiba tiba si bule pirang menaruh wajahnya di meja menghadapku. dengan segera aku memalingkan wajahku ke arah lain.
" hm? " sial sekali hidupku. di samping ada bule pirang, di sebelahnya lagi ada jelmaan ular berbisa. tanpa pikir panjang aku langsung menenggelamkan wajahku di balik tangan. niatnya pengen tidur, tapi malah di ganggu dengan dua makhluk ini.
" pagi anak anak "
" pagi pakk "
***
ting ting ting
" baiklah, berhubung jam pelajaran sudah usai, kita akhiri dulu pembelajaran hari ini "
aku segera membereskan buku bukuku yang berserakan di meja dan memasukkannya kedalam tasku.
" jangan lupa buat obatin memarmu ke uks " pesan ezra lalu pergi dengan senyum hangat.
" lu sakit? kening lo kenapa? " aku melirik sekilas pria di sampingku yang tengah duduk dengan angkuhnya. tanpa memperdulikan dia, aku segera pergi menyusul ketiga sahabatku yang sudah menunggu.
" ayo!! " ajak sala. " kalian duluan aja. aku mau pergi ke uks bentar buat ngobatin luka memarku ini " ucapku sambil menunjuk keningku sendiri yang sudah bertempelkan hansaplas.
" mau kita temenin? " tawar rahma dan dengan cepat aku menolak. " gak usah. aku bisa pergi sendiri " tolakku dengan halus.
" iya tenang, biar gue yang anterin dia " seru seseorang sambil merangkul bahuku dengan erat.
plak
" lepas!! jangan sentuh maulida!! " dengan penuh penekanan abang langsung melepas kasar tangan bagas dari bahuku.
" owh santay bro. gak usah ngegas " dengan tengilnya bagas langsung merangkul abang sok akrap. dan ku lihat bagas seperti sedang membisikkan sesuatu pada abang hingga membuat wajah abang berubah datar dan dingin.
" biar aku temenin kamu ke uks da " ajak abang yang tiba tiba langsung menarik tanganku pergi menjauh.
puk
" kan gue udah bilang... biar gue yang temenin maulida ke uks " cegah bagas sambil memegang kuat tangan abang yang memegang tanganku.
" aku sahabatnya, jadi biar gue yang anterin dia ke uks!! " dingin abang menatap tajam ke arah bagas. ini bukan abang!! ya ini bukan abang!! setahuku, abang tidak pernah bertindak di luar batas seperti ini. abang yang aku kenal hanya jahil, nakal dan cuek. bukan dingin dan datar seperti ini.
" dan aku teman sebangkunya!! " tutur bagas tak kalah dingin. aku melirik ke arah rahma dan sala berharap mereka mau menolong, namun ku rasa mereka juga takut dengan hawa yang menyelimuti kedua pria ini.
" aku bisa ke uks sendiri. gak usah di temenin siapa siapa. dan kau bang, temenin sala dan rahma pergi ke kantin ya? kau tau sendirikan? banyak pria yang suka mengganggu mereka. jadi kau harus ada untuk melindungi mereka " pintaku.
" tapi--- "
" gak ada tapi tapian. aku duluan ya... assalamu'alaikum " aku segera berlari meninggalkan kedua pria itu yang kini diam mematung. abang....
kau berubah!!
***
dari balik pintu seseorang sedari tadi sudah menyaksikan drama yang sudah di lakukan ketiga orang itu di koridor kelas.
brak
" maulida. hidupmu... tidak akan pernah tenang. hanya karna di dekati tiga pria tampan, kau sudah bersikap sok anggun dan sombong. liat saja, apa yang akan aku lakukan padamu!! " gumam orang itu dengan penuh amarah yang menggebu, menatap gadis berhijab itu berlari menelusuri koridor.
***
tok tok tok
" assalamu'alaikum " salamku dengan pelan lalu masuk kedalam. sepi sekali... pada kemana orang orang?
" oi juan barang kw!! lo pikir cuma lo yang bisa sok dingin dingin gitu? gue juga bisa kali. tinggal masukin es batu kedalam baju udah sejuk tuh!! "
" gak jelas "
" gak jelas lo bilang? lu yang gak jelas bambang!! ekspresi aja gak jelas!! apalagi perasaan?! " aku membuka tirai saat mendengar suara ribut ribut di baliknya. dan terlihat si pmr juan dan si tomboy alpa lagi debat.
" permisi... tau di mana kotak p3k? " tanyaku hati hati. " DISANA!! " dengan kompak kedua sejoli itu berteriak sambil menunjuk ke arah lemari kayu di belakangku.
" oh? makasih " dengan pelan aku mengambil kotak p3k itu lalu berjalan menuju tirai sebelah. dengan ngenesnya aku mengobati lukaku sendiri sambil mendengar karaokean ala ala alpa and juan. setelah selesai mengobati aku segera mengembalikan kotak itu lalu pergi dengan mengucapkan salam pelan. diem di situ mulu bisa bisa pengang telingaku.
" udah di obatin? " tanya erza yang tau tau nongol aja. " udah " jawabku seadaanya tanpa berniat menoleh.
" baguslah kalo begitu "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments