" sia--- "
syuttt
glek
aku menelan salivaku payah. baru saja membuka pagar, tiba tiba aku di kejutkan dengan sebuah pisau yang melayang dari arah samping. dan kini pisau itu sudah berada di bawah daguku, untung saja aku memakai hijab, jadi leherku masih selamat. aku melirik ke arah samping, terlihat di sana seorang pria memakai topeng joker menatapku dengan kejinya.
" siapa kau? " tanyaku memberanikan diri, meskipun pisau itu masih berada di bawah daguku, bersiap kapan saja untuk melukai leher.
" siapa aku tidak penting bagimu. sepertinya kau cukup menikmati hari harimu di sini. dan itu membuatku tidak senang " tuturnya dengan suara yang terdengar sangat serak. dia pasti laki laki. tapi apa maunya?
" apa urusanmu? " tanyaku
" urusanku ya? urusanku adalah... melenyapakanmu " bisiknya tepat di telingaku. aku hanya bisa diam tanpa ada perlawanan, gerak sedikit saja pisau itu akan melukaiku.
" melenyapkanku? kau bukan malaikat yang bisa melenyapkanku. sebanyak apapun kau mencoba untuk membunuhku, jika allah tidak berkehendak, kau tidak bisa berbuat apa apa " tuturku dengan tegas, ku rasa dia kesal sehingga semakin mendekatkan pisau itu keleherku yang tertutup oleh kain hijab itu.
" jika allah tidak mengizinkan, maka aku akan memberontak " balasnya.
" jika kau ingin memberontak... "
srettt
aku segera menyingkirkan tangan pria itu dengan cepat dari leherku, meskipun itu melukai bawah daguku hingga mengucurkan cukup banyak darah segar.
" maka aku juga!! " lanjutku setelah berhasil melempar pisau itu dari tangannya hingga terlempar ke jalanan.
prok prok prok
" kau gadis yang cukup pemberani. tenang saja, ini hanya pemanasannya saja. sebaiknya kau bersiap siap untuk kedepannya " setelah mengatakan itu dia segera berlari pergi hingga menghilang di balik gang.
aku langsung tersungkur jatuh di depan pagar. shock? tentu saja, tidak ada orang yang tidak akan shock jika pisau tiba tiba menghadangnya. itu juga aku kumpulkan keberanian untuk melawannya.
pria itu.... ancaman yang berbahaya untuk teman temanku. aku tidak akan membiarkan pria itu menyentuh sahabat sahabatku. tapi satu yang jadi pertanyaan untukku.
apa tujuan dia sebenarnya?
***
aku memasuki rumah setelah membeli hansaplas sebentar di warung untuk menutupi lukaku yang ada di bawah dagu ini. terlihat teman temanku masih melanjutkan permainan itu dengan serunya.
" oh? maulida, siapa tadi? " tanya hasnah saat tak sengaja melihatku.
" bukan siapa siapa. cuma orang nyasar. ya sudah, kalian lanjut main aja, aku pengen istirahat sebentar " jawabku lalu perlahan menaiki anak tangga menuju kamar. benar benar hari yang mendebarkan, aku tak habis pikir dengan orang itu. siapa dia sebarnya? apa yang membuatnya begitu ingin membunuhku? trus tuan presdir yang di maksud kak roy? apa hubungan di antara mereka berdua?
arrrggghh. aku benar benar di buat pusing dengan seluruh teka teki aneh yang memusingkan ini.
benar benar hari yang melelahkan...
***
di sinilah aku sekarang. di depan pintu kelas legend ini. belum banyak yang datang, hanya beberapa orang yang rajin saja. dan syukurlah si bule pirang itu belum datang. aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia kalo ada.
ting ting ting
" selamat pagi anak anak "
" pagi buu "
" baiklah, simpan bukunya. hari ini kita akan mengadakan ujian!! " aku membulatkan mata sempurna. mampuslah aku, mana pernah belajar udah di suruh ujian aja. alamat merah ini mah nilaiku.
" yahhh "
" jangan mengeluh!! cepat kerjakan soalnya!! " kami semua mengangguk patuh. pelajaran biolagi? ku rasa ini agak cukup mudah, karna hanya membahas tentang pertumbuhan hewan dan tumbuhan.
" psttt woi cewek latah!! " aku menoleh ke arah jendela dan mendapati si bule pirang berada di dahan pohon yang menjulang ke arah jendela ini.
" apa? " tanyaku tanpa berniat membukakan jendela. ada aja kelakuannya, kayak monyet aja manjat pohon.
" woi cewek latah!! " panggilnya lagi dengan suara pelan, aku hanya bergumam menjawabnya tanpa berniat menoleh.
" woi cewek latah!! "
brak
" APAAN SIH? " habis sudah kesabaranku. aku itu paling gak suka kalo lagi fokus ujian ada yang ganggu. seketika aku tersadar saat semua orang memandangku dengan aneh.
" kamu!! kenapa teriak teriak? " tanya bu dina sambil menurunkan sedikit kaca matanya.
" maaf bu. itu... tadi.. tadi... tadi ada burung yang petokin jendela. iya ada burung, makanya saya gak fokus " alibiku sambil melirik sinis si bule pirang yang cengengesan di dahan pohon.
" ya sudah!! kerjakan kembali soalnya!! " kami mengangguk lalu kembali mengerjakan. dan entah sejak kapan tas si bule pirang ini ada di atas meja, sedangkan orangnya udah ngacir bagaikan angin.
bodo lah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Dede Ani
semangat ya thor
2021-02-26
0