aku mengerjapkan mataku menatap sekeliling. sinar cahaya berwarna orenge kini menyeruak ke indra penglihatanku. aku meringis pelan sambil memegangi kepalaku. rasanya masih sakit dan berputar putar.
" udah bangun? " hm? aku mendongkok melihat siapa yang bertanya. dan sialnya aku tiba tiba di buat gugup karna wajahku dan abang hampir tak berjarak.
" ma-maaf " ucapku dengan segera bangun dari bidang dadanya. sialan!! apa yang terjadi? yang lain kagak ada yang liatkan yak?
" minum gih " aku menoleh ke arah abang lalu dengan senang hati mengambilnya.
" yang lain pada tidur, kamu gak bang? yakin kuat? " tanyaku dengan memicingkan mata ragu. sekuatnya abang, dia juga orang yang suka mabuk perjalanan.
" aku udah tidur tadi. gak lama ini baru bangun. lagian juga aku udah minum obat. kau? kau baik baik saja? di jalan kau tiba tiba saja pingsan "
" yah masih pusing sih. makasih ya. dan juga maaf soal tadi, tubuhku berat, pasti pegel ya? " tanyaku dengan senyum kecut.
" iya berat banget. saking beratnya, aku kayak lagi di tidurin gajah " hmm mulai udah sifat tengil nih orang.
plak
" awhh sakit da " keluh abang sambil mengelus elus lengannya yang mungkin terasa panas.
" eh bang " ucapku pelan. " hm? ada apa? " tanyanya. " kalo selama kita di kota terjadi apa apa, aku minta kamu lindungin yang lain. jagain mereka apapun yang terjadi " pesanku.
" maksudnya? jangan bicara yang aneh aneh napa da?! " dapat kulihat dari raut wajah abang di terlihat sangat kesal. tapi aku tau, perjalanan ini tidak akan semudah itu. dan aku tidak bisa menjamin dapat melindungi kalian.
" bukan apa apa. tapi kamu harus inget pesenku tadi ya!! jika aku tidak ada, tanggung jawab menjaga yang lain aku serahkan padamu. ini amanah oke? " setelah berkata begitu tidak ada lagi katanya yang keluar. aku dan abang sama sama terdiam dengan pikiran masing masing. hanya ada deru mesin mobil yang melaju membelah jalanan kota banjar masin di sore hari ini.
sesampainya di bandara, aku dan yang lain perlahan turun dari mobil dan pergi ke garasi untuk mengambil tas masing masing. dan abang masih saja mengabaikanku setelah aku berbicara tadi. aku tidak tau harus meminta kepada siapa. tapi aku percaya, kalo abang bisa menjaga yang lain selagi aku tidak ada.
" baiklah, kita pergi sholat dulu. baru setelah itu berangkat " kami mengangguk patuh lalu segera pergi menuju mushola untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang umat muslim. jam keberangkatan kami di tetapkan setelah salat isya nanti.
setelah selesai melaksanakan sholat, kami segera pamit kepada kepala sekolah lalu segera memasuki pesawat menuju kota yogyakarta.
sekitar 2 jam menempuh perjalanan, kamipun akhirnya sampai di bandara internasional adisutjipto. dan terlihat saat kami memasuki bandara, banyak sekali orang berseragam serba hitam berbaris seperti menunggu kedatangan seorang yang terkenal.
" permisi. apa benar dengan nona maulida? " aku menghenghentikan langkahku lalu melirik kepada pria yang jadi pemimpin para pria serba seragam hitam tadi.
" benar dengan saya sendiri. ada urusan apa? " tanyaku. " perkenalkan. nama saya roysil hermawan, saya adalah asisten pribadi presdir. saya di beri tugas untuk menjemput nona dan tuan dari bandara " jelas pria itu.
" tunjukkan jalannya " titahku. beliau mengangguk lalu mempersilahkan kami untuk berjalan lebih dulu keluar dari bandara.
tak membutuhkan waktu lama kamipun sampai di sebuah rumah besar yang akan kami tinggali selama sebulan kedepan.
" selama sebulan kedepan kalian akan tinggal di sini nona, tuan. semua fasilitas sudah di siapkan tuan presdir di dalam rumah ini " jelas pak roy.
" terima kasih ya pak. kalo gitu kami masuk duluan " pamit salasiah lalu berjalan masuk kedalam pekarangan rumah itu bersama yang lain. saat aku ingin masuk, tiba tiba pak roy mencegatku untuk pergi.
" tunggu nona!! saya ingin bicara dengan nona sebentar " aku menoleh kebelakang memastikan yang lain sudah tidak ada lalu mengangguk patuh.
" ada apa? " tanyaku saat kami sudah berada di dalam mobil. " ini kartu nama saya. selama sebulan kedepan, saya yang akan menjadi asisten pribadi kalian " jelasnya. aku hanya mengangguk lalu mengambil kartu nama itu.
" udah gak ada lagikan? kalo gitu saya pamit. assalamu'alaikum " ucapku lalu mencoba membuka pintu mobil untuk keluar.
" tunggu sebentar nona!! " kali ini aku kembali mengurung niatku untuk masuk lalu kembali menatap pak roy yang ku taksir usianya masih dua puluhan ke atas. terlihat dia melihat lihat keluar memastikan tidak ada siapa siapa yang mendengarkan.
" saya cuma ingin mengingatkan. nona berhati hatilah dalam menjalani keseharian di kota ini " aku mengeryit bingung. apa maksudnya coba?
" maksudnya? "
" bukan apa apa. saya cuma ingin mengatakan itu. nona bisa masuk kembali kedalam rumah " aku menatap pak roy curiga, dengan enggan aku keluar dari mobil dan berdiri di jalan melepaskan pak roy yang kini pergi.
aku menatap ke arah langit yang kini tengah menampakkan bintang bintang yang termat indah. aku semakin yakin, bahwa keseharianku di sini tidak akan berjalan dengan mulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-12
0
ANAA K
lanjuuut
2021-02-26
1