aku memasuki rumah besar bak istana itu. terlihat semua teman temanku sudah terbaring lemah di karpet bulu yang ada di ruang tamu. kasian sekali mereka.
" permisi non. saya bi imah, pembantu di rumah ini. tuan besar menyampaikan amanah kepada saya untuk memberikan kunci kamar ini untuk di serahkan kepada non maulida " ucap seorang wanita paruh baya yang kini menyerahkan beberapa kunci kamar padaku.
" oh. makasih bi " jawabku dengan sopan. " sama sama non. kalo gitu bibi pamit ke belakang dulu " aku mengangguk saja dan membiarkan wanita itu pergi.
" malang sekali kamu nak " aku menghentikan aksi meneliti kunci itu saat tidak sengaja mendengar gumaman dari bi imah. astagfirullah hal azhim. aku semakin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi? sebagian anak buahnya sepertinya mengetahui tujuan tuan presdir itu, makanya memperingatiku. seperti pak roy tadikan?
" nih kunci kamar kalian. sesuai nama, di setiap kunci ada nama kalian masing masing. jadi pergilah ke kamar dan beristirahat " titahku lalu melempar ke empat kunci itu kepada perwakilan kelompok.
" baik nyonya kanjeng " jawab rahma lalu segera berlari sebelum mendapat amukan dariku. aku hanya menghela nafas lalu berjalan bersama yang lain menuju lantai atas.
bruk
aku membaringkan tubuhku yang lelah. kalo udah ketemu kasur gini jadi males mandi. aku sekamar dengan kedua sahabatku hasnah dan salasiah.
" aku mandi duluan ya " ucap sala yang sudah siap dengan handuk yang melilit tubuhnya lalu segera masuk ke dalam kamar mandi. jadi yang tersisa hanya aku dan hasnah. terlihat hasnah tengah sibuk mencari handuk miliknya, sedangkan aku lebih memilih membuka ponselku yang tidak ku buka seharian.
📩 nona, malang sekali nasibmu. semoga kamu baik baik saja selama menjalani hari bagai neraka di kota itu
glek
aku menelan salivaku payah. pesan dari siapa? apa maksud dari orang itu? hari bagai neraka? seperti tuhan saja dia mengutukku.
📨 siapa ini? jangan bermain main!!
aku ketar ketir menunggu, tapi tidak ada balasan apapun padahal orang itu sedang online. ugh. entah mengapa aku merasa kesal. beginikah rasanya di baca tapi gak di bales? rasanya ingin sekali mencabik cabik daging orang itu hingga tandas lalu di kasih ke kandang singa.
" kau sedang apa da? kok kayak lagi gelisah gitu? " aku tersentak halus lalu menoleh ke arah hasnah.
" ah i-itu... bu-bukan apa apa. oh? sala udah keluar tuh " jawabku cepat. bersyukurlah salasiah datang menyelamatkan.
" aku duluan ya " aku mengangguk gugup lalu membaringkan tubuh di atas kasur empuk itu. sepertinya tidak ada yang perlu aku harapkan.
***
keesokan paginya aku dan yang lainnya segera melaksanakan sholat subuh berjama'ah. setelah itu baru kami pergi menuju dapur untuk memasak bersama.
" bi kita bantu ya? " ucap kami saat melihat bi imah mulai sibuk berkutat di dapur sendirian.
" jangan non. non non ini duduk aja di meja makan, biar bibi yang siapin " tolak bi imah dengan segan. tersenyum ramah, aku merangkul bi imah dengan santay.
" udah bi, kita juga pengen bantu bantu. masa iya udah numpang malah nyusahin. ya gak? " tanyaku dengan yang lain.
" iya bi. biar bibi juga gak terlalu capek. bibi sendirian ngurusin rumah segede ini pasti capek banget " timpal salasiah.
" aku nih ya bi, yang masih muda gini aja yakin deh. kagak sanggup ngurus rumah segede ini sendirian " ujar jahrah.
" yakin masih muda? bukannya jahrah sering di panggil nenek ya di kelas? " aku tersenyum kecut mendengarnya. kami memang sering memberikan nama nama yang tak masuk akal pada masing masing teman hanya untuk bercanda.
" eh aku masih muda ya. baru punya anak satu juga " sewotnya. " jahrah nikah gak bilang bilang!! masa udah punya anak aja? " teriak kami semua heboh.
" eh? salah maksudnya anak kamanakan ( ponakan ) " sepertinya jahrah baru menyadari ucapannya barusan. namun sudah terlambat untuk menyesali, sambil memasak kami dengan seru mengejek jahrah maupun yang lainnya.
" hahaaa " aku tertawa girang melihatnya, namun seketika senyumku perlahan sirna saat mengingat di kota ini banyak ancaman untukku. setiap kebahagiaan, pasti mengandung kesedihan. langit yang cerah sekalipun, tidak akan terus cerah, karna ada kalanya hujan turun mengguyur.
sepertilah mungkin aku saat ini.
" arrrrgghhhh "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
ANAA K
semangat thorr..
aku membawa boomlike dan boom comment. jangan lupa mampir yaah thorr
2021-02-26
1