" whahahaa " aku dan ketiga sahabatku tertawa senang saat keluar dari wahana. sambil melihat lihat foto yang tadi sempat kami abadikan. kelak foto ini akan menjadi sebuah kenangan yang takkan pernah terlupakan.
" mau main lagi? " tanya putra menatap kami para cewek. " naik komedi putar yuk!! " ajak selvia dengan semangat.
" cangkir raksasa yang berputar putar itu ya? " tanyaku ragu ragu. " iya ayok!! " belum sempat aku membantah tiba tiba selvia langsung menarik tangaku menuju wahana itu. melihat semangatnya yang seperti ini benar benar tidak tega aku menolaknya. jadi ya sudahlah, gak apa apa sekali kali muntah.
aku, salasiah dan abang menaiki satu cangkir yang sama. sedangkan rahma, putra dan selvia di cangkir besar satunya. padahal aku tau ini adalah permainan anak anak, tapi ya sudahlah.
perlahan cangkir cangkir inipun mulai berputar hingga semakin cepat dan semakin cepat.
" huekk huekk huekk " setelah turun dari permainan itu aku langsung memuntahkan isi perutku. kepalaku udah pusing, di tambah pusing lagi dengan permainan ini. setelah selesai menuntaskan isi perut ini, aku segera meminum minuman sisa yang di berikan putra tadi.
" kamu baik baik aja da? ini aku ada bawa minyak kayu putih. coba hirup, supaya gak mual lagi " aku tersenyum pucat lalu mengambil botol kecil hijau itu dari tangan salasiah.
" makasih "
" hallo guyss " aku melirik ke arah kanan dan langsung di buat melongo saat melihat icha dan jahrah membawa begitu banyak boneka di tangannya. berapa banyak tukang mainan yang mereka buat rugi.
" assalamu'alaikum " kini dua orang lainnya hasnah dan ayu datang dengan permen kapas di tangan.
" wa'alaikumussalam "
" kalian gak main lagi? " tanya hasnah menatap kami berenam. " istirahat bentar dulu, baru lanjut main " jawab rahma.
" abis ini kita mau main apa? " tanya selvia. " rumah hantu!! ini wajib kita datangi " teriak jahrah.
" ya udah kalo gitu ayo!! aku juga udah mendingan " ajakku tak kalah semangat. rumah hantu? menarik sekali, di sini aku bisa menguji keberanianku.
" let's go!! "
***
oke. keberanianku cuma lima puluh persen, sisanya jiwa takutku meronta ronta. saat ini kami tengah memasuki rumah hantu yang tentunya di wakili dengan tempat yang gelap penuh dengan suara aneh aneh.
" huahhh " kami semua di buat kaget saat tiba tiba beberapa tengkorak tiba tiba turun mengagetkan.
" subhanallah subhanallah subhanallah " aku melirik kearah teman temanku yang mulai berzikir. sepertinya tempat ini ada bagusnya juga, dapat mengingatkan kita agar selalu berzikir kepadanya.
" tolong... "
" NONGOL " kami semua di buat lari saat tiba tiba suster ngesot datang dengan ciri khasnya meminta tolong sama kami.
" kau baik baik aja da? " tanya abang yang kini ada di depanku. " gak apa apa " jawabku pelan. " kalo takut bilang aja, biar ngumpul sama yang lain di depan " tutur abang, sedangkan aku hanya mengangguk gugup.
aku memang menginginkan berada di belakang, selain biasanya di depan duluan yang di kejutkan, wanita juga tidak baik jika harus berada di depan laki laki. karna setan bisa saja memperindahnya. aku semakin merapatkan diri kepada abang saat melihat sekeliling yang begitu menyeramkan.
" hihiii "
" arrrghhh " kami semua di buat kaget saat tiba tiba sundal bolong terbang mengejar kami. saat ingin berlari tiba tiba dari arah samping seseorang membekap mulutku dengan sangat kuat.
" mmmpp mmmp mmppp " aku terus memberontak minta di lepaskan, namun kekuatan orang itu sangat kuat sehingga tidak dapat melarikan diri kemanapun.
brukhh
cklekk
" awhh " aku meringis sakit saat tiba tiba orang itu mendorongku dengan kuat sehingga jatuh ke lantai dan bahkan keningku ikut membentur meja. dengan lemah aku merogoh ponselku lalu menyalakan senternya untuk melihat sekitar.
di sekitar sini sangat kotor penuh debu. terdapat kursi goyang dan juga lemari bersikikan boneka yang cukup lucu. sambil berpegangan dengan meja aku bangun untuk membuka pintu itu.
cklek
cklek
bug bug bug
" kenapa gak bisa di buka? ada orang di luar?! tolong!! tolong!! " teriakku saat mengetahui pintu ini terkunci.
" tidak, aku harus cari sesuatu agar dapat membuka pintu ini. kalo diem aja gak bakal keluar keluar " gumamku. saat berbalik aku langsung tersungkur di pintu dengan keringat dingin.
" tolongg!! tolongg!! " aku berteriak sekuat tenaga saat tak sengaja melihat kursi goyang itu kini berisikan seorang nenek tua dengan wajah yang menyeramkan, sedangkan boneka yang imut itu kini terlihat acak acakan dengan bercak darah di kedua matanya.
slettt
" Arrrrgghh tolonggg!! tolonggg!! " aku semakin ketakutan saat tiba tiba keduanya menatapku dengan mata yang menyala.
" tolong... tolongg... " aku tersandar tak berdaya di depan pintu pasrah dan berserah kepada allah.
cklek
aku menatap penuh syukur sesaat pintu itu sudah tidak di kunci lagi. dengan segera aku menyeret kakiku paksa menuju keluar.
dorrr
" akhhh--- " aku memegangi bahuku yang tiba tiba terasa sangat perih, beriringan dengan suara senapan. tanpa pikir panjang aku mencoba bangun untuk keluar.
" host host host " setelah dapat keluar dengan selamat, nafasku masih memburu tak beraturan. aku memegangi bahuku yang sempat terasa sangat perih tadi.
" ssttt " aku meringis perih, dan lengan bajuku juga terasa basah. sepertinya itu darah. aku membuka sedikit hijabku untuk mengambil bandu yang sempat kupakai. kain ini cukup untuk menghalangi pendarahan yang ada di tanganku.
" maulida!! " aku menoleh cepat dan melihat putra dan abang langsung berlari ke arahku.
" hiks hiks aku hiks takut hiks hiks " tanpa memandang image aku menangis tersedu sedu. aku bersumpah tidak akan menaiki wahana ini lagi.
" kamu gak apa apa? " tanya abang menatapku khawatir, tanpa pikir panjang dia langsung memasangkan jaket miliknya ketubuhku.
" ayo keluar!! " ajak putra tak kalah khawatir. aku mengangguk kaku lalu berdiri di tengah tengah agar tidak terpisah.
" maulida!! " setelah keluar semua sahabatku langsung memelukku cemas.
" maulida kamu gak apa apa? " aku menggeleng lemah saat teman temanku bertanya.
" kita langsung pulang aja. kasian lidanya " putus abang. dengan pelan teman temanku membimbingku untuk pulang kerumah. di dalam pikiranku hanya ada satu pertanyaan yang terus berputar.
mengapa orang orang itu berniat sekali membunuhku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments