brak
" good morning "
kami semua menoleh bersamaan ke arah pintu. terlihat di sana seorang pria dengan rambut berwarna pirang, serta tas yang di taruh di pundak layaknya jaket.
" bagas!! ini sudah kali keberapa kamu terlambat masuk kelas?! " teriak pak kumis murka.
" emm sepuluh? atau dua puluh ya? kagak tau pak, lupa " jawab pria itu dengan enteng.
" berdiri di depan sampai pelajaran saya selesai!! " teriak pak kumis dengan semburat urat yang terlihat di lehernya. sepertinya pria ini tidak hanya sekali pernah terlambat.
" oke bentar pak. saya mau naruh tas dulu " perlahan pria itu berjalan menuju kursinya. aku hanya melirik sekilas lalu kembali pada kegiatan melamunku.
brak
" allahu akbar " aku tersentak kaget saat tiba tiba sebuah tas terbanting di atas meja, dengan cepat aku mendongkak untuk melihat siapa gerangan orang itu.
si bule pirang?
aku menatapnya beberapa saat lalu kembali menurunkan pandangan. sial sekali, kebiasaan burukku mulai kambuh. gara gara pria ini aku jadi latah.
aku melirik sekilas ke samping, dan tubuh pria itu masih mematung gak jelas. entah apa yang dia liat, yang pasti aku tidak peduli.
" bagas apa yang kau lakukan?! cepat berdiri di depan!! " teriak pak kumis mulai tak sabar.
" ah elah pak, nyantai ngapa pak. ini juga mau kedepan. jangan ngegas mulu, ingat umur udah tua "
" kau!! " terlihat urat urat nadi pak kumis semakin terlihat, dan lihatlah pria itu. dengan santaynya dia berjalan kedepan dan berdiri di depan papan tulis sambil tersenyum padaku. tunggu!! padaku? pria ini benar benar tidak jelas.
tak lama kemudian kamipun mulai melaksanakan pelajaran. semuanya cukup serius, yah hanya cukup, karna kebanyakan dari mereka hanya mengobrol tidak jelas. dan sialnya aku tidak fokus belajar karna makhluk di depan itu. bukannya gede rasa, tapi matanya itu memang terus memandangiku, bahkan semua orang mulai berbisik aneh tentangku.
si bule pirang menyebalkan ini....!!
" da, punya pulpen dua gak? " aku menoleh kepada abang yang tiba tiba memanggilku. " ada, bentar " aku segera mengambil pulpen satunya lagi dari dalam tasku lalu menyerahkannya kepada abang.
" maka--- "
" pak yang di ujung sana ngobrol tuh pak!! " potong si pria biru. aku menghela nafas kasar lalu tersenyum pada abang dan kembali duduk dengan rapi.
" apa yang sedang kalian obrolkan? " tanya pak kumis dengan pandangan penuh curiga.
" saya cuma---- "
" ya bicara dari hati ke hatilah pak. bapak kagak usah kepo!! udah tua juga masih aja suka gosip " potong seorang pria berandal yang dengan tak tau malunya menaikkan kaki ke atas meja.
" reza!! turunkan kakimu!! jaga sopan santun!! " teriak pak kumis, tapi pria itu malah cuek bebek dan dengan santay menggigit ujung dari pulpen miliknya.
" emm kak, bisa turunin kakinya? saya gak bisa liat tulisan di papan tulis " pinta salasiah dengan lembut. aku tau, sala hanya ingin menolong pak kumis mengatur pria berandal itu.
" oh bisa " lihatlah, guru nyuruh dia gak patuh, di suruh cewek cantik langsung nurut.
" kamu, apa benar kalian mengobrol tadi? " tanya pak kumis padaku.
" iya pak. tadi pulpen abang habis makanya minjem sama saya " jelasku dengan sopan.
" abang? kalian kembar ya? kok gak mirip? " kembar gundulmu. bula pirang ini asal ngomong aja, tapi salah mulutku juga yang gak sengaja manggil dia abang.
" kita gak kembar. maulida adalah temanku dari SD, jadi dia tau nama panggilanku " bukan aku yang jawab, tapi abang sendiri yang menjelaskan.
" ya sudah. waktu istirahat telah tiba. bapak akhiri dulu pembelajaran hari ini. sampai jumpa minggu depan "
" sampai jumpa pak " aku segera memasukkan buku bukuku kedalam tas lalu berniat ingin menghampiri sala dan rahma. namun....
sejak kapan si bule pirang ini sudah duduk di kursinya?
" boleh minggir? " ucapku dengan dingin. " oh? pengen lewat? silahkan saja, kalo perlu lewat sini " jawabnya sambil menempuk pahanya dengan cengengesan.
syuuu
aku menaiki meja lalu berjalan perlahan lalu duduk tepat di depannya.
" aku bukan cewek murahan " bisikku lalu turun dari atas meja dan segera menghampiri ketiga temanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments