aku dan kesembilan sahabatku kini tengah asik menyantap makanan di kantin. sembari bercengkrama yang membuatku merasa sangat bahagia, meskipun suatu hari nanti kami akan tetap terpisah.
" arrrrgghh " aku melirik sekilas ke arah kanan untuk melihat, apa gerangan yang di ributkan oleh para cewek di kantin.
" gila ganteng abiz!! " gumam icha ikutan heboh. " malaikat yang menyamar jadi manusiakah? " pikiranmu kejauhan via.
" siapa sih itu? pengen gebet akuu " timpal jahrah tak kalah semangat. aku yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecut. dia emang ganteng, tapi bukan seleraku.
" ngapain jauh jauh nyari yang ganteng, di depan juga ada cowok ganteng kok " ujar rahma sambil mengangkat dagunya ke arah dua pria jomblo itu.
" cie cie rahmaaa siapa yang kau gebet di antara mereka berdua? " ucapku heboh sambil merangkulnya dengan akrap.
" ah bukan gitu. kasian kan ni dua orang nganggur, di puji dikit gak apa apalah " jawab rahma cepat.
" huhuii ta, rahma udah ngasih lampu ijau tu!! sikat buruan!! " teriak jahrah dan icha yang langsung jadi mak comblang dadakan.
" lampu ijo pala mu, kau pikir dia lampu lalu lintas ya? " ujar putra malas.
" kata rahma tadi bener kok. semua laki laki itu tampan, tergantung dari segi orang menilainya. dan buat apa tampan kalo sholat lima waktu tidak pernah di laksanakan? " tutur salasiah dengan indahnya.
" ustazahmu udah kasih kode bang!! " aku langsung tertawa senang saat melihat kedua pria itu di ledekin habis habisan, tapi apalah daya? mereka hanya pasrah saja.
" untung kawan, kalo enggak, udah aku cincang sampai linik ( halus ) " gumam keduanya yang masih bisa ku dengar.
" woi cewek latah!! " teriak suara yang cukup familiar, aku tidak ingin menoleh ataupun menanggapi, lagi pula namaku bukan latah.
" woi cewek latah!! " aku tetap diam.
" woi cewek latah lu budek ya? " alhamdulillah kupingku masih sehat walafiat.
" hadehh siapa sih namanya? maulida? oh oke. woi cewek yang namanya maulida!! " aku menoleh dengan datar ke arah bule pirang itu.
" akhirnya noleh juga lu. sini bentar!! " titahnya seenak jidat sambil melambaikan tangan memanggil.
" jangan da!! " cegah abang. " udah bang, gak apa apa. santay aja, aku bisa jaga diri. paling kalo gak hidup ya mati " jawabku sambil menepuk pundak dua kali lalu berjalan menghampiri meja si bule pirang.
" BISA AE LU BAMBANG!! " aku terkekeh saat mendengar teriakan teman temanku yang ada di meja. aku perlahan menghampiri meja si bule pirang dengan ekspresi dingin andalanku.
krekk
" akhh--- "
" apa? " tanyaku tanpa basa basi. tau sekali aku niat pria busuk ini. dia pasti nyuruh reza buat bikin aku kesandung trus meluk dia. hello, rencana licikmu sungguh sangat jadul.
" bukan apa apa sih, cuma mau liat wajah lo dari dekat doang " jawabnya cengengesan. aku melirik reza yang masih mencoba menahan sakit karna kakinya masih ku injak agar tidak membuatku tersandung.
" jika tidak ada yang di bahas lagi, aku pamit. assalamu'alaikum " ucapku lalu membalikkan tubuh untuk pergi.
" tunggu!! " bagai adegan slow motion. tiba tiba si bule pirang menarik tanganku untuk berbalik menghadapnya. cukup lama dia memegang tanganku sambil berdiri, sehingga membuatku kesal di buatnya.
krakk
" akhhh--- "
" aku bukan cewek murahan!! " bisikku lalu pergi setelah menginjak kakinya dengan perasaan kesal. pria itu benar benar membuatku naik darah.
" hei tunggu!! " aku tidak menghiraukan panggilan siapapun itu dan tetap melanjutkan perjalananku menghampiri yang lain.
" huft "
" siapa itu tadi da? "
" ganteng da!! mintain nomornya dong! "
" kenalin napa da!! " aku menghela nafas kasar sambil mengusap wajahku lelah. aku lagi berapi api, mereka malah minta di kenalin.
" suruh abang atau sala atau rahma aja. jangan aku!! " jawabku dengan wajah yang mengenaskan. aku padahal berharap kehidupanku akan tenang di sini, nyatanya itu semua sirna seketika. aku yang gak ada cantik cantiknya ini malah di gondrong orang bule? entah dosa apa yang sudah aku perbuat di kehidupan terdahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments