Assalamualaikum....
Terima kasih sudah mampir di cerita ini
Semoga masih suka yaaa..
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sekarang, mereka bertiga tengah duduk berhadapan di ruang pemeriksaan.
"Baiklah Kya, seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa kandungan kamu itu sangat lemah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kandungan seorang wanita lemah. Namun untuk kasus yang kamu alami, mengingat ini adalah kehamilan pertama kamu, jadi penyebab utamanya karena bawaan lahir ya Kya, terlihat dari bentuk uterus kamu yang kurang lazim pada umumnya.
"Apa ini sangat berbahaya bagi perkembangan janinnya mbak..?" tanya Kyara mulai merasa khawatir. Bagaimanapun juga dia tidak mau kehilangan anaknya. Meskipun tidak menyukai kehadirannya, tapi tetaplah... anak ini adalah darah dagingnya.
"Tenang saja Kya, kandungan lemah bukan berarti kita tidak bisa mempertahankan babynya. Everything is gonna be oke... Ada banyak hal sebagai upaya pencegahannya sayang. Salah satunya, kamu harus selalu rutin memeriksa kehamilan kamu, mengkonsumsi makanan yang bernutrisi, hindari substansi yang berbahaya, seperti rokok dan alkohol...terus..."
"Ish mbak ini...., masa iya Kyara ngerokok atau minum, ada-ada aja..." Aaron memotong pembicaraan dokter Risa.
"Eits... jangan salah, Kya memang bukan perokok aktif, tapi dia tetap saja bisa menjadi perokok pasif, jika dia berkumpul atau dekat dengan orang yang sedang merokok. Dan kamu juga..., berhenti merokok..!! Setidaknya dihadapan Kya, kamu jangan ngerokok, karena itu berbahaya buat perkembangan bayi kalian !" Ah... seperti mendapat angin segar, dokter Risa langsung menasihati Aaron yang memang seorang perokok berat.
Aaron diam memikirkan kata-kata dokter Risa. Sepertinya memang ada benarnya, dia harus mulai terbiasa untuk tidak merokok, karena dia tidak ingin sesuatu terjadi pada calon anak Kyara. Dia tersenyum saat memikirkan kata-kata dokter Risa tentang "bayi kalian." Membayangkan dirinya akan menjadi seorang ayah dari anak Kyara.
"Pluk" tiba-tiba sebuah ballpoint sukses mendarat di wajahnya. Aaron pun kaget, dia memegang dahinya yang agak nyeri karena benturan ballpoint itu, "Ah mbak ini, iseng banget sih... sakit nih..." gerutu Aaron sambil membungkuk mengambil ballpoint tersebut dan meletakkannya kembali di tempatnya.
"Lagian kamu.... senyum-senyum sendiri, kayak orang kesurupan..." tukas dokter Risa.
Kyara tersenyum melihat interaksi keduanya. Sepertinya mereka sudah sangat akrab, sehingga interaksi mereka selayaknya kakak adik saja.
"Abaikan saja bocah itu Kya... kita kembali lagi ke pembahasan tadi ya...! Jadi jangan lupa, kamu harus ekstra menjaga kehamilan ini ya, karena ini juga kan kehamilan pertama kamu. Pointnya...kamu nggak boleh terlalu beraktivitas berat dan jangan terlalu banyak pikiran. Untuk hal-hal lainnya, kita pikirkan nanti saja, karena sejauh ini mbak belum mendengar keluhan apapun dari kamu. Atau.... memang nggak ada keluhan ya Kya...? Calon babynya nggak rewel ya..?" tanya dokter Risa.
Kyara diam, mencoba mengingat apa yang terjadi selama dia hamil. Tapi dia merasa baik-baik saja. Dia hanya merasa pusing dan mual kalau di pagi hari. Tapi ketika dia browsing tentang hal itu, jawabannya kalau itu adalah hal yang wajar bagi wanita yang sedang hamil. Namun karena penasaran, Kya pun bertanya. "Mbak, aku sering merasa mual dan terkadang muntah di pagi hari, waktu aku browsing di internet, katanya itu hal yang wajar bagi wanita hamil, benarkah..?"
Dokter Risa tersenyum, "Itu namanya morning sickness. Ya... kebanyakan terjadi pada trisemester awal kehamilan. Itu hal yang wajar Kya, namun jangan terlalu diabaikan juga. Karena jika itu terus terjadi, atau mual dan muntahnya sangat parah dan sering terjadi, maka tubuh kita akan kekurangan cairan, pada akhirnya mengalami dehidrasi, terlebih lagi jika kita sulit menerima makanan. Saran saya, coba ditahan jika ingin muntah. Kalaupun tidak sanggup, maka atasi dengan cemilan yang bergizi. Yang penting harus ada asupan makanan yang masuk ke tubuh kita untuk mengganti kembali apa yang telah kita muntahkan. Jangan biarkan perut kita kosong, itu pointnya..!"
"Ada cara lain nggak mbak...?" tanya Aaron.
"Eits kamu ini....kayak petasan, nyambar aja omongan orang..." tukas dokter Risa.
"Mbak kenapa sih...? Sentimen banget sama aku. Yang hamil kan Kyara, kok yang sensinya mbak...!!" gerutu Aaron.
"He...he...he..., kamu nggak tahu ya...? Mbak kan lagi hamil juga..." kata dokter Risa sambil mengusap perutnya yang masih datar.
"What...!! Gila ya mas Anton... beneran nih mbak...? Bukannya Zein masih kecil ya...?" Aaron tak percaya dengan apa yang diucapkan dokter Risa. Pasalnya Zein, anak kedua dokter Risa baru berumur 2 tahun. Tapi, memang Aaron tahu kalau Anton, suaminya dokter Risa sangat ingin memiliki banyak anak.
"Kehamilan itu anugerah.... jadi nggak boleh ditolak.." kata dokter Risa.
"Iya.. iya... terserah mbak saja..." kata Aaron yang memang selalu kalah jika berdebat dengan teman kakaknya itu.
"Kamu tenang Ar, nih mbak kasih resep vitamin untuk mengurangi gejala morning sick nya Kyara, entar kamu tebus di apotek ya...!" kata dokter Risa menyerahkan secarik kertas yang berisi resep vitamin.
"Gratis nih mbak...?!" gurau Aaron menerima kertas tersebut.
"Eits nih bocah.... dari kecil minta gratisan mulu. Emang ini rumah sakit punya mbak...!!" tukas dokter Risa kesal.
"Tenang mbak, becanda... becanda.... Dasar bumil, sensii terus..." jawab Aaron sambil beranjak dari kursinya. "Sudah kan mbak...? Ayo Kya... kita pulang..! Lama-lama di sini, bisa-bisa keluar nggak utuh gue...!" Aaron menggenggam tangan Kyara dan menariknya agar Kyara berdiri.
"Pluk" untuk yang kedua kalinya ballpoint itu mendarat manis di bagian tubuh Aaron, kali ini mengenai kepalanya.
"Tuh kan....bener yang aku bilang...Ayo Kya, keburu singa betina itu ngamuk...!" seru Aaron.
"Dasar.... adik nggak ada akhlak ya...awas kamu..!!" seru dokter Risa.
"Eit... jangan marah mbak, nanti anaknya mirip Aaron loh...!!" tanpa sadar Kyara pun mulai terbawa suasana dalam interaksi kedua orang yang menurutnya terasa nyaman sekali berada dengan mereka.
"Astaghfirullah... amit-amit....jangan sampai kamu kayak uncle Ar ya nak...?" gumam dokter Risa seraya mengusap-usap perutnya.
"Mbak...aku masih dengar loh...." jawab Aaron.
Kyara tertawa melihat hal itu. "Baiklah mbak, Kya pamit dulu ya... Terima kasih atas waktu dan semua penjelasannya." pamit Kyara.
"Ah iya Kya... kalau ada apa-apa, jangan sungkan hubungi mbak ya..? Kamu minta aja nomor mbak sama Aaron. Take care ya Kya...!"
Kyara mengangguk.
"Hey bocah...! jagain ponakan mbak ya...!" teriaknya pada Aaron yang sudah berlalu mendekati pintu keluar.
"Oke...onty..." jawab Aaron tanpa menoleh.
Kyara pun mengikutinya dari belakang. Tenanglah nak...! Bunda pasti akan menjagamu. Maafkan bunda yang masih belum bisa menerimamu sepenuhnya, perlahan tapi pasti, bunda yakin bunda bisa mencintaimu. Bunda janji, bagaimanapun keadaannya, bunda akan mempertahankanmu. Batin Kyara seraya memegang perutnya yang masih datar
Bersambung...
Terima kasih yang sudah berkenan mampir di novel pertama saya...
Kritik, saran, like, vote n komennya ditunggu..
Tinggal beberapa part nih menuju ketegangan...🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Adam
single parent
2022-07-26
5
👑Meylani Putri Putti
15 like dulu ya
2021-08-01
3