Assalamualaikum readers...
Mohon maaf baru bisa up ya..
Maklum, mengerjakan tugas negara dulu...
Semoga masih suka sama ceritanya...
Jangan lupa like ya jika berkenan...🙏🙏
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Tiba di tempat kost-an, Kyara disambut Sisil yang sudah berdiri di depan pintu kamar kost-nya. "Ra...lo dari mana...? Kenapa semalam lo nggak pulang ? Lo tahu, gue khawatir banget, lo kemana sih...? Sisil mencehcar Kyara dengan berbagai macam pertanyaan.
"Mohon maaf nona, kami mau masuk. Jadi jangan halangi langkah kami !" kata Aaron yang merasa kesal karena Sisil masih saja berdiri di depan pintu.
"Kau...! Ah... iya, gue lupa, maaf....Mana kuncinya Ra...? Sini..gue bukain...!" Sisil meminta kunci dari Kyara.
Kyara merogoh saku tasnya dan memberikan kunci kamarnya ke Sisil. Setelah pintu terbuka, mereka berempat pun masuk.
Aaron masih memapah Kyara, sedangkan Bagas masih setia mengekor di belakang mereka. Sisil mengikuti langkah mereka.
Kyara duduk di sofa,"Apa nggak sebaiknya kamu istirahat di kamar saja Kya..?" saran Aaron.
Sisil memandang Aaron dan Kyara bergantian, merasa heran. Semalam Kyara nggak pulang, begitu dia pulang, langsung diantarin dua cowok ganteng. Emang Kyara dari mana ya ? Terus... kenapa dia keliatannya lemes ganget ya...? Apa, jangan-jangan dia sakit..? batin Sisil.
Aaron menatap Sisil yang sedang melamun. Menjentikkan kedua jarinya di depan wajah Sisil. Sisil kaget mendapati dua jari tepat diwajahnya "Eh...kenapa tuan...?" tanya Sisil.
"Kamu kenapa ngelamun....? Aku tanya.. dimana dapurnya...? Aku mau ngambil air minum buat Kyara " tanya Aaron.
"Eh...tuan duduk saja...! Biar aku yang membawakannya..!" ujar Sisil sambil menuju ke arah dapur. Tak lama kemudian, Sisil datang dengan membawa nampan, berisi air putih dan setoples cemilan untuk disuguhkan kepada tamu Kyara.
Aaron segera mengambil salah satu gelas tersebut dan menyerahkannya kepada Kyara. Kemudian dia mengeluarkan bungkusan kecil yang isinya obat, memilih-milih obat yang harus dimakan Kyara hari ini dan menyerahkannya kepada Kyara. Sangat telaten sekali dia mengurus Kyara.
Ah... ngapain sih Aaron mesti ngurus dulu nih cewek, siang deh....gue pasti telat lagi ke bengkel... gerutu Bagas dalam hati...Ya..! masih tetap dalam hati, mana berani Bagas komplen akan sikap Aaron secara langsung.
Sisil masih tetap berdiri. Pandangannya terkunci pada lelaki tampan yang sedang membantu Kyara meminum obat. Lelaki itu membantu Kyara merebahkan tubuh Kyara di sofa dengan sangat hati-hati, seolah Kyara adalah barang pecah belah yang harus dijaganya agar tidak terjatuh. Hmm.... siapa lelaki itu, apa pacar barunya Kyara...? Tapi nggak mungkin deh... Kyara bukan type cewek yang mudah berpaling....Trus... siapa lelaki itu...? Kenapa dia sangat perhatian banget sama Kyara...? batin Sisil
sedang Bagas, jangan ditanya...., ekspresinya masih tetap datar. Tapi kali ini hati kecilnya bertanya, Sehebat apa gadis itu, sampai-sampai Aaron begitu peduli padanya...?
"Kamu mau pindah ke kamar...? Aku bantu ya...?" kata Aaron.
Kyara hanya menggeleng lemah, "Aku nggak apa-apa Ar..., kamu pulang aja...!"
"Kamu yakin...? Entar kalau butuh sesuatu gimana...? Ingat..!! Kata dokter kamu harus bedrest selama seminggu loh...!"
"What...!! Bedrest..?? Seminggu...??" tiba-tiba Sisil berteriak, sampai-sampai Aaron dan Bagas menutup telinganya karena kaget. Kyara yang sudah lama mengenal Sisil hanya tersenyum saja melihat kelakuan Sisil.
"Berarti sakit lo parah dong Ra...?" kata Sisil. "Terus... kerjaan lo gimana...?" lanjutnya lagi.
Aaron menarik napas dalam mendengar ocehan Sisil. Tapi nggak mungkin juga dia menjelaskan pada Sisil tentang sakit yang dialami Kyara itu karena hamil. "Sstt...berisik...!!" ujar Aaron. Sisil pun mencibirkan mulutnya ke arah Aaron, sebagai tanda dia sedang protes akan perkataan Aaron.
"Sudahlah...!! Kalian jangan bertengkar..! Lebih baik kau pulanglah Ar...! Aku mau istirahat, badanku capek sekali." Kyara berusaha menengahi, karena takut terjadi perdebatan antara Aaron dan Sisil. Bagaimanapun juga, Kyara sangat mengenal sifat keduanya. Sepintas sifat mereka sama. Sama-sama keras kepala dan tak mau ngalah. Bedanya, Aaron hanya akan mengalah pada Kyara saja.
Aaron menoleh ke arah Kyara, "Yakin...??" tanyanya lagi.
Kyara mengangguk dan tersenyum, "One hundred persen...!" katanya sambil menempelkan ujung jari telunjuk dan ibu jarinya membuat bulatan sempurna, pertanda dia merasa baik-baik saja.
Aaron tersenyum lembut, "Oke...aku sama Bagas pulang dulu, besok kita ke sini lagi ya..? Dan kamu nggak boleh nolak, oke...!!"
Kyara mengangguk, dan pada akhirnya mereka pun pulang meninggalkan Kyara dan Sisil. Tapi sebelum keluar kamar kost, Aaron menegur Sisil, "Hey nona..! tolong jagain dia ya...! Awas...! Jangan sampai lecet..!!" ancamnya.
Sisil yang mendapat ancaman dari lelaki yang tidak dikenalnya, hanya bisa bengong saja. Sedang Bagas, geleng-geleng kepala melihat kelakuan Aaron.
Sepeninggal kedua pria tampan itu, Sisil mendekati Kyara. Dia masih penasaran dengan kejadian hari ini. "Sebenarnya kemarin lo kemana sih Ra...? Kok baru pulang sekarang, dengan kondisi sakit lagi...??" gerutu Sisil.
Kyara menghela napasnya, "Kemarin aku ke supermarket, mau beli kebutuhan dapur, tuh...!" sambil menunjuk barang belanjaan Kyara yang kemarin dibelinya. "Saat hendak nyebrang, tiba-tiba ada motor yang nyerempet aku, abis itu aku nggak tahu apa-apa lagi. Pas sadar, aku udah ada di rumah sakit." kata Kyara menjelaskan.
Sisil kaget, "Lo nggak kenapa-kenapa kan...?" sambil membolak-balikkan punggung Kyara, mengecek tangan dan kakinya. Ya...! memang ada sedikit lecet di kaki dan pelipisnya.
Kyara tersenyum, "Aku baik-baik saja kok...!!"
"Terus... yang bawa lo ke rumah sakit siapa..?" tanya Sisil lagi.
Kata dokter sih Aaron sama temannya.." jawab Kyara.
"Kedua pria tadi...? Lo kenal mereka Ra...? Atau... baru kenal...?" tanya Sisil lagi.
"Kalau yang satu sih aku udah lama kenal, karena memang dia temanku waktu sekolah asrama dulu. Kalau satunya lagi, aku nggak tahu..." jawab Kyara.
"Pasti yang lo kenal, yang songong itu ya...? karena... dari yang gue lihat, dia perhatian banget sama lo... Jangan-jangan.... dia pacar baru lo ya...? Ayo ngaku...!" tuduh Sisil.
"Apaan sih lo Sil...", jawab Kyara sambil memukul pelan tangan Sisil.
"Eh Ra.... cowok songong itu nyuruh li bedrest seminggu, emang lo sakit apa sih...?" tanya Sisil lagi.
Kyara bingung harus menjawab apa. Dia merasa malu dengan keadaan yang sebenarnya saat ini pada Sisil. Bagaimanapun juga, ini adalah aibnya, dia hamil di luar nikah. Tapi, kehamilan ini juga perlahan tapi pasti akan diketahui orang juga.Jantung Kyara berdegup kencang memikirkan hal itu, tapi sekilas dia teringat kata-kata Aaron untuk tidak terlalu banyak pikiran. Dia tersenyum menatap Sisil, "Nanti kalau aku sudah siap, aku pasti cerita Sil... Sekarang aku mohon bantuan kamu ya... Izinkan aku untuk seminggu ini ke Pak Rino kepala bagian produksi. Ini surat sakitnya !" kata Kyara membuka tasnya dan menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter ke Sisil.
Sisil mengambil surat itu, menyimpannya ke saku bajunya. Tiba-tiba dia mendorong meja dan kursi ke tepi, membiarkan ruang kosong di tengah agar lebih lebar lagi.
"Kamu ngapain Sil...?" tanya Kyara yang terheran-heran atas kelakuan Sisil.
"Baiklah nona, karena lo harus bedrest, gue berniat memindahkan kamar lo ke ruangan ini. Jadi kalau lo mau ke kamar mandi, nggak harus berjalan jauh. Dan juga kalau lo bosan, lo bisa nonton TV. Satu lagi... mulai malam ini, gue akan tidur di sini buat jagain lo sampai lo benar-benar sembuh, dan.. gue nggak suka penolakan...!!" kata Sisil tegas.
Kyara tersenyum, "Baiklah kak Sisil... aku setuju..." jawab Kyara. Ya...! usia Sisil memang dua tahun lebih tua dari Kyara, tapi karena perawakannya kecil dan imut, jadi mereka terlihat seperti seumuran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
🎤Marisa🎧
baik banget ya sisil
2022-09-15
0
Resti Oktaviani
co cweet banget sih
2022-07-25
1
Adam
co cweet sih, aaron
2022-07-11
2