Assalamualaikum readers...
Terima kasih karena sudah setia menunggu kelanjutan ceritanya...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Keesokan harinya, Kyara sudah siap, dia sedang duduk di beranda kamar kost nya.
"Kamu mau kemana Kya sayang...?" tanya Bu Rena tampak heran melihat Kyara sudah terlihat rapi.
"Kya mau kontrol bu..." jawab Kyara.
"Oh...mau ibu temenin nak..?" tanya Bu Rena.
"Nggak usah bu, Kya pergi sama Aaron dan temannya." jawab Kyara sopan, takut menyinggung perasaan Bu Rena.
"Oh...ya sudah.."
"Tin...tin..." mobil sudah berhenti di halaman depan. Aaron turun dari mobil, sedang Bagas, dia diam saja di belakang kemudi.
"Pagi bu...!" sapa Aaron.
"Pagi nak Aaron, mau nemenin Kya kontrol ya...?" tanya Bu Rena.
"Iya bu." jawabnya. "Sudah siap Kya...?" tanyanya pada Kyara.
"Siap Ar..." jawab Kyara. "Bu, Kya pamit dulu ya, do'ain Kya ya bu !" pamit Kyara sambil mencium tangan Bu Rena.
"Tentu sayang, ibu selalu mendo'akan yang terbaik untuk kamu. Semoga lekas pulih kembali kesehatanmu. Hati-hati ya nak Ar... ibu titip Kyara..!"
"Pasti bu...! Mari bu... Assalamualaikum..." pamit Aaron.
"Waalaikumsalam..." jawab Bu Rena.
Merekapun akhirnya pergi menuju rumah sakit. Tiba di rumah sakit, Aaron dan Kyara segera masuk, sedangkan Bagas ke tempat parkiran untuk memarkirkan mobilnya.
Tiba di ruang tunggu poli kandungan, sudah banyak ibu-ibu hamil yang hendak diperiksa. Mereka ditemani oleh para suaminya. Hati Kyara merasa teriris melihat pemandangan itu. Dia membayangkan, seandainya dia memiliki suami, pasti posisi Kyara akan seperti ibu-ibu hamil tersebut. Astaghfirullah hal adzim... kenapa aku harus iri dengan nasib mereka, seharusnya aku bersyukur, meski hanya sebagai teman, tapi masih ada orang yang mau menemaniku memeriksakan kehamilanku. Batin Kyara.
"Ibu Kyara...!" tiba-tiba seorang perawat memanggil namanya.
Aaron segera menghampiri Kyara dan langsung memapahnya, membuat mata para pasangan yang berada di ruang tunggu berdecak kagum.
"Masya Allah.... sudah tampan, perhatian pula..." kata pasien A.
"Iya... istrinya juga cantik.." kata pasien B.
"Itu pasti kehamilan pertamanya, soalnya sang suami terlihat bersemangat sekali ya nemenin istrinya kontrol." kata pasien C.
"Ah dek...mau anak pertama, kedua, ketiga... yang namanya suami pasti tetap semangat menemani istrinya periksa kehamilan, macam abang ini.." jawab suami pasien C. Sang istri hanya tersenyum mesem, merasa malu atas perhatian pasien-pasien yang berada di ruang tunggu, yang tersenyum padanya.
"Benar itu pak..." salah seorang suami menimpali pendapat bapak tersebut.
"Tok...tok...tok..." Aaron mengetuk pintu ruang periksa.
"Masuk...!" perintah seseorang dari dalam.
Aaron membuka pintu, tampak seorang dokter wanita yang sangat anggun dengan kerudung peachnya. Dia tersenyum saat melihat orang yang membuka pintu adalah Aaron. "Ah... Aaron.... masuklah.!!" perintahnya.
Aaron masuk, tangannya tetap menggandeng Kyara, memapahnya menghampiri dokter wanita tersebut.
Sang dokter tersenyum melihat tingkah Aaron yang sangat perhatian. Hmm... gadis yang sangat cantik, pantas saja jika dia sangat istimewa bagi Aaron. Batinnya.
"Pagi dok...!" sapa Aaron.
"Pagi menuju siang Ar.... silakan duduk...!"
"Eh... udah siang ya dok...?"
"Kamu ini...! Sudah jangan panggil dokter, panggil saja seperti biasanya." kata dokter wanita tersebut.
"Tapi, ini kan di tempat kerja dok..." tukas Aaron.
"Ish...kamu ini ya...!" kata dokter itu sambil tersenyum. "Oh... jadi ini ya... cewek spesial kamu...?" dokter wanita itu mulai menggoda Aaron.
Kyara kaget, tiba-tiba pipinya bersemu merah mendengar ucapan dokter itu.
"Ah mbak ini..." Aaron tersipu malu, tak pernah menyangka kalau teman kakaknya itu akan memberikan serangan seperti itu.
"Kenalkan, nama saya Risa..." dokter wanita itu mengulurkan tangannya.
Kyara menyambut uluran tangan sang dokter, "Kyara dok..." katanya.
"Ah... jangan terlalu formal, panggil saja mbak Risa, seperti Aaron." katanya. "Baiklah Kya, bisa kita mulai..?" tanyanya lagi.
Kyara mengangguk, ada rasa cemas tersirat di wajahnya.
Melihat ekspresi Kyara yang seperti itu, dokter Risa mulai menghampirinya, "Tidak usah takut Kya..." dokter Risa menggenggam tangan Kyara, mencoba memberikan kekuatan. "Ayo, kita ke kamar periksa, kita lihat perkembangan babynya."
Kyara menatap wajah dokter Risa, ada rasa kenyamanan saat dokter itu menggenggam tangannya. Diapun mengangguk dan mereka pergi menuju kamar pemeriksaan yang bersekatkan tirai saja.
"Berbaringlah...!" perintah dokter Risa.
Kyara berbaring. Dokter Risa mengangkat sedikit baju Kyara, mengoleskan gel bening di perut Kyara dan mulai memutarkan stik transducer di atas perut Kyara. "Boleh dilihat dilayar Kya, ini adalah kantung rahim, dan titik ini, ini adalah janinnya Kya. Masih kecil ya, bentuknya saja masih seperti biji kacang. Tapi tidak apa-apa, itu hal yang wajar, mengingat usia kehamilan kamu baru mau menginjak minggu keempat. Over all is oke..., hanya saja... kandungan kamu sangat lemah kya..."
"Itu kenapa ya mbak, apa ada faktor penyebabnya..?" tiba-tiba Aaron sudah berdiri di belakang dokter Risa.
"Ish...kau ini, mengagetkan mbak saja..!" kata dokter Risa yang merasa kaget akan kehadiran Aaron, hmm padahal tadi dia sama sekali tidak menyuruh Aaron masuk ke kamar pemeriksaan. Sepertinya rasa penasaran Aaron yang menuntun langkahnya untuk mengikuti mereka ke kamar pemeriksaan. "Kita jelaskan di luar saja ya..! Biar lebih leluasa..." dokter Risa membersihkan bekas gel yang ada di perut Kyara, setelah itu dia mencetak hasil USG nya dan membawanya keluar.
Kyara merapikan bajunya, kemudian turun dari ranjang. Sedangkan Aaron yang menyadari telah melihat sebagian dari tubuh Kyara, merasa malu dan segera mengikuti dokter Risa keluar kamar pemeriksaan.
Bersambung...
Terima kasih sudah mampir di karya pertamaku.
Semoga masih suka ceritanya...
Jangan lupa kritik, saran, like, vote n komennya author tunggu ya....🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Adam
cocok nih
2022-07-26
2
syafridawati
like mampir kak di pulau kematian
2021-08-29
7
Perjuangan cinta Tuan Muda
jadiin kyara sm aaron ya thor.
2021-05-11
3