Assalamualaikum readers...
Semoga masih menunggu kelanjutan ceritanya
Jika berkenan tolong vote nya yaaa
Terima kasih...🙏🙏
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Keesokan harinya, azan subuh berkumandang merdu. Kyara mengerjapkan matanya. Tampak Sisil di sebelahnya masih terlelap. Kyara mulai bangkit, dengan hati-hati dia berjalan pelan untuk ke kamar mandi. Dia tidak ingin kegiatannya bisa membangunkan Sisil. 15 menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya untuk menunaikan solat subuh.
Sementara itu di ruang tamu, Sisil yang sudah terbangun dan mendapati Kyara tidak berada di sampingnya, mulai kelabakan. Dia segera lompat pergi ke kamar mandi, dia berpikir, mungkin saja Kyara sedang berada di kamar mandi. Tapi ternyata tidak ada. Sisil pun mulai panik. "Ra... Ra...!" teriak Sisil.
Kyara yang mendengar Sisil berteriak, langsung melepas mukenanya, "Iya Sil... aku di kamar..." jawab Kyara.
Sisil pergi ke kamar, benar saja... Kyara sedang duduk di tepi kasur. "Lo kenapa nggak bangunin gue, kalau lo jatuh, gimana...? Kenapa lo jalan sendiri..?" kata Sisil cemas.
"Sudahlah Sil... nggak usah terlalu berlebihan, aku baik-baik saja kok...!" kata Kyara.
"Ya sudah...yuk ke depan lagi..!" ajak Sisil sambil memapah Kyara.
Tiba di ruang tamu. "Lo istirahat lagi ya..! Gue mau solat dulu, abis itu gue mau keluar, nyari makan buat sarapan... Sorry ya Ra...gue nggak bisa masak..." ucap Sisil penuh penyesalan.
"Nggak apa-apa kok Sil...Sorry, aku jadi ngerepotin kamu..." kata Kyara merasa nggak enak.
"Uuhhh....co cweeeetttt...sini...sini...gue peluk lo..!" kata Sisil merentangkan tangannya, dan akhirnya mereka pun berpelukan.
Siang hari, Kyara ditemani oleh Bu Rena, karena Sisil harus berangkat kerja. Sisil meminta bantuan Bu Rena untuk menjaga Kyara. Sisil menceritakan keadaan Kyara yang sedang sakit kepada Bu Rena, dan tentunya Bu Rena tidak merasa keberatan untuk menjaga Kyara. Baginya, Sisil dan Kyara sudah seperti anaknya sendiri.
Sementara itu di kampus "GD University"
"Gas, abis lunch lo ada kelas nggak..?" tanya Aaron.
"Enggak." jawab Bagas singkat.
"Temenin gue ke tempatnya Kyara yuk..!" pinta Aaron.
Bagas mengernyitkan dahinya, bukannya baru kemarin ya mereka antar Kyara pulang, masa iya sih sekarang harus datang lagi, kayak yang nggak ada kerjaan aja.
"Kemarin, kita baru dari sana kan..?" kata Bagas mengingatkan Aaron, kali aja lupa, pikirnya.
Aaron menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Iya sih... tapi gue khawatir Gas..." jawab Aaron.
"Lo bisa pergi sendiri kan Ar...?" tanya Bagas lagi.
"Bisa sih... tapi gue takut timbul fitnah Gas,.. Ayolah.. temenin gue ya...please...mau ya..?" lanjut Aaron.
Bagas hanya bisa menghela napasnya...
Setelah makan siang, akhirnya dengan ditemani Bagas, Aaron pun berkunjung ke tempat kost Kyara.
Aaron mengeluarkan ponselnya, mencari nama kontak Kyara dan mulai mengetikkan pesan.
Hei Mahmud... hari ini kita mau main ke tempat kamu. Kamu mau dibawain apa ? (Aaron)
"Ting" tak lama kemudian ponselnya berbunyi, notifikasi sebuah pesan masuk.
"Nggak usah Ar... aku lagi nggak mood makan." (Kyara)
"Tapi kamu harus tetap makan, kasihan babynya.." (Aaron)
"Kamu bawain aku stroberi aja deh..!" (Kyara)
"Oke....siap meluncur Mahmud..." (Aaron)
"Gas....cari stroberi dulu yuk...!" ajak Aaron.
Bagas menggelengkan kepalanya, Duh... ada-ada aja nih bocah, kok perhatian banget... Tunggu..!! Apa jangan-jangan dia suka sama tuh cewek...?? Ah...bodo amat, ngapain juga gue pikirin. Tapi, masa iya sih gue harus ngekorin dia terus...!!" rutuk Bagas dalam hati.
Dua jam mereka berkeliling dari mulai minimarket sampai supermarket, akhirnya stroberi yang diminta Kyara pun berhasil juga Aaron dapatkan, meskipun penuh perjuangan. Ah.... keinginan bumil memang selalu diluar jangkauan akal sehat, Aaron menggelengkan kepalanya mengingat kejadian beberapa menit sebelum mereka pergi ke tempat Kyara.
"Ting" notifikasi WhatsApp masuk lagi, Aaron segera membuka layar ponselnya, "Kyara, ada apa lagi ?" gumamnya.
"Ar... stroberinya yang putih ya...?" (Kyara)
"Ah Kya.... yang benar saja....mana ada stroberi putih, di mana-mana stroberi itu merah..." (Aaron)
"Ada kok Ar.... aku pernah baca di artikel online.." (Kyara)
"Tapi Kya...." (Aaron)
"Pokoknya kalau nggak ada yang putih, ya sudah nggak usah bawa apa-apa !" (Kyara)
"Oke...oke Mahmud...tak cariin, kalau perlu sama warna ungu sekalian...!!" (Aaron)
"Pluk" tiba-tiba tepukan dibahunya membuyarkan lamunannya.
"Ayo...keburu sore..!" ajak Bagas.
Aaron mengangguk, kemudian mereka melangkah menuju tempat parkir untuk kembali melakukan perjalanannya.
Sepanjang perjalanan Aaron tak henti-hentinya tersenyum senang, karena telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan oleh Kyara, gadis yang telah lama ia kagumi....eits... jangan salah...kagum ya gaiss... hanya sebatas kagum.
Akhirnya, mobil pun tiba di tempat tujuan, setelah meminta izin pada satpam setempat, mobil menuju ke halaman rumah kost. Bagas memarkirkan mobilnya, setelah dirasa aman, merekapun keluar dari mobil, dan langsung menuju ke kamar kost Kyara.
"Assalamualaikum..." sapa Aaron dari luar.
"Waalaikumsalam..." Bu Rena menjawab sambil membukakan pintu. Wanita itu sangat terkejut mendapati dua orang pemuda tampan berdiri di depan pintu. "Anak-anak yang tampan ini cari siapa ya...?" tanyanya.
"Perkenalkan nama saya Aaron, dan ini teman saya, Bagas. Kami temannya Kyara..." jawab Aaron memperkenalkan dirinya dan Bagas kepada Bu Rena.
"Oh... temannya Kya toh...pasti mau jengukin Kya ya...? Saya Bu Rena, ibu kost di sini, juga ibu angkatnya Kyara. Ayo...mari..mari silakan masuk...!" perintah Bu Rena.
Aaron dan Bagas mengikuti Bu Rena dari belakang.
"Kya...ini ada teman-teman kamu datang." kata Bu Rena menunjuk Aaron dan Bagas.
Kyara tersenyum dan berusaha bangun dari tidurannya.
"Eh... nggak usah bangun...! Tiduran aja...!" kata Aaron dengan nada cemas.
Bu Rena memperhatikan hal tersebut dan tersenyum, Ah...sudah tampan, perhatian juga ini anak. batin Bu Rena. "Ayo...silakan duduk..! Ibu ke belakang dulu ya, mau mengambil minuman.." Kata Bu Rena.
"Nggak usah repot-repot bu..." jawab Aaron.
"Ah ibu nggak ngerasa direpotin kok, ibu malah senang kalian datang. Jadi Kyara ada teman ngobrol. Takutnya... Kyara merasa bosan ditemenin ibu terus...he..he..he..." Bu Rena tertawa terkekeh-kekeh.
"Ibu apaan sih... Kya nggak bosan kok ditemenin ibu, atau.... jangan-jangan ibu yang bosan nemenin Kya ya...." jawab Kya dengan nada merenggut.
"Ish...nih anak...mana ada seorang ibu yang merasa bosan merawat anaknya. Kamu sendiri tahu Kya. Kamu dan Sisil sudah ibu anggap anak. Ibu nggak pernah bosan sayang, merawat kalian adalah kesempatan yang terindah bagi ibu." kata Bu Rena sambil mengusap lembut kepala Kyara.
Kyara merasa terharu, "Makasih bu..." katanya lirih seraya memeluk Bu Rena.
"Oh iya Kya... Ajay kemana...? Ibu sudah lama nggak lihat dia. Dia sudah tahu kalau kamu sakit..?" tanya Bu Rena yang tiba-tiba teringat akan sosok Ajay yang dia tahu adalah sepupunya Kyara.
Kyara dan Aaron saling pandang mendengar pertanyaan Bu Rena.
"Dia...mm dia sedang sibuk bu..." jawab Kyara berbohong.
"Ya sudahlah... tidak apa-apa... Jangan sedih ya, masih ada ibu kok...!" lanjut Bu Rena.
Tiba-tiba....
"Assalamualaikum..." teriak seorang gadis yang langsung saja nyelonong masuk. Ya...! Siapa lagi kalau bukan Sisil.
"Nah...tuh... Sisil sudah pulang." kata Bu Rena. "Ibu tinggal dulu ya... kalian kan sudah datang ramai-ramai buat nemenin Kyara, jadi ibu nggak usah khawatir lagi Kya bakalan kesepian." kata Bu Rena, beranjak pergi dari kamar Kyara. Tiba-tiba Bu Rena menghentikan langkahnya, sepertinya dia baru saja teringat sesuatu, "Oh iya Sil.... ibu lupa, noh... tamunya belum dibikinin minuman, tolongin yaaaa...?" tanpa merasa bersalah diapun berlalu dari hadapan para anak muda itu.
"Ah ibu.... nggak tahu apa, kalau anaknya capek baru pulang kerja." gerutu Sisil sambil beranjak pergi ke dapur, sekalian juga dia mengambil mangkuk untuk tempat pesanan Kyara tadi pagi.
Tak lama kemudian, Sisil kembali dengan nampan yang berisi gelas minuman dan cemilan. "Silakan tuan-tuan...!" katanya sambil meletakkan gelas-gelas beserta cemilannya di atas meja.
Bagas yang sedari tadi merasa haus, langsung mengambil minuman tersebut dan mereguknya.
"Itu mangkuk untuk apa Sil...?" tanya Kyara yang heran melihat Sisil memegang mangkuk.
"Hey.... baru dikasih sakit sehari saja, tapi sudah pikun ya...?" kata Sisil heran. "Buat ini...!" sambil menunjukkan bungkusan hitam yang tadi dibawanya. "Pesanan lo, mie ramen ekstra pedas level 10."
"Apa..!!!" teriak Aaron.
Sisil yang merasa kaget dengan teriakan Aaron langsung menutup telinganya. "Hey tuan...!! B aja kali..., enggak usah teriak-teriak kayak gitu...!" bentak Sisil.
Kyara hanya diam saja, tiba-tiba dia teringat akan pesanannya pada Aaron. "Eh Ar... pesananku mana..?" tanyanya penuh harap.
Aaron menyerahkan bungkusan plastik hitam ke arah Kyara.
Kyara menerimanya penuh suka cita.
Sisil heran, "Apaan tuh Ra...?" tanyanya.
"Nih...mau...?" Kyara menyerahkan bungkusan itu.
Sisil melihatnya, "What..!! Gila lo Ra...ini kan masam banget...Udah jangan dimakan, nanti kamu sakit perut...!" cegah Sisil sambil menyambar buah stroberi yang hendak dimakan Kyara.
"Ah... Sisil mah gitu...." rengek Kyara tak terima buah stroberi yang hampir masuk mulutnya tiba-tiba diambil Sisil. Kemudian kyara mengambil mangkuk mie ramennya dengan wajah cemberut.
"Ah Ra....hari ini lo kenapa sih.... bukannya lo lagi sakit...? Tapi kok permintaan lo aneh-aneh banget. Pertama lo minta mie ramen ekstra pedas, level 10 lagi. Kedua, lo nyuruh dia (menunjuk ke arah Aaron) buat beli buah masam ini. Lo tahu Ra..., lo kayak orang ngidam aja sih....Lo kan nggak suka makanan pedas sama masam.
"Uhuk...uhuk..." kyara yang sedang menikmati mie ramennya langsung tersedak mendengar perkataan Sisil.
"Ish...lo ini... hati-hati dong kalau lagi makan...!" tiba-tiba Sisil menyambar air minum yang sudah ditenggak Bagas dan memberikannya kepada Kyara.
Gila nih cewek....batin Bagas melihat kelakuan Sisil.
Kyara mengambil air minum itu dan mereguknya hingga habis. Kyara merasa terkejut akan ucapan Sisil. Sungguh ia takut kalau Sisil akan secepat ini mengetahui kehamilannya. Kyara belum siap menerimanya. Ya Tuhan.... tolong jaga aibku ini, setidaknya sampai aku mendapatkan kekuatan untuk tetap berdiri tanpa ada rasa khawatir....Bantu hamba Tuhan...pinta Kyara dalam hati.
Aaron mendengus kesal mendengar ucapan Sisil yang panjang lebar. Kayaknya mulut tuh cewek benar-benar nggak ada remnya....
Bersambung ya readers...
Terima kasih sudah mampir di sini
Semoga suka ceritanya...
Jangan lupa vote n komennya ya...
Kritik dan saran sangat author harapkan, untuk bisa berkarya lebih baik lagi...
🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Resti Oktaviani
aih bagas, kok kek nggak ikhlas temenannya
2022-07-25
1
Adam
sisil mang nyablak
2022-07-11
2
Chachan
ya Allah... sisil....
2022-03-08
2