Assalamualaikum readers ku
Terima kasih masih setia menunggu kelanjutan ceritanya....
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Semenjak Kyara sakit, hampir tiap hari Aaron menjenguknya. Tentunya bersama Bagas. Dan hari ini adalah hari kelima Aaron meminta Bagas menemaninya kembali untuk menemui Kyara.
Di kantin kampus.
"Sore ini, lo anterin gue ke tempat Kyara lagi ya ?" pinta Aaron kepada Bagas.
"Lo nggak bosen Ar....? Ini sudah hari kelima lo jengukin tuh cewek..." Bagas mencoba mengingatkan memori Aaron tentang kunjungan rutinnya. Agak jengah juga dia, akan sikap Aaron akhir-akhir ini.
"Ayolah Gas...?!" pinta Aaron.
Bagas menghela napasnya. Bagaimanapun juga Aaron adalah sahabatnya, dan dia tidak ingin mengecewakannya. "Oke.." jawabnya singkat. "Ar... boleh gue tanya sesuatu...?" lanjutnya.
Aaron mengangguk sambil memasukkan mie ayam ke mulutnya. Ya...! Siang ini mereka sedang berada di kantin kampus untuk menikmati makan siangnya.
"Lo suka sama tuh cewek...?" tuduh Bagas langsung.
Aaron tersedak, dia mengambil air mineral yang berada dihadapannya dan langsung mereguknya untuk meredakan rasa sakit di tenggorokannya.
Aaron menghela napas sejenak. Dia tersenyum tipis mengingat paras cantik nan ayu seorang Kyara. Bayangan masa lalu seorang gadis berseragam putih abu dengan rambut yang terikat satu ke atas seperti ekor kuda mulai menari-nari di benaknya.
"Hey...!! Di tanya kok malah senyum-senyum..!" tegur Bagas sambil menjentikkan jarinya dihadapan Aaron.
"Ah Gas...lo ngerusak kenangan gue aja...!!" tukas Aaron.
Bagas menggelengkan kepalanya, merasa aneh akan tingkah laku Aaron. "Lo belum jawab, lo suka dia..?"
"Siapa yang tidak menyukai gadis itu Gas...! Seorang gadis polos yang lembut dan selalu ramah terhadap semua orang. Dia gadis yang sangat pintar. Semua guru menyukainya. Wajah imutnya selalu ceria, meski gue tahu kalau terkadang dia harus memendam perasaan dan keinginannya. Di usianya yang masih sekolah, dia rela kehilangan masa remajanya hanya untuk mencari uang demi membiayai sekolahnya. Ayahnya seorang sopir angkot, sedangkan ibunya hanya seorang buruh pabrik garam di desa itu. Tapi karena kondisi badan ibunya yang sering sakit-sakitan, Kyara akhirnya menyuruh ibunya untuk berhenti bekerja, dan diapun menggantikan posisi ibunya di pabrik garam itu. Beruntungnya, yang mempunyai pabrik itu cukup baik sehingga beliau mengizinkan Kyara untuk bekerja paruh waktu di sana. Kyara memang orang yang sangat pandai bergaul. Tapi tidak dengan pria. Dia terlihat tidak begitu suka terhadap teman pria. Banyak teman pria yang berusaha menarik perhatiannya, tapi tak ada satupun dari mereka yang ditanggapinya. Pernah dia berkata kalau dia terlalu malu untuk mendapatkan perhatian seorang pria mengingat keadaannya tidaklah layaknya seperti gadis-gadis lain yang bersekolah di tempat bonafit itu. Jika lo tanya kenapa dia bisa sekolah di sana, itu karena dia penerima beasiswa semenjak tingkat SMP..." Aaron bercerita dengan tersenyum dan penuh semangat. Bayangan Kyara melintas di benaknya. Dia kembali diam menikmati bayangan itu...
"Terus...?" kata Bagas, dan itu membuat lamunan Aaron buyar seketika.
"Ya... terus rasa yang awalnya hanya sebuah kekaguman, entah mulai kapan menjadi rasa suka. Tapi disaat gue yakin kalau gue mencintainya, tiba-tiba Ajay bilang ke gue, kakau dia sangat mencintai Kyara. Dan lo tahu kan sifat Ajay yang tidak akan menyerah sebelum dia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Awalnya gue ragu, tapi melihat usaha-usaha Ajay dan kesungguhannya dalam mencintai Kyara, akhirnya gue kubur parasaan gue, melepaskan rasa cinta gue, terlebih lagi gue juga lihat kalau Kyara mencintai Ajay. Gue hanya bisa bisa berdo'a untuk kebahagiaan mereka. Tapi ternyata....heh.." Aaron menghela napasnya. "Gue nggak tahu semuanya akan berakhir seperti ini..." katanya.
"Dan sekarang...?" tanya Bagas.
"Maksud lo...?" Aaron balik bertanya.
"Perasaan lo....!" jawab Bagas.
"Entahlah.... yang gue tahu, saat ini gue harus ngelindungi dia. Hati gue sakit melihat penderitaannya." jawab Aaron.
"Hmmm....lo masih cinta dia Ar..." kata Bagas.
"Mungkin..." jawab Aaron santai. "Tapi cinta ini bertepuk sebelah tangan..." lanjutnya lirih. Dia tahu, dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan karena dia sangat mengenal Kyara, dan tahu persis bagaimana sifat keras kepalanya. Dia hanya berharap, dia bisa melindunginya, bisa menjadi teman yang bisa Kyara andalkan. Itu saja sudah cukup bagi Aaron, dia tidak ingin berharap lebih jauh lagi karena dia takut terluka untuk yang kedua kalinya.
Sore itu, pada akhirnya mereka pergi ke tempat Kyara. Tapi sebelumnya, Aaron dan Bagas pergi ke rumah sakit Insan Medika untuk membuat janji dengan dokter kandungan. Di rumah sakit ini, dokter kandungannya seorang wanita yang tak lain adalah teman kakaknya Aaron. Setelah itu, mereka mengunjungi Kyara.
Jalanan terlihat sepi, jadi 30 menit kemudian Aaron dan Bagas tiba di tempat Kyara.
"Tok...tok.. tok..." terdengar suara ketukan di pintu kamar kost Kyara. Kyara segera beranjak ke depan untuk membukakan pintu, "Sebentar..." teriaknya.
Sampai di depan, dia segera membukakan pintu, dan tampak kedua pria tampan itu berdiri di depan pintu.
"Kamu Ar....ayo masuk...!!" ajak Kyara.
Aaron dan Bagas pun masuk.
"Silakan duduk...!" Kyara mempersilakan kedua tamunya untuk duduk. "Bentar ya... aku ambilin minum dulu...!" kata Kyara hendak pamit ke dapur, tapi Aaron mencegahnya.
"Nggak usah Kya, kita cuma sebentar kok...Nih...!!" lanjutnya sambil menyerahkan sebuah kartu dan buku ke Kyara.
"Apa ini...?" tanya Kyara sambil menerima kedua benda itu.
"Itu kartu kunjungan sama buku pemeriksaan kehamilan. Aku sudah mendaftarkanmu untuk pemeriksaan esok hari." jelas Aaron.
"Oh.." jawab Kyara. "Harusnya nggak perlu repot-repot gini Ar. Aku bisa sendiri kok..." kata Kyara sambil membuka buku pemeriksaan kehamilan tersebut. Di buku itu terdapat tulisan yang menarik perhatiannya hingga Kyara mengernyitkan dahinya.
Aaron yang melihat perubahan Kyara, langsung bertanya, "Ada apa Kya...?"
"Eh...nggak...ini..! Kenapa kamu tulis nama kamu di sini..?" kata Kyara menunjuk biodata pemilik buku. Di sana tertera...
Nama ibu. : Kyara Adistya
Umur. : 20 tahun
Nama suami. : Aaron Damian
Umur : 21 tahun
Aaron tersenyum, "Kenapa...? Kamu nggak suka..?" tanyanya lagi.
"Bukan begitu Ar...., tapi...mm..."jawab Kyara kebingungan.
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Itu hanya sekedar formalitas saja. Lagipula dokter kandungannya Mbak Risa, teman kakakku..." jawab Aaron santai.
"Ah Ar.... aku malu..." kata Kyara. "Dia pasti sudah tahu tentang aku yang sebenarnya, karena kalau teman kakakmu....mm... dia pasti tahulah, kalau kamu bukan suamiku."
Aaron menggenggam tangan Kyara, menatapnya lekat. "Kya, jika kamu mau, aku bersedia menjadi suamimu." ah... entah keberanian darimana sehingga Aaron sanggup mengucapkan semua itu.
"Deg" tiba-tiba jantung Bagas berpacu lebih cepat mendengar Aaron berkata seperti itu terhadap Kyara. Entahlah.... perasaan apa ini ? Yang jelas, Bagas merasa tidak suka dengan apa yang sedang terjadi dihadapannya.
Pelan tapi lembut dan penuh kepastian, Kyara menarik tangannya dari genggaman tangan Aaron. Dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Ah Ar...gurauanmu, basi banget...!!" jawabnya.
"Ah...kau benar Kya, aku nggak pandai bohong ya...! Ketahuan deh..." jawab Aaron mencoba menutupi kegugupannya. Padahal aku serius Kya... katanya dalam hati. Dan mereka pun tertawa bersama.
Entah kenapa hati Bagas merasa lega setelah mendengar perbincangan terakhir mereka.
"Baiklah Kya, aku pamit dulu. Besok jangan lupa ya..., jam sembilan aku jemput kamu, oke...!" kata Aaron
"Siap bosss...!!"jawab Kyara.
Dan mereka berdua pun pamit pulang kepada Kyara.
Bersambung...
Terima kasih ya readers...
Jangan lupa kritik dan sarannya supaya author bisa lebih baik lagi dalam berkarya...🙏🙏
Jika berkenan, mohon like, vote n komennya...🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-06-23
0
Adam
aaron gentle
2022-07-26
1
Emak Femes
Aaroon saranghaeee💟💟
2021-05-26
2